25 December 2011
21 December 2011
Chaos
Okay.
Let me tell you one thing straight here.
After those up-and-downs, after all the time we spent together, after all the tries and tears, after all the love and heartache we felt,
I decided to stop.
I know, I may sound really stupid here in my own blog,
but I admit, that I am.
Being brokenhearted isn't my fave thing to have, actually.
Oh no one likes it though.
The reason is, this is the final exhausted moment in my life.
I don't want to put the blame on anyone, because it's just me and my childish-ness.
Oh who am I to judge?
The world isn't as big as I've thought.
My heart isn't as humble as I've expected.
The relationship isn't as mature as I've guessed..
So, this is it.
A final post from this tag.
The special tag that I specially dedicate for you, Libra.
One thing that I can say,
I'm sorry, for disappointing you with the expectations.
And for next year's plan,
you should find someone else that is much better than me to be your bride, your very beautiful bride, that will walk beside you with a huge, lovely smile.
That's all.
Have a good life.
Let me tell you one thing straight here.
After those up-and-downs, after all the time we spent together, after all the tries and tears, after all the love and heartache we felt,
I decided to stop.
I know, I may sound really stupid here in my own blog,
but I admit, that I am.
Being brokenhearted isn't my fave thing to have, actually.
Oh no one likes it though.
The reason is, this is the final exhausted moment in my life.
I don't want to put the blame on anyone, because it's just me and my childish-ness.
Oh who am I to judge?
The world isn't as big as I've thought.
My heart isn't as humble as I've expected.
The relationship isn't as mature as I've guessed..
So, this is it.
A final post from this tag.
The special tag that I specially dedicate for you, Libra.
One thing that I can say,
I'm sorry, for disappointing you with the expectations.
And for next year's plan,
you should find someone else that is much better than me to be your bride, your very beautiful bride, that will walk beside you with a huge, lovely smile.
That's all.
Have a good life.
01 December 2011
Review Cupu: Samsung Galaxy Y
HALAW, EPRIBODEH!!
*hula-hula dance*
Jadi ceritanya, saya ada janji di Twitter untuksetia sehidup semati sama Daniel Craig membuat review product untuk Samsung Galaxy Y yang akhir-akhir ini menemani saya ngebanci di dunia maya, khususnya Twitter.
Jadi, postingan ini akan berupa review cupu dari seorang not-so-gadget freak yang kebetulan lagi ngelus-ngelus gadget kece.
And here we go.
Samsung Galaxy Young atau biasa disebut dengan Galaxy Y ini merupakan henpon keluaran Samsung (YA MENURUTLOOO?) terbaru. mari kita kupas (rambutaaaaan kali ah dikupas) satu persatu.
Ukuran.
Samsung Galaxy Y ini ukurannya keciiil banget. Ya nggak sekecil kelingking Aurel Hermansyah, sih.. Tapi pas lah di tangan. Buat kamu-kamu yang emang memiliki (telapak) tangan yang kecil, nggak usah khawatir tenggelam sama henponnya, karena emang Galaxy Y ini user-friendly.
*hula-hula dance*
Jadi ceritanya, saya ada janji di Twitter untuk
Jadi, postingan ini akan berupa review cupu dari seorang not-so-gadget freak yang kebetulan lagi ngelus-ngelus gadget kece.
And here we go.
Samsung Galaxy Young atau biasa disebut dengan Galaxy Y ini merupakan henpon keluaran Samsung (YA MENURUTLOOO?) terbaru. mari kita kupas (rambutaaaaan kali ah dikupas) satu persatu.
Ukuran.
Samsung Galaxy Y ini ukurannya keciiil banget. Ya nggak sekecil kelingking Aurel Hermansyah, sih.. Tapi pas lah di tangan. Buat kamu-kamu yang emang memiliki (telapak) tangan yang kecil, nggak usah khawatir tenggelam sama henponnya, karena emang Galaxy Y ini user-friendly.
Ini ukuran-ukurannya. Nggak, saya nggak ngukur pake meteran. Emang insting matematika saya aja kuat.
*kibas poni ke kanan*
Bukan, bukan tangannya Aurel Hermansyah. Lebih cakep malah.
*kibas poni ke kiri*
See? Dari ukurannya yang emang pas buat nempel di tangan dan gak bikin ribet, saya udah jatuh hati sama Galaxy Y ini. Dan satu lagi, harga barunya sungguh affordable (cuman around Rp 1,2 juta rupiah, bok!)
Daleman
Udah jatuh hati sama bentuknya yang nggak ngerepotin, ditambah lagi saya tau tentang OS-nya yang emang udah Android versi Gingerbread atau kalo pake angka, versi 2,3! UHWOW! Saya amazed sekaligus girang. Ya dengan harga semurah itu, kapan lagi kamu bisa dapetin gadget dengan OS versi baru? :D
Hal pertama yang saya utak-atik adalah: KAMERA! Saya pengen tau banget apa yang bisa dilakukan henfon baru ini dengan kamera yang "hanya" 2 MegaPixel. Ternyata, tidak mengecewakan. Mau liat hasilnya?
He eh, saya yang di tengah, kalo naksir tinggalin comment aja ya.
*jual murah*
Terus, walaupun kamera-nya nggak ada autofocus, tapi udah provide single shot dan geo-tagging. Jadi kalo kalian termasuk tipe pacar yang posesif, henpon ini sangat membantu untuk nge-track keberadaan pacar kalian. Curiga dikit, tinggal minta foto terus kirim lewat e-mail. Oh, push email di henpon ini juga juara banget speednya. Dibanding henpon Android yang pernah saya pake sebelumnya, Galaxy Y ini punya akurasi email yang bisa diandalkan, walaupun belum provide multiple email accounts. Tapi yaaa lumayan banget untuk henpon dengan harga seterjangkau ini :D
Layarnya touch-screen, jelas. Tapi untuk yang nggak biasa pake touch screen, jangan takut jangan kuwatir, ini kentut bukan petir awalan setting untuk keyboardnya emang QWERTY. Sayapun rada manyun ketika harus membayangkan ngetik pake QWERTY di henpon sekecil ini, tapi terus saya otak-atik settings, dan kembali nyengir lebar, SETTINGAN KEYBOARD BISA DIGANTI, BOK! Saya seneng setengah mati, lompat ke kanan dan ke kiri, lari-lari keliling lapangan badminton yang deket rumah aja, kalo lapangan baseball yang di sebelah GBK jauh, saya harus naik Trans Jakarta dulu baru lari-larian. Kalo gitu mah judulnya bukan lari-larian, kan?
....
Oke, lanjut. Pokus pake P. Kalo pake F jadi Pokuf.
*dilemparin tomat busuk*
Jadi intinya, tentang keyboard, saya pake tipe 3x4, nggak pake QWERTY :D
Galaxy Y ini juga punya berita bagus buat yang mobilitasnya tinggi. Selain ada built-in FM radio yang menjadi dewa penyelamat bagi mereka gampang ngerasa bosen di perjalanan, bisa dengerin radio sambil ngebanci di social media (yea, that's me). Network udah pasti 3G, ketahanan batere juga bikin saya amazed dan nyengir lebar. Seharian saya pake twitteran dan ngebanci di dunia maya, dan baterenya tahan sampe malem! Jadi nggak ada buat saya kata "ngecharge bolak balik" buat Galaxy Y ini. Very helpful :D
Sekali lagi buat yang mobilitasnya tinggi tapi buta arah kayak saya, ADA NAVIGATION HELPERNYA!!
Saya girang setengah mati setelah tau kalo ada dewa penyelamat yang akan mengangkat saya dari jurang kenistaan bolak balik dikibulin supir taxi yang dengan inisiatif tinggi membawa saya keliling Jakarta bahkan melewati jalan yang JAUH dari tempat tujuan saya. Hasilnya? Separuh gaji saya habis buat bayar taxi keliling Jakarta.
*menangis bombay*
Buat sekretaris-sekretaris selebor nan pelupa macam saya juga henpon ini sungguh menggugah selera. Calendar, Memo, Task Manager, Calculator, Voice Recorder (yea right, hail notulen rapat dengan perekam suara! #AnitaSekretarisTeladan2011), Quick Office dan News & Weather SANGAT membantu. Kalo bentuknya orang, mungkin Galaxy Y udah saya peluk-peluk, elus-elus, saya kasih makan Wagyu tiap hari.
*elus-elus perut*
*laper*
Hmmm... Apalagi, ya? Saya rasa segitu dulu, nanti kalo saya udah utak-atik lebih banyak lagi dan menemukan kalau henpon ini emang kece, saya akan post lagi.
SUMMARY:
Dengan harga semurah itu, Samsung Galaxy Y adalah henpon yang sangat recommended untuk dimiliki. Bentuk dan tampilan yang simple, daleman seri terbaru (iya, saya tau emang gak enak dibacanya, cuman daripada saya tulis "jeroan", daleman looks prettier....a bit) memungkinkan kita explore lebih banyak dan lebih membantu. Application yang di-support Google Map kayak navigasi dan geo-tagging juga banyak membantu untuk orang-orang yang mobilitasnya tinggi tapi buta arah. Kamera yang "hanya" 2 MP pun tidak mengecewakan karena bisa di-setting brightness maupun warnanya, juga sudah provide smile shot. Network yang sudah pasti 3G dan batere yang tahan lama adalah paduan yang ciamik. No more ngecharge bolak-balik dalam sehari. Intinya, dalam satu kata, Samsung Galaxy Y ini menurut saya:
KECE!
:D
Anyway, Galaxy Y lagi mengadakan #WhyNot Challenge yang berhadiah USB Android. Tema kali ini adalah "Gokil-gokilan bareng temen di tempat nongkrong". Buat yang suka ngopi-ngopi lucu sambil seru-seruan, bisa liat infonya di http://on.fb.me/uazxyK dan post fotonya di http://on.fb.me/v8S3lU. Caranya gampang, seru-seruannya bisa bikin persahabatan kamu dan teman-temanmu makin akrab!
Well, segini aja dulu review cupu saya, nanti kalo henpon kece ini udah saya otak-atik lebih dalam lagi, saya akan post di sini juga. Smell ya later on the next post, people! Mwah!
*tebar-tebar ciyuman gratis di sekitaran tilcik*
*pembaca menjauh semua*
26 November 2011
pic was taken from here |
A chocolate rounded cake and.....32 candles. Looks like it will be yours next year, baby!
pic was taken from here |
Have our cup of morning coffee here every morning, and I'll love you forever.
#SomethingThatYouCan'tREALLYDeny
:))
Lover
It's been a while since my last post, no?
Well people, I'm back. With a news.
Still remember this post? Yes, the one with a goodbye on it.
I remember I wrote the post with teary eyes, snorting-little nose, a hopeless heart..
He was the one that Iloved love so much.
We broke up with a huge deal.
But now,
I'm gladly pronounce you that...
We're getting back together.
And not really attached to each other.
:D
He's a man. And I love him so much.
I realized that it was our ego, our big-effing-ego who took the decision.
Again, it was our fault.
And now, by getting back together (again), we have a new start. A new page to write more carefully. With adult's mind. No more childish-ness. No more emotional decision taking. No more silly tears.
I'm glad to have you here, Mas.
:)
Well people, I'm back. With a news.
Still remember this post? Yes, the one with a goodbye on it.
I remember I wrote the post with teary eyes, snorting-little nose, a hopeless heart..
He was the one that I
We broke up with a huge deal.
But now,
I'm gladly pronounce you that...
We're getting back together.
And not really attached to each other.
:D
He's a man. And I love him so much.
I realized that it was our ego, our big-effing-ego who took the decision.
Again, it was our fault.
And now, by getting back together (again), we have a new start. A new page to write more carefully. With adult's mind. No more childish-ness. No more emotional decision taking. No more silly tears.
I'm glad to have you here, Mas.
:)
23 October 2011
Thoughts
Let me write something a bit serious here.
Saya tau apa yang (baru saja) terjadi.
Tentang seseorang pemilik blog sebelah, yang kalian, para strangers, admire setengah mati.
Yang ternyata tokoh fiksi?
:)
Saya bukannya membela,
saya bukan memihak.
Saya hanya akan menumpahkan pemikiran saya, mengenai hal ini.
Terlepas dari apa yang telah dia perbuat, seluruh kesalahannya yang membuat kalian, para strangers, begitu marah, dia tetap manusia, kan?
Iya, iya, dia salah. Dia telah berbohong tentang identitas, dia telah membuat kesalahan besar, dia telah meninggikan ekspektasi kalian, para pemuja sosok laki-laki sempurna yang bahkan tidak bisa kalian sentuh.
Kalian marah akan hal itu?
Sekali lagi, saya tekankan di sini saya tidak memihak.
Saya hanya mengenal dia lebih dekat daripada kalian para pemarah.
Saya bukannya tidak marah,
saya marah, saya bilang ke dia saya marah.
Saya bombardir dia dengan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui saya.
Saya beberkan ke dia segala kemungkinan yang akan dia terima.
Saya bilang ke dia, apa-apa saja yang sudah dia sebabkan.
Kecewa? Jelas.
Saya ini manusia, bisa marah dan kecewa kalau dibohongi.
Tapi kalian juga punya basic thoughts, kalau dia itu juga manusia.
Dia salah, dia sudah minta maaf, minta ampun, malah.
Kesalahannya memang fatal, cuma coba dipikir lagi,
who the hell are we to judge?
Saya perhatikan,
dari seluruh comment yang masuk ke postingannya yang terbaru,
most of them, yang merasa sangat marah,
sampe ngatain "anjing",
adalah strangers.
Bahkan sebagian pengecut yang hanya menyertakan identitas anonimus.
Mereka yang selama ini hanya ber-ekspektasi,
tentang sosok laki-laki dambaan.
Lagipula,
untuk apa sih ekspresi semarah itu?
Kalian merasa dibohongi?
Merasa dirugikan?
Bagian mananya yang dirugikan, kalau boleh saya tau?
Karena kalian udah capek-capek selama ini membayangkan hidup orang lain yang (menurut kalian) sempurna?
Emangnya kalian nggak punya kehidupan?
Kasian.
:)
Terserah kalian mau menganggap postingan ini seperti apa,
yang jelas, saya di sini hanya menulis apa yang ada di pikiran saya.
Sudut pandang saya,
tentang dia.
Karena bagaimanapun, dia juga manusia biasa.
Orang yang sudah sangat baik kepada saya.
Orang yang banyak berperan besar dalam hidup saya.
Juga, memberi banyak hal untuk dipelajari bagi saya.
Untukmu, Uwn.
Jangan jauh-jauh.
Aku di sini.
Ya?
:)
Good night, universe..
Saya tau apa yang (baru saja) terjadi.
Tentang seseorang pemilik blog sebelah, yang kalian, para strangers, admire setengah mati.
Yang ternyata tokoh fiksi?
:)
Saya bukannya membela,
saya bukan memihak.
Saya hanya akan menumpahkan pemikiran saya, mengenai hal ini.
Terlepas dari apa yang telah dia perbuat, seluruh kesalahannya yang membuat kalian, para strangers, begitu marah, dia tetap manusia, kan?
Iya, iya, dia salah. Dia telah berbohong tentang identitas, dia telah membuat kesalahan besar, dia telah meninggikan ekspektasi kalian, para pemuja sosok laki-laki sempurna yang bahkan tidak bisa kalian sentuh.
Kalian marah akan hal itu?
Sekali lagi, saya tekankan di sini saya tidak memihak.
Saya hanya mengenal dia lebih dekat daripada kalian para pemarah.
Saya bukannya tidak marah,
saya marah, saya bilang ke dia saya marah.
Saya bombardir dia dengan pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui saya.
Saya beberkan ke dia segala kemungkinan yang akan dia terima.
Saya bilang ke dia, apa-apa saja yang sudah dia sebabkan.
Kecewa? Jelas.
Saya ini manusia, bisa marah dan kecewa kalau dibohongi.
Tapi kalian juga punya basic thoughts, kalau dia itu juga manusia.
Dia salah, dia sudah minta maaf, minta ampun, malah.
Kesalahannya memang fatal, cuma coba dipikir lagi,
who the hell are we to judge?
Saya perhatikan,
dari seluruh comment yang masuk ke postingannya yang terbaru,
most of them, yang merasa sangat marah,
sampe ngatain "anjing",
adalah strangers.
Bahkan sebagian pengecut yang hanya menyertakan identitas anonimus.
Mereka yang selama ini hanya ber-ekspektasi,
tentang sosok laki-laki dambaan.
Lagipula,
untuk apa sih ekspresi semarah itu?
Kalian merasa dibohongi?
Merasa dirugikan?
Bagian mananya yang dirugikan, kalau boleh saya tau?
Karena kalian udah capek-capek selama ini membayangkan hidup orang lain yang (menurut kalian) sempurna?
Emangnya kalian nggak punya kehidupan?
Kasian.
:)
Terserah kalian mau menganggap postingan ini seperti apa,
yang jelas, saya di sini hanya menulis apa yang ada di pikiran saya.
Sudut pandang saya,
tentang dia.
Karena bagaimanapun, dia juga manusia biasa.
Orang yang sudah sangat baik kepada saya.
Orang yang banyak berperan besar dalam hidup saya.
Juga, memberi banyak hal untuk dipelajari bagi saya.
Untukmu, Uwn.
Jangan jauh-jauh.
Aku di sini.
Ya?
:)
Good night, universe..
11 October 2011
Mbak Miss Madam Anita
Oke.
*keretekin jari*
Jadi ceritanya, saya baru pulang dari hari kelima saya di kantor baru. Hari ini sungguhlah hectic. Saya di kantor dari setengah 8 pagi, dan baru pulang kantor setengah 9 malam. Non-stop. Udah lama juga nggak kayak gini. Capek, tapi kangen. Ternyata selain kehadiranmu, lembur juga bikin kangen..
*peras keringat*
*kepret ke para pembaca*
*dikeroyok*
Emang sebenernya, saya ngapain aja sih hari ini? Ada yang mau tau, nggak? Ada yang kepingin banget tau? Ada yang diem-diem kepo cari informasi tentang apa saja yang saya lakukan? Nggak usah sedih, ketik REG sepasi ANITANGAPAINAJA, kirim ke 9288. SMS yang kamu terima, langsung dari henpon saya!
*disantet para pembaca*
Nggak, jadi gini ceritanya.
Kantor baru saya ini, bergerak di bidang recruitment untuk pelayaran. Nah, hari ini itu kebetulan ada interview massal untuk para (calon) crew yang mau kerja mecari sesuap nasi segenggam berlian segepok dollar dan sekepret air laut di shipping company yang bekerja sama dengan kami. Maka tadi itu kantor saya dipenuhi oleh para calon pelaut yang....banyak tanya dan kekeuh.
Saya sempat menangani di front office, tempat para (calon) crew mengisi formulir informasi DAN mendapatkan informasi sekitaran formulir itu. Nah. Kusut kan? Mari saya bawa kalian ke dalam kekusutan. Iyalah, saya nggak mau kusut sendirian. Ini semua yang lagi mantengin tilcik harus ikut setia kawan!!
*langsung pada pergi*
Eh, pada mau kemana? Sinih!
*tarikin satu-satu pake jaring buat tambak udang biar pada balik baca lagi*
Contoh kejadiannya.
Saya: Nama kamu siapa?
Dia: A, Mbak.
Saya: Iya, kenapa?
Dia: Ini, Mbak. Mau kasih formulir bla bla bla
Saya: Ini udah bener semua informasinya?
Dia: Nggg....*diem 5 detik* udah, Mbak. Cuma tadi ada yang salah bla bla bla..
Saya: Loh, terus kok dikasih ke saya? Benerin dulu, kan? Mau ganti formulir?
Dia: Nggg.... *diem 5 detik* Iya, Mba. Eh, enggak, itu udah lengkap.
Saya: Jadi ini mau dikumpulin ke saya?
Dia: Iya, Mbak. Tapi tadi ada yang salah, bla bla bla...
Saya: .....kan tadi saya tanya, ngapain dikasih ke saya?
Dia: Itu, mau dikumpulin, Mbak.
Saya: Katanya ada yang salah? Benerin dulu dong..
Dia: Udah, Mbak.
Saya: .....
Dia: .....
Saya: *tarik nafas* Jadi, formulir ini udah bener, dan kamu mau kumpulin ke saya, atau kamu mau minta formulir baru terus dibenerin?
Dia: Ada yang salah, Mbak. Tadi kata Pak *dese nyebutin nama Mr. Boss* ini salah..
Saya: Oh, mau kamu benerin dulu? Bilang dooong.
Dia: Enggak, Mbak. Udah bener.
Saya: JADI INI SAYA KUDU GIMANA NGADEPIN KAMU YA TUHAAAAAN!
Udah. Kejadian bikin emose nomor 1 baru saja kalian baca. Buat yang ikutan emose, selamat.
Lanjut.
Kali ini dengan orang yang berbeda.
Dia: Miss Anita, beauty.
Saya: ......
Dia: Miss, where is.......
Saya: What? What are you trying to find?
Dia: ummm.....
Saya: Hmmm?
Dia: Steples.
Saya: I don't have it. I gave it to someone and he's outside. Find it there.
Dia: Steples, Miss..
Saya: Told you, it's outside. I even don't hand any.
Dia: Ok. *pergi keluar*
*CATATAN PENULIS: Dia ini kecil, mungil, berkulit hitam, ORANG ENDONESA ASELI, dan....keras kepala*
Dia: Miss Anita, beauty..
Saya: .....
Dia: Staples, Miss.
Saya: HOW MANY TIMES SHOULD I TELL YOU THAT I. GAVE. IT. TO. SOMEONE. OUTSIDE!! THERE MUST BE SOMEONE HAVING IT IN HIS HAND! *mulai seteres*
Dia: Ok, Miss. Don't angry to me. Your beauty is gone if you're angry.
Saya: I'm not angry to you, i just wanna see you go away outta my face.
Dia: *pergi keluar dengan cengar cengir*
*5 menit kemudian*
Dia: Miss Anita, beauty..
Saya: WHAT. ELSE?
Dia: *cengar cengir nunjukkin yang selama ini dia bilang 'steples'*
Saya: Congratulation. Close the door, please.
Sudah selesai baca paragraf di atas? Kesel? Jangan takut jangan kuwatir, cerita barusan cuman segelintir. ADA LAGIH!
Ada 2 orang dateng ke saya, petantang petenteng bawa-bawa formulir.
Orang 1: Mbak Anita.
Saya: Ya?
Orang 1: Ini, Mbak. Minta formulir.
Saya: Kenapa formulirnya? Salah?
Orang 2: Iya, Mbak. Tadi ada yang salah terus mau diganti.
Saya: Disuruh siapa?
Orang 1: Ngg...Anu, bapak yang tadi, Mbak.
Saya: Ya bapak siapa namanya?
Orang 1: *nanya ke temennya* Siapa sih, tadi?
Orang 2: *garuk-garuk kepala* Nggak tau, lupa.
Saya: Sebelum kamu kasih tau disuruh siapa, saya nggak mau kasih.
Orang 1: Ngg..itu, Mbak, bapak itu..
Orang 2: Itu Mbak, yang botak..
Saya: ITU BIG BOSS KITA DAN KAMU MAIN PANGGIL SEENAKNYA GITU?! KAMU GAK LULUS INTERVIEW!!
Orang 1 & 2: *kabur*
Saya: *tenggak air putih segalon, setres*
Udah? Capek nggak bacanya? Satu lagi ceritanya, ya. Saya janji. Soalnya saya juga udah capek ini ceritanya.
Dateng 2 orang yang berbeda lagi ke saya.
Orang 1: Mbak Annisa.
Saya: Anita.
Orang 1: Iya maaf Mbak. Saya diminta ganti formulir, yang ini salah.
Orang 2: Saya juga, Mbak.
Saya: Siapa yang minta?
Orang 1: Saya.
Saya: ....maksud saya, siapa yang nyuruh?
Orang 1: Pak itu Mbak, yang tadi interview saya.
Saya: Saya nggak tahu siapa yang interview kamu.
Orang 2: Pak W....W.....*ngomong ke temennya* siapa tadi, Ya?
Orang 1: Pak Water, Mbak.
Saya: ......*tarik napas, sebut nama Tuhan 3 kali*
Orang 2: Bukan! *dengan penuh percaya diri*
Saya: Pak siapa?
Orang 2: *dengan penuh keyakinan* PAK WORTEL, MBAK!
Saya: TADI KAMU SEBUT AIR, SEKARANG KAMU SEBUT WORTEL? CARI NAMANYA YANG BENER!
Orang 1 & 2: *berantem antara Water sama Wortel*
Padahal yang bener itu Pak Walter, para pembaca yang budiman dan budiwati.
*ngurut dada*
*dada Ade Rai*
*sekalian motong bawang bombay di dada Ade Rai*
Oh iya, ada 1 cerita lagi pas saya ikut Pak Walter interview para calon pelaut itu.
Pak Walter: So you have to change this and that in the form bla bla bla...
Saya: *manggut-manggut*
Pak Walter: Now you all may leave.
Para Calon: *menyalami kami satu-satu* Thank you, Sir. Thank you, Madam.
Saya: *nyengir getir*
SEUMUR IDUP BARU SEKALI SAYA DIPANGGIL MADAM! LUKATE GUE TUKANG RAMAL?!
*bakar semua form application-nya*
*bakar diri sekalian*
Nah, jadi begitulah hari saya hari ini. Bikin emose, tapi bikin nyengir jugak. Mereka bukannya sengaja, tapi karena mereka grogi jadinya kalo dijelasin nggak nalar dan malah jadi lebih keras kepala daripada kita yang ngejelasin. Ujung-ujungnya, ya kami semua garuk-garuk kepala. Tadi saya cerita-cerita sama partner saya dan dia juga cerita pengalaman lucunya hari ini. Jadilah kami cekikikan berdua sambil nepokin betis yang digigitin nyamuk yang saya rasa impor dari hutan Amazon. Gedong-gedong amet, Mak!
*olesin minyak tawon*
*sama tawon-tawonnya sekalian*
Udah segitu dulu ceritanya, tuwips. Sekarang saya udah kelar mandi, mau tidur-tidur unyu sambil gelesar gelesor di kasur ke kanan, ke kiri, Ke depan. Ke belakang. Atas, bawah. Sikap lilin, roll depan, roll belakang. Iya, saya emang pernah punya obsesi jadi atlet senam.
*keretekin pinggang*
*tarik selimut*
Good night, good readers. See you at the next post.
*ciyumin satu-satu*
:)
*keretekin jari*
Jadi ceritanya, saya baru pulang dari hari kelima saya di kantor baru. Hari ini sungguhlah hectic. Saya di kantor dari setengah 8 pagi, dan baru pulang kantor setengah 9 malam. Non-stop. Udah lama juga nggak kayak gini. Capek, tapi kangen. Ternyata selain kehadiranmu, lembur juga bikin kangen..
*peras keringat*
*kepret ke para pembaca*
*dikeroyok*
Emang sebenernya, saya ngapain aja sih hari ini? Ada yang mau tau, nggak? Ada yang kepingin banget tau? Ada yang diem-diem kepo cari informasi tentang apa saja yang saya lakukan? Nggak usah sedih, ketik REG sepasi ANITANGAPAINAJA, kirim ke 9288. SMS yang kamu terima, langsung dari henpon saya!
*disantet para pembaca*
Nggak, jadi gini ceritanya.
Kantor baru saya ini, bergerak di bidang recruitment untuk pelayaran. Nah, hari ini itu kebetulan ada interview massal untuk para (calon) crew yang mau kerja mecari sesuap nasi segenggam berlian segepok dollar dan sekepret air laut di shipping company yang bekerja sama dengan kami. Maka tadi itu kantor saya dipenuhi oleh para calon pelaut yang....banyak tanya dan kekeuh.
Saya sempat menangani di front office, tempat para (calon) crew mengisi formulir informasi DAN mendapatkan informasi sekitaran formulir itu. Nah. Kusut kan? Mari saya bawa kalian ke dalam kekusutan. Iyalah, saya nggak mau kusut sendirian. Ini semua yang lagi mantengin tilcik harus ikut setia kawan!!
*langsung pada pergi*
Eh, pada mau kemana? Sinih!
*tarikin satu-satu pake jaring buat tambak udang biar pada balik baca lagi*
Contoh kejadiannya.
Saya: Nama kamu siapa?
Dia: A, Mbak.
Saya: Iya, kenapa?
Dia: Ini, Mbak. Mau kasih formulir bla bla bla
Saya: Ini udah bener semua informasinya?
Dia: Nggg....*diem 5 detik* udah, Mbak. Cuma tadi ada yang salah bla bla bla..
Saya: Loh, terus kok dikasih ke saya? Benerin dulu, kan? Mau ganti formulir?
Dia: Nggg.... *diem 5 detik* Iya, Mba. Eh, enggak, itu udah lengkap.
Saya: Jadi ini mau dikumpulin ke saya?
Dia: Iya, Mbak. Tapi tadi ada yang salah, bla bla bla...
Saya: .....kan tadi saya tanya, ngapain dikasih ke saya?
Dia: Itu, mau dikumpulin, Mbak.
Saya: Katanya ada yang salah? Benerin dulu dong..
Dia: Udah, Mbak.
Saya: .....
Dia: .....
Saya: *tarik nafas* Jadi, formulir ini udah bener, dan kamu mau kumpulin ke saya, atau kamu mau minta formulir baru terus dibenerin?
Dia: Ada yang salah, Mbak. Tadi kata Pak *dese nyebutin nama Mr. Boss* ini salah..
Saya: Oh, mau kamu benerin dulu? Bilang dooong.
Dia: Enggak, Mbak. Udah bener.
Saya: JADI INI SAYA KUDU GIMANA NGADEPIN KAMU YA TUHAAAAAN!
Udah. Kejadian bikin emose nomor 1 baru saja kalian baca. Buat yang ikutan emose, selamat.
Lanjut.
Kali ini dengan orang yang berbeda.
Dia: Miss Anita, beauty.
Saya: ......
Dia: Miss, where is.......
Saya: What? What are you trying to find?
Dia: ummm.....
Saya: Hmmm?
Dia: Steples.
Saya: I don't have it. I gave it to someone and he's outside. Find it there.
Dia: Steples, Miss..
Saya: Told you, it's outside. I even don't hand any.
Dia: Ok. *pergi keluar*
*CATATAN PENULIS: Dia ini kecil, mungil, berkulit hitam, ORANG ENDONESA ASELI, dan....keras kepala*
Dia: Miss Anita, beauty..
Saya: .....
Dia: Staples, Miss.
Saya: HOW MANY TIMES SHOULD I TELL YOU THAT I. GAVE. IT. TO. SOMEONE. OUTSIDE!! THERE MUST BE SOMEONE HAVING IT IN HIS HAND! *mulai seteres*
Dia: Ok, Miss. Don't angry to me. Your beauty is gone if you're angry.
Saya: I'm not angry to you, i just wanna see you go away outta my face.
Dia: *pergi keluar dengan cengar cengir*
*5 menit kemudian*
Dia: Miss Anita, beauty..
Saya: WHAT. ELSE?
Dia: *cengar cengir nunjukkin yang selama ini dia bilang 'steples'*
Saya: Congratulation. Close the door, please.
Sudah selesai baca paragraf di atas? Kesel? Jangan takut jangan kuwatir, cerita barusan cuman segelintir. ADA LAGIH!
Ada 2 orang dateng ke saya, petantang petenteng bawa-bawa formulir.
Orang 1: Mbak Anita.
Saya: Ya?
Orang 1: Ini, Mbak. Minta formulir.
Saya: Kenapa formulirnya? Salah?
Orang 2: Iya, Mbak. Tadi ada yang salah terus mau diganti.
Saya: Disuruh siapa?
Orang 1: Ngg...Anu, bapak yang tadi, Mbak.
Saya: Ya bapak siapa namanya?
Orang 1: *nanya ke temennya* Siapa sih, tadi?
Orang 2: *garuk-garuk kepala* Nggak tau, lupa.
Saya: Sebelum kamu kasih tau disuruh siapa, saya nggak mau kasih.
Orang 1: Ngg..itu, Mbak, bapak itu..
Orang 2: Itu Mbak, yang botak..
Saya: ITU BIG BOSS KITA DAN KAMU MAIN PANGGIL SEENAKNYA GITU?! KAMU GAK LULUS INTERVIEW!!
Orang 1 & 2: *kabur*
Saya: *tenggak air putih segalon, setres*
Udah? Capek nggak bacanya? Satu lagi ceritanya, ya. Saya janji. Soalnya saya juga udah capek ini ceritanya.
Dateng 2 orang yang berbeda lagi ke saya.
Orang 1: Mbak Annisa.
Saya: Anita.
Orang 1: Iya maaf Mbak. Saya diminta ganti formulir, yang ini salah.
Orang 2: Saya juga, Mbak.
Saya: Siapa yang minta?
Orang 1: Saya.
Saya: ....maksud saya, siapa yang nyuruh?
Orang 1: Pak itu Mbak, yang tadi interview saya.
Saya: Saya nggak tahu siapa yang interview kamu.
Orang 2: Pak W....W.....*ngomong ke temennya* siapa tadi, Ya?
Orang 1: Pak Water, Mbak.
Saya: ......*tarik napas, sebut nama Tuhan 3 kali*
Orang 2: Bukan! *dengan penuh percaya diri*
Saya: Pak siapa?
Orang 2: *dengan penuh keyakinan* PAK WORTEL, MBAK!
Saya: TADI KAMU SEBUT AIR, SEKARANG KAMU SEBUT WORTEL? CARI NAMANYA YANG BENER!
Orang 1 & 2: *berantem antara Water sama Wortel*
Padahal yang bener itu Pak Walter, para pembaca yang budiman dan budiwati.
*ngurut dada*
*dada Ade Rai*
*sekalian motong bawang bombay di dada Ade Rai*
Oh iya, ada 1 cerita lagi pas saya ikut Pak Walter interview para calon pelaut itu.
Pak Walter: So you have to change this and that in the form bla bla bla...
Saya: *manggut-manggut*
Pak Walter: Now you all may leave.
Para Calon: *menyalami kami satu-satu* Thank you, Sir. Thank you, Madam.
Saya: *nyengir getir*
SEUMUR IDUP BARU SEKALI SAYA DIPANGGIL MADAM! LUKATE GUE TUKANG RAMAL?!
*bakar semua form application-nya*
*bakar diri sekalian*
Nah, jadi begitulah hari saya hari ini. Bikin emose, tapi bikin nyengir jugak. Mereka bukannya sengaja, tapi karena mereka grogi jadinya kalo dijelasin nggak nalar dan malah jadi lebih keras kepala daripada kita yang ngejelasin. Ujung-ujungnya, ya kami semua garuk-garuk kepala. Tadi saya cerita-cerita sama partner saya dan dia juga cerita pengalaman lucunya hari ini. Jadilah kami cekikikan berdua sambil nepokin betis yang digigitin nyamuk yang saya rasa impor dari hutan Amazon. Gedong-gedong amet, Mak!
*olesin minyak tawon*
*sama tawon-tawonnya sekalian*
Udah segitu dulu ceritanya, tuwips. Sekarang saya udah kelar mandi, mau tidur-tidur unyu sambil gelesar gelesor di kasur ke kanan, ke kiri, Ke depan. Ke belakang. Atas, bawah. Sikap lilin, roll depan, roll belakang. Iya, saya emang pernah punya obsesi jadi atlet senam.
*keretekin pinggang*
*tarik selimut*
Good night, good readers. See you at the next post.
*ciyumin satu-satu*
:)
04 October 2011
Resign
Jadi, sebenarnya hari ini hari terakhir saya bekerja di kantor yang sekarang.
Tadi juga ke kantor cuma setengah hari, terus pulang karena emang nggak ada orang di kantor. Pada pergi semua, yang stay cuma dua orang. akhirnya tadi saya cuma pamit langsung sama dua orang co-workers saya, pamitan sama PakBos-nya lewat SMS aja.
*karyawan durhaka*
Kalo ada yang nanya, kenapa saya resign dari kantor yang sekarang?
Kenapa eh kenapa?
karena eh karena,
saya dapat pekerjaan baru
:D
Bukan saya nggak betah kerja di kantor sebelumnya, saya betah, BANGET, malah. Iyalah, kantor mana lagi yang bisa sesantai itu? Nggak ada jam kerja, dateng kapan aja pulang kapan aja yang penting deadline kekejar dan pekerjaan selesai dengan baik dan benar. orang-orangnya menyenangkan semua, santai juga, dan banyak membantu saya. But I can't lie anymore to myself that I need more challenges. Kebetulan kemarin saya menjalani 2 interview di 2 hari yang berbeda, 2 perusahaan yang berbeda, 2 gedung yang berbeda, tapi seberang-seberangan. Muahahaha. Sempet bengong juga pas tau kalo dua gedung itu berseberangan. Berasa kayak lagi syuting film yang judulnya "Jangan ada jembatan penyeberangan di antara kita"..
*dijorokin dari atas jembatan penyeberangan*
Di hari pertama saya interview di kantor pertama, ceritanya mulus. Dijelaskan tentang perusahaan, jobdesc, jam kerja, sampai nego gaji, semuanya berjalan lancar.
Saya pulang dengan cengiran lebar.
Hari kedua, di perusahaan yang berbeda, saya nyengir liat interiornya sama bule lalu-lalang. Maklum, sini udiknya luar binasa, gak bisa liat bule kinclong dikit, langsung mengotori lobby gedung dengan iler yang tak terkendali.
*ngepel*
tapi saya kelamaan nunggu, banyak prosesnya, interview gak sampe 5 menit, dan diakhiri dengan, "Yak, Anita. Kami akan beri kabar minggu depan, tapi kalau kamu tidak mendapat kabar dari kami, artinya kamu belum bisa bergabung dengan kami.."
yang saya jawab (dalam hati) dengan, "I don't care. Sisir dulu tuh poni, banyak spasinya"
*disambit sisir*
Sementara nungguin hasil interview, saya mengisi waktu dengan.....belajar menari salsa. Nggak deng. Saya tetap stay di kantor tempat saya mengabdi sebagai freelancegadungan teladan. Tapi saya udah bilang sebelumnya kalo saya mau resign bulan ini. Deg-degan jugak, sih. Kalo gak dapet kerjaan bulan ini, mau cari duit lewat mana? Ngorek-ngorek tong sampah pejabat, siapa tau ada berlian lecet dikit yang dibuang, gitu?
Nggak mungkin. Nemu dua ribuan di jalan yang samping-sampingan sama eek kucing aja udah cukup beruntung.
Akhirnya dengan deg-degan, saya menghadapi "minggu depan" yang ditunggu-tunggu.
Kantor tempat saya pertama kali interview nelfon hari Sabtunya. Ngasih kabar kalo saya harus menjalani psikotes dan medical check up hari Senin dan Selasa. I was like, "Okay, let's see.." karena "Senin" dan "Pagi" adalah dua kata yang kalau digabungkan, akan menjadi musuh besar saya. Apalagi ada kata "Psikotes" yang dibawa-bawa sebagai pihak ketiga *halah* dalam kesempatan kali ini.
Dan akhirnya, pada hari senin yang ditunggu-tunggu, saya memutuskan untuk........nggak ikut tes.
Ngahahahahahahaha.
*disambit batu bara*
*satu truk*
*sama pacul-paculnya sekalian*
TUNGGU DULU KENAPA SIK? SAYA JUGA PUNYA PENJELASAN!!
*hapus cemongan batu bara*
*bedakan*
Jadi gini.
Saya nggak ikut tes bukannya males atau apa. Well oke, emang ada unsur malesnya, sih, well iya, MALES BANGET, tapi saya udah omongin sama orang tua tentang kesempatan kali ini, saya jelasin tentang kekurangan dan kelebihannya yang notabene banyak kekurangannya. Jadinya orang tua saya manggut-manggut aja ketika tau saya nggak mau nerusin kesempatan kali ini.
*sisir poni*
Jadilah saya berakhir dengan bobok-bobok cantik di rumah sampe jam 10-an, sampe akhirnya......
Ada telpon ke rumah.
Jediar.
Saya pikir itu mbak-mbak dari tempat psikotes-nya, tapi ternyata............saya salah.
Dengan suara mirip Bunda Dorce karena baru bangun tidur, BANGET, saya terima telfon.
Kalimat pertama, dua kalimat pertama, saya masih manggut-manggut sambil ber-"Hmmmm... Hmmmm" ria, sampai pada akhirnya....
"Nah, ngomongin salary nih, Anita"
Mata saya langsung terbuka lebar, para penonton sekalian! Muahahahahaha.
*disambit recehan*
in short, ternyata itu panggilan interview.
DAN LETAKNYA DEKET DARI RUMAH SAYA! Ngahahahahahahaha.
*ngesot ke tempat interview*
Intinya, jam 10 terima telepon, langsung gedebag gedebug mandi, siap-siap, jam setengah 11 berangkat, jam 11 sudah duduk manis nungguin yang mau interview saya. Nggak nunggu lama, saya sudah ada di hadapan orang yang sempet saya panggil "Mas" padahal harus saya panggil "Pak". Tengsin setengah modiar, tapi abis itu...
"Jadi, kapan kamu mau mulai kerja?"
Saya nyengir.
"Minggu depan, Pak? Saya harus urus pekerjaan yang sekarang dulu, kan."
Dese mikir.
"Kelamaan. Rabu? Toh kamu freelance juga di sana, pasti cepet lah"
Prinsip saya, JANGAN PERNAH TAWAR KESEMPATAN.
And I nodded, with all the deals we've made.
Selesai interview, saya langsung ke kantor (sebelumnya) tempat saya kerja dengan segenap jiwa dan raga sebagai freelancer berbakti. Spread the good news, sekalian nanya apa ada kerjaan yang belom selesai.
Ternyata ada.
Saya langsung nyesel udah nanya.
*dipotong gaji*
Selesai kerjaan, ngobrol lebih banyak sama orang kantor, and feel like...I'm gonna miss that place, so much.
Haha-hihi sebentar, lalu saya pulang.
Dan pagi tadi, saya sengaja pagi-pagi ke kantor. I won't waste my time on my last day. Saya juga sekalian bawa temen saya yang bisa gantiin kerja saya di kantor itu. Mereka interview, saya.......ngeringin rambut, seperti biasa.
*dikeramasin pake shampoo buat orang utan*
Lalu selesai semua urusan, saya pulang.
Pamit dengan sopan dan penuh rasa haru.
And I feel like I missed that place already.
That place is beyond lovely. Saya suka banget kerja di situ. Suasananya sangat homey, co-workers yang ramah dan banyak membantu, makanannya yang enak (Mas Ohan juara masaknya! :D), kebebasan dan fasilitas yang saya dapet, EVERYTHING from that place, membuat saya (rada) nggak rela ninggalin tempat itu.
But then again, I have to do this.
Saya nggak mau terus ada di comfort zone.
Jadi, dengan diiringi doa dan restu dari berbagai pihak (halah, emangnya mau bikin pelaminan?), besok adalah hari pertama saya di tempat baru. Semoga saya bisa beradaptasi dengan cepat dan mengerjakan segala pekerjaan dengan baik dan benar, dan terhindar dari perasaan nestapa karena kelaparan di tengah jam kerja.
Amin, saudara?
*minum air putih*
Udah.
Sekarang saya mau tidur.
I don't wanna be late on my first day.
Wish me luck, good people.
Good night.
:)
Tadi juga ke kantor cuma setengah hari, terus pulang karena emang nggak ada orang di kantor. Pada pergi semua, yang stay cuma dua orang. akhirnya tadi saya cuma pamit langsung sama dua orang co-workers saya, pamitan sama PakBos-nya lewat SMS aja.
*karyawan durhaka*
Kalo ada yang nanya, kenapa saya resign dari kantor yang sekarang?
Kenapa eh kenapa?
karena eh karena,
saya dapat pekerjaan baru
:D
Bukan saya nggak betah kerja di kantor sebelumnya, saya betah, BANGET, malah. Iyalah, kantor mana lagi yang bisa sesantai itu? Nggak ada jam kerja, dateng kapan aja pulang kapan aja yang penting deadline kekejar dan pekerjaan selesai dengan baik dan benar. orang-orangnya menyenangkan semua, santai juga, dan banyak membantu saya. But I can't lie anymore to myself that I need more challenges. Kebetulan kemarin saya menjalani 2 interview di 2 hari yang berbeda, 2 perusahaan yang berbeda, 2 gedung yang berbeda, tapi seberang-seberangan. Muahahaha. Sempet bengong juga pas tau kalo dua gedung itu berseberangan. Berasa kayak lagi syuting film yang judulnya "Jangan ada jembatan penyeberangan di antara kita"..
*dijorokin dari atas jembatan penyeberangan*
Di hari pertama saya interview di kantor pertama, ceritanya mulus. Dijelaskan tentang perusahaan, jobdesc, jam kerja, sampai nego gaji, semuanya berjalan lancar.
Saya pulang dengan cengiran lebar.
Hari kedua, di perusahaan yang berbeda, saya nyengir liat interiornya sama bule lalu-lalang. Maklum, sini udiknya luar binasa, gak bisa liat bule kinclong dikit, langsung mengotori lobby gedung dengan iler yang tak terkendali.
*ngepel*
tapi saya kelamaan nunggu, banyak prosesnya, interview gak sampe 5 menit, dan diakhiri dengan, "Yak, Anita. Kami akan beri kabar minggu depan, tapi kalau kamu tidak mendapat kabar dari kami, artinya kamu belum bisa bergabung dengan kami.."
yang saya jawab (dalam hati) dengan, "I don't care. Sisir dulu tuh poni, banyak spasinya"
*disambit sisir*
Sementara nungguin hasil interview, saya mengisi waktu dengan.....belajar menari salsa. Nggak deng. Saya tetap stay di kantor tempat saya mengabdi sebagai freelance
Nggak mungkin. Nemu dua ribuan di jalan yang samping-sampingan sama eek kucing aja udah cukup beruntung.
Akhirnya dengan deg-degan, saya menghadapi "minggu depan" yang ditunggu-tunggu.
Kantor tempat saya pertama kali interview nelfon hari Sabtunya. Ngasih kabar kalo saya harus menjalani psikotes dan medical check up hari Senin dan Selasa. I was like, "Okay, let's see.." karena "Senin" dan "Pagi" adalah dua kata yang kalau digabungkan, akan menjadi musuh besar saya. Apalagi ada kata "Psikotes" yang dibawa-bawa sebagai pihak ketiga *halah* dalam kesempatan kali ini.
Dan akhirnya, pada hari senin yang ditunggu-tunggu, saya memutuskan untuk........nggak ikut tes.
Ngahahahahahahaha.
*disambit batu bara*
*satu truk*
*sama pacul-paculnya sekalian*
TUNGGU DULU KENAPA SIK? SAYA JUGA PUNYA PENJELASAN!!
*hapus cemongan batu bara*
*bedakan*
Jadi gini.
Saya nggak ikut tes bukannya males atau apa. Well oke, emang ada unsur malesnya, sih, well iya, MALES BANGET, tapi saya udah omongin sama orang tua tentang kesempatan kali ini, saya jelasin tentang kekurangan dan kelebihannya yang notabene banyak kekurangannya. Jadinya orang tua saya manggut-manggut aja ketika tau saya nggak mau nerusin kesempatan kali ini.
*sisir poni*
Jadilah saya berakhir dengan bobok-bobok cantik di rumah sampe jam 10-an, sampe akhirnya......
Ada telpon ke rumah.
Jediar.
Saya pikir itu mbak-mbak dari tempat psikotes-nya, tapi ternyata............saya salah.
Dengan suara mirip Bunda Dorce karena baru bangun tidur, BANGET, saya terima telfon.
Kalimat pertama, dua kalimat pertama, saya masih manggut-manggut sambil ber-"Hmmmm... Hmmmm" ria, sampai pada akhirnya....
"Nah, ngomongin salary nih, Anita"
Mata saya langsung terbuka lebar, para penonton sekalian! Muahahahahaha.
*disambit recehan*
in short, ternyata itu panggilan interview.
DAN LETAKNYA DEKET DARI RUMAH SAYA! Ngahahahahahahaha.
*ngesot ke tempat interview*
Intinya, jam 10 terima telepon, langsung gedebag gedebug mandi, siap-siap, jam setengah 11 berangkat, jam 11 sudah duduk manis nungguin yang mau interview saya. Nggak nunggu lama, saya sudah ada di hadapan orang yang sempet saya panggil "Mas" padahal harus saya panggil "Pak". Tengsin setengah modiar, tapi abis itu...
"Jadi, kapan kamu mau mulai kerja?"
Saya nyengir.
"Minggu depan, Pak? Saya harus urus pekerjaan yang sekarang dulu, kan."
Dese mikir.
"Kelamaan. Rabu? Toh kamu freelance juga di sana, pasti cepet lah"
Prinsip saya, JANGAN PERNAH TAWAR KESEMPATAN.
And I nodded, with all the deals we've made.
Selesai interview, saya langsung ke kantor (sebelumnya) tempat saya kerja dengan segenap jiwa dan raga sebagai freelancer berbakti. Spread the good news, sekalian nanya apa ada kerjaan yang belom selesai.
Ternyata ada.
Saya langsung nyesel udah nanya.
*dipotong gaji*
Selesai kerjaan, ngobrol lebih banyak sama orang kantor, and feel like...I'm gonna miss that place, so much.
Haha-hihi sebentar, lalu saya pulang.
Dan pagi tadi, saya sengaja pagi-pagi ke kantor. I won't waste my time on my last day. Saya juga sekalian bawa temen saya yang bisa gantiin kerja saya di kantor itu. Mereka interview, saya.......ngeringin rambut, seperti biasa.
*dikeramasin pake shampoo buat orang utan*
Lalu selesai semua urusan, saya pulang.
Pamit dengan sopan dan penuh rasa haru.
And I feel like I missed that place already.
That place is beyond lovely. Saya suka banget kerja di situ. Suasananya sangat homey, co-workers yang ramah dan banyak membantu, makanannya yang enak (Mas Ohan juara masaknya! :D), kebebasan dan fasilitas yang saya dapet, EVERYTHING from that place, membuat saya (rada) nggak rela ninggalin tempat itu.
But then again, I have to do this.
Saya nggak mau terus ada di comfort zone.
Jadi, dengan diiringi doa dan restu dari berbagai pihak (halah, emangnya mau bikin pelaminan?), besok adalah hari pertama saya di tempat baru. Semoga saya bisa beradaptasi dengan cepat dan mengerjakan segala pekerjaan dengan baik dan benar, dan terhindar dari perasaan nestapa karena kelaparan di tengah jam kerja.
Amin, saudara?
*minum air putih*
Udah.
Sekarang saya mau tidur.
I don't wanna be late on my first day.
Wish me luck, good people.
Good night.
:)
30 September 2011
I'm Dying, Dying to wake up without you,
without you in my head again
I'm Dying, Dying to forget about you,
that you ever lived
There's a shade come over this
heart that's coping with
laying down to rest
I'm Dying to live without you again
I'm Dying, Dying to find a distraction,
get you away from me
I'm Dying, Dying to reach a conclusion,
so that the world can see
It's the same old story of
love and glory that
broke before it bent
I'm dying to live without you again
The first time you left
I said goodbye
Now there's not a prayer
that can survive
Dying, Dying to die just to come back
so we can meet again
Dying, Dying to say what I always,
always should have said
It's a strange emotion this
but there's still hope in this
As long as there's a breath...
I'm Dying and I can't live without you again
It's a strange emotion this
but there's still hope in this
As long as there's a breath...
I'm Dying and I can't live without you
I'm Dying and I can't live without you again
Untitled
You should really know how much you mean to me.
The taste of your kiss, the feel of your touch, the warmth of your body, the sense of your embrace..
You should know how much I miss you.
Have you ever thought of dying? What it feels like? What yours will be?
I already felt mine.
The absence of your present, the missing of your voice. Oh I really miss hearing your voice, listen to your singing, smile at you everytime you created a song of me.
I miss the way you hold me. How you won't let me go. How you tell me that you wouldn't go away from me.
But you didn't make me stay, eitherway.
Have you ever thought that this is, the best decision we had ever made?
Has it crossed your mind that, we're not waving goodbyes? That we're saying "See you in a better time" instead?
Has that question ever crossed in your mind?
It crossed on mine.
Well even you're not mine anymore.
Am I still yours?
Am I still the one you put your heart on?
Am I still the one you give your hopes to?
Am I still the one that you love so much?
People say that being brokenhearted is a myth.
I don't believe in any kind of myth.
And now am feeling brokenhearted.
The evil part of me says that I'm being left.
But the other one says that you do this, ALL of this, for our own good. Not only yours, but mine too.
I don't know why am I writing this.
It's hard for me to pass even a single day without your presence.
It's been weeks, and I already felt weak.
The message that you got on your phone last night, is true.
That I,
miss you.
That's all.
Thank you.
The taste of your kiss, the feel of your touch, the warmth of your body, the sense of your embrace..
You should know how much I miss you.
Have you ever thought of dying? What it feels like? What yours will be?
I already felt mine.
The absence of your present, the missing of your voice. Oh I really miss hearing your voice, listen to your singing, smile at you everytime you created a song of me.
I miss the way you hold me. How you won't let me go. How you tell me that you wouldn't go away from me.
But you didn't make me stay, eitherway.
Have you ever thought that this is, the best decision we had ever made?
Has it crossed your mind that, we're not waving goodbyes? That we're saying "See you in a better time" instead?
Has that question ever crossed in your mind?
It crossed on mine.
Well even you're not mine anymore.
Am I still yours?
Am I still the one you put your heart on?
Am I still the one you give your hopes to?
Am I still the one that you love so much?
People say that being brokenhearted is a myth.
I don't believe in any kind of myth.
And now am feeling brokenhearted.
The evil part of me says that I'm being left.
But the other one says that you do this, ALL of this, for our own good. Not only yours, but mine too.
I don't know why am I writing this.
It's hard for me to pass even a single day without your presence.
It's been weeks, and I already felt weak.
The message that you got on your phone last night, is true.
That I,
miss you.
That's all.
Thank you.
19 September 2011
Lotus Flower
Jadi, malem minggu kemaren ceritanya saya nggak kemana-mana. Di rumah aja. Lagi enak-enak bertapa di kamar sambil nyemilin cheese muffin-nya breadtalk, ternyata Arief tiba-tiba dateng ke rumah saya. Jadilah kami berdua ended up ngobrol sambil internetan di rumah saya. Apa? Ohjelas rumah saya canggih udah provide wi-fi! Hmmmm.
*disambit modem*
Kami berdua memang jatuh cinta banget sama video klip-nya Radiohead yang judulnya Lotus Flower. Ini videonya:
*disambit modem*
Kami berdua memang jatuh cinta banget sama video klip-nya Radiohead yang judulnya Lotus Flower. Ini videonya:
Di video ini Thom Yorke terlihat very VERY sexy folded in his quirkiness. Koreografi "nggak jelas" macem itu dengan tema simple bikin saya sama Arief nggak bisa nggak berhenti komentar, "Ah, gila!" atau "Anjrit, Thom Yorke emang beneran deh ih.." dan emang Arief yang lebih mendalami Radiohead dari saya bilang kalo thom Yorke ini mukanya doang blo'on, tapi dalemnya jenius. Saya sih manggut-manggut aja, tapi setuju juga :D
Masih terhipnotis, kami akhirnya browsing-browsing lagi video-video cover-annya tapi lalu berakhir dalam kekecewaan karena nggak ada yang nyanyinya pas sama selera hati kita. Well, we both are Virgos. Ngerti kan kalo Virgo nemu yang nggak pas di hati bakal kayak gimana? Yes, kecewa dan lalu komentar ini-itu. Muahahahaha.
*diusir dari rasi bintang*
Tetep browsing sana-sini, eh kami nemu video ini. Yep, Lotus Flower versi cewek. Sayang banget video ini gak bisa di-embed. jadinya silakan di klik linknya, ya.. :(
Jadi kami awalnya ngira perempuan ini akan nyanyiin Lotus Flower dengan settingan kayak video klip aslinya, ternyata....
Kami salah.
Dan dibuat bengong sambil nggak berhenti bilang, "Anjrit, keren ni perempuan!"
Kenapa eh kenapa?
Karena eh karena..
Perempuan ini gak menyanyikan Lotus Flower, tapi lipsync, dan..........IMITATE THE COREOGRAPHY VERY WELL. Juga, dia terlihat sangat quirky dan feel-nya dapet. Pokoknya saya sama Arief nggak bisa berhenti girang nonton video ini!
:D
Kalo yang mau liat, klik aja itu linknya, saya jamin kalo suka sama lagu Lotus Flower nggak bakal manyun liat video itu. Hihi. Udah ah, mau update itu aja. Saya sebenernya kangen nulis, tapi nggak tau mau nulis apa jadinya ya nyampah model begini :))
*dicium Thom Yorke*
Udah yuk ah tidur. Ini waktu sudah memasuki zona hari Senin, loh. Buat yang besok kudu kerja pagi, congratulation, deh. Besok pas pada berangkat kerja, bagi yang beruntung akan bertemu saya lagi.....sepedahan. Ngahahahaha.
*dilindes fixie mejikuhibiniu*
Hihi.
Good night, good readers :)
17 September 2011
pic was taken from here |
I wanna swim there, a beautiful, teal ocean. Put my head in the deep, salty water, get my skin tanned by the sun. I won't care. I'm bored anyway.
09 September 2011
21 :)
The cake :)
The present :)
The lovable best friends :)
The blowing-candles :)
The (hand of the) one that I love, so much. Look at how big his hand is :)
The Present. Hanged pretty well on the wall :)
The one that I won't let go :)
***
Jadi ceritanya, beberapa hari yang lalu, saya ulang tahun yang ke dua puluh satu. Hehe. Rasanya udah gak se-excited dulu waktu ulang tahun ke 18 atau 19. Saya melewati malam dengan....buang ingus.
Damn.
Saya telponan sama Mamas dari sekitar jam setengah sebelas dan ketiduran sakseis jam setengah dua belas. NGAHAHAHAHAHAHAHA.
*digetok*
Ya gimana, kepala berat, flu mengalahkan saya malam itu. Tapi entah kenapa, out of the sudden, jam 12 malam saya kebangun, dengan telpon masih menyala. He's still there.
"Sayang, selamat ulang tahun, ya.."
:)
Senengnya gila-gilaan. Rasanya flu langsung pergi dari kepala saya. Rasanya ingus langsung bersih dari hidung saya. Saya nyengir dongo yang jelas gak bakal dia liat, dan dengan sok kalemnya, saya jawab,
"Iya, terima kasih ya sayang.."
:)
Lalu narik ingus.
Damn.
Nggak lama telponan, kami menutup telepon, lalu istirahat. Dia lagi kecapekan, ternyata. Saya juga langsung tidur.
Paginya, saya dibangunin mama. She wakes me up with her kiss on my forehead. Papa nggak mau cium saya sebelom saya mandi. Well..
Setelah mandi dan cakep dan wangi, kami sekeluarga pergi ke Bogor. Udah janjian sama tante-tante dan sepupu-sepupu saya untuk makan siang sama Eyang saya.
Setelah makan siang, kami pulang. Sampe rumah sekitar jam 5-an.
Merasa nggak punya rencana karena teman-teman saya nggak ada yang nanyain *he eh, menyedikan memang* , saya telpon Mamas. Merencanakan birthday date di Dunkin Donuts deket rumah saya, berdua saja.
Rencana jam 7, tapi dia bilang motornya lagi dipake adiknya, dan akhirnya sambil nunggu, saya nyusul teman saya, Uti, yang lagi di Warung Pasta deket rumah juga.
"Mas, aku nyusulin Uti ya ke Warung Pasta. Bla bla bla bla..."
Dia bilang iya.
Saya cengar cengir sendiri membayangkan birthday date kami nanti.
:D
Tapi sebelum saya berangkat, Arief SMS saya. Ngajakin makan junkfood. Merayakan pertambahan umur dengan membunuh diri sendiri makan ayam mekdi? Nehi. Saya akhirnya bilang ke Arief kalo saya udah ada janji sama Mamas. Nah.
Sukses nyusulin Uti, lanjut ngobrol-ngobrol. Mamas telfon. Dia bilang dia udah di jalan. Terus saya kepingin pamit pindah ke Dunkin Donuts, nggak dibolehin sama Uti.
"Yaelaaaah, suru aja dia jemput kesini, masa gak mau?!"
....galak dia, sodara-sodara.
Akhirnya saya manut. Nggak lama, Mamas telfon. Dia bilang dia udah di Dunkin. Sebagai perempuan yang sigap dan penuh inisiatif serta motivasi, saya bilang saya jalan nyusul sekarang. Tapi kata Mamas,
"Udah gak usah. Biar Mamas aja yang kesana"
Saya nyengir.
:D
Balik nunggu duduk manis, Uti bilang, "Nah, bener kan dia mau diminta jemput kemari. Batu sih lo!"
Saya nyengir lagi.
Balik duduk-duduk ngobrol-ngobrol, lalu....
MAMAS DATENG!! Oye oyeeee~
eh, bentar.
Kok, orang-orang pada ngeliatin saya?
Ya saya tau saya cakep, tapi kan gak usah segitunya juga..
*kibas poni*
*kecolok*
Ternyata eh ternyata......
DI BELAKANG SAYA ADA TEMAN-TEMAN SAYA BAWA KUE!!
AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKKKKK!!!
*kelojotan kesenengan*
*pingsan*
Pada nyanyiin happy birthday buat saya. Setelah tiup lilin, buka kado dan potong kue, kami semua pindah. Kali ini beneran ke Dunkin Donuts.
OYEEEEEEE!!
Yang lanjut cuman saya, Arief, Uti, Adit, sama Mamas. Yang lainnya harus pulang karena ada urusan lain. Baiklaaaah.
Dan kami meneruskan malam di situ.
Dengan obrolan-obrolan ngalor ngidul.
Arief yang belajar trik-trik sulap dari Mamas.
Saya, Uti dan Adit yang saling melepas rindu.
*hayah*
Sampai akhirnya, waktu menunjukkan pukul 10 malam.
Kami semua pulang.
Saya dan Uti yang emang rumahnya deketan, pulang jalan kaki.
Arief naik angkot, entah angkot apa yang tersisa jam segitu :))
Mamas saya minta pulang langsung, gak usah anter-anter saya. Kasian dia, capek.
:)
Sampe rumah, saya masuk kamar, diam.
Me-rewind seluruh hal yang terjadi hari ini.
Menarik nafas.
Menghembuskannya dengan satu kata,
"Alhamdulillah.."
Karena saya masih dikelilingi oleh orang-orang baik yang peduli sama saya.
Karena saya masih diberi kesempatan untuk merasakan semua ini, affection yang tidak ada habis-habisnya.
Well..
Tuhan,
terima kasih banyak.
:)
01 September 2011
Quick Update
So my family and I are on our way to the hometown. It's 6.44 in the morning and we're already passed half of the trip.
And, let me introduce you to my muse(s).
The book, it has no name but it's titled The Five People You Meet In Heaven. It's written by Mitch Albom, my fave writer. It's about an (ex) US Army, Eddie, who's working at Ruby Pier, a wonderful amusement park. Eddie works there as an engineer. He fixes the races and rides if there's anything not going properly well. Someday, at his 83rd birthday, Eddie got his 'birthday present': a broken ride with people stuck in there. One of them is the little girl he always used to meet, to help her get in to any rides she wants to. Eddie gets there to help the little girl, but there's a mistake and Eddie....died. Without knowing if he saves the little girl or not.
Eddie is now in heaven. At his new 'journey', he'll be meeting 5 people that was related to his previous life on earth. So far, I've read til' the third person. The book is very great. I love it so much. I always love how Papa Albom writes. He makes me fall in love with his witty-yet-smart-and-heart-touching mind.
:)
And my other muse, is a sheep-shaped-fluffy thing commonly called by Shirley Shaun The Sheep. But I name it Daniel Craig. The reason is, I really love Daniel Craig so that I can tweet "I'm sleeping with Daniel Craig". In fact, I'm sleeping with this fluffy sheep.
Again, I brought Daniel Craig in my trip because I need an extra pillow to sleep everywhere I want. It's comfy, you know.
:)
So that's the post. I'm hungry anyway. Anyone cares to feed me breakfast? French toast would be much appreciated. No? Ah-kay.
*snort*
ANYWAYYYY. I would like to say, Eid Mubarak, everyone. Please forgive me for all the mistakes I've done, if I wrote anything here in this blog that could hurt you or anything. I apologize :)
Well, this is the end of the post. Am starting to get headache because I'm writing this using my phone in the car with lack of sleep. Yeah, expect how dizzy I am. Have a nice Thursday, people!
:D
And, let me introduce you to my muse(s).
The book, it has no name but it's titled The Five People You Meet In Heaven. It's written by Mitch Albom, my fave writer. It's about an (ex) US Army, Eddie, who's working at Ruby Pier, a wonderful amusement park. Eddie works there as an engineer. He fixes the races and rides if there's anything not going properly well. Someday, at his 83rd birthday, Eddie got his 'birthday present': a broken ride with people stuck in there. One of them is the little girl he always used to meet, to help her get in to any rides she wants to. Eddie gets there to help the little girl, but there's a mistake and Eddie....died. Without knowing if he saves the little girl or not.
Eddie is now in heaven. At his new 'journey', he'll be meeting 5 people that was related to his previous life on earth. So far, I've read til' the third person. The book is very great. I love it so much. I always love how Papa Albom writes. He makes me fall in love with his witty-yet-smart-and-heart-touching mind.
:)
And my other muse, is a sheep-shaped-fluffy thing commonly called by Shirley Shaun The Sheep. But I name it Daniel Craig. The reason is, I really love Daniel Craig so that I can tweet "I'm sleeping with Daniel Craig". In fact, I'm sleeping with this fluffy sheep.
Again, I brought Daniel Craig in my trip because I need an extra pillow to sleep everywhere I want. It's comfy, you know.
:)
So that's the post. I'm hungry anyway. Anyone cares to feed me breakfast? French toast would be much appreciated. No? Ah-kay.
*snort*
ANYWAYYYY. I would like to say, Eid Mubarak, everyone. Please forgive me for all the mistakes I've done, if I wrote anything here in this blog that could hurt you or anything. I apologize :)
Well, this is the end of the post. Am starting to get headache because I'm writing this using my phone in the car with lack of sleep. Yeah, expect how dizzy I am. Have a nice Thursday, people!
:D
Published with Blogger-droid v1.7.1
19 August 2011
Books!
So I bought this 2 books few days ago. "Kening" by Rakhmawati Fitri (known as Fitri Tropica as well), and "The Five People You meet In Heaven" by my all time favourite, Mitch Albom. I've finished reading "Kening" a day ago and started to read "The Five People You Meet In Heaven" this evening. It would be a very great reading, since I love the way Papa Albom writes and I've also read few pages and it touches my heart :)
It's 1.52 AM already and I'm on the phone with my boyfriend, telling him about how much I love Mitch Albom and all of his writings, also what we both wanna be 2 years later, about each other's dreams, and this, and that, back to this, back to that....
I'm happy with him, if you wanna know that.
*wide grin*
Well, I should end this post, he heard that I was busy with 'tek tak tek tak' sounds and ended with, "Kamu ngetik apaan sih?". Tee hee. So, see you later at another good time, folks? C'ya! Mwah.
Published with Blogger-droid v1.7.1
09 August 2011
For you, HS.
***
I don't know where to start.
All the thing I know, it's just I have to write something. At least that's better than keeping the story all by myself.
I am selfish, don't put any attention to your words, don't wanna be threw in blame, don't wanna change for good, still flying free here and there, like a wild butterfly..
But I simply don't wanna loose you.
I don't like the feeling of loosing, I don't like the feeling of not to talk to you, I don't like the feeling of not knowing that you're okay wherever you are, I don't like the feeling of that awkward silence whenever I don't listen to your singing..
The song I attach here in this post, was the first song you sang in front of me, at that accoustic night event in your place.
Did you remember?
You did.
You're a memory-card if I can describe you in things.
That song, is the one that made me smile widely. Your voice is just wonderful, you know that.
That night, listening to your voice, seeing your eyes shine brightly.. And I smiled widely..
It's ridiculously funny how today I cried by listening to the same song. This song.
I miss you already..
I'm sorry for all the mistakes I've done.
I'm sorry for all of those selfish things I made and shouted to you at our relationship.
Thank you for every little thing you did that made me feel very comfortable,
to every little thing that involved us in fun.
Also, for giving me a chance to be in your warmest embrace last night..
I, love you, baby.
That's all I can say.
It hurts..
02 August 2011
Untuk kamu, lagi.
Kamu yang pemaaf, yang selalu menerima saya kembali ke pelukan kamu.
Kamu yang selalu bisa menerima kesalahan saya dan mengembalikannya ke titik awal, dimana kamu menempatkan kepercayaan terhadap saya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Saya yang terlalu bodoh, berkali-kali mengulangi kesalahan yang serupa.
Berkali-kali meledakkan emosi tidak pada tempatnya,
kepada kamu, yang di seberang sana mencoba memahami saya.
Dan selalu berhasil.
Saya tidak pernah terpikir untuk bertanya,
"Pernah kamu merasa lelah?"
Lelah akan saya dan seluruh hal kekanakan ini?
Lelah karena terlalu lama menunggu saya mengerti kamu?
Lelah karena harus menemui hal-hal aneh yang saya lakukan dan hampir sejenis di setiap minggunya?
Lelah dengan perempuan yang 10 tahun lebih muda dari kamu yang suka meledak-ledak dan seenaknya meninggalkan kamu dengan dengkuran yang terdengar di telepon tengah malam kita?
Pesan teks yang saya kirimkan semalam,
adalah penyesalan terbesar saya selama ini.
Saya mau kamu ada, saya mau "kita" terus ada.
Dengan waktu yang kita tidak tahu sampai kapan,
saya mau, kamu, saya, terus berusaha.
Bukan untuk menaklukkan dunia dengan kebaikan yang ada. Kita bukan Batman dan Catwoman, kamu tahu itu.
Kita, sepasang manusia yang suka menyanyi-nyanyi seenaknya. Sayangnya suara kamu jauh lebih patut untuk diperdengarkan dibanding saya.
*sigh*
Saya, perempuan muda nan multi-talented, multi-tasking, multi-media, tapi tidak suka multi-lasi seperti Ryan Jombang, yang sayang sama kamu dan belum cukup gila untuk mau kehilangan kamu.
Kamu, yang saya harapkan setengah mati untuk terus ada di samping saya, menemani saya dengan sorot matamu yang selalu saya suka.
Dengan tulisan kali ini,
saya sekali lagi,
minta maaf. Kepada kamu. Untuk hal terbodoh yang saya lakukan dan ucapkan semalam.
Saya menyesal. Saya bukan khilaf, hanya terlalu tenggelam dalam ledakan emosi yang saya ciptakan sendiri.
Saya bersyukur untuk kehadiran kamu di sini *tunjuk hati* dan sini *tunjuk kepala*
Dramatis, ya?
Sudah, hanya itu saja.
Kamu, yang ketika tulisan ini dibuat, sedang mengutak atik foto saya di Adobe PhotoShop. Jangan lupa itu hidung saya dikasih garis biar kesannya nggak kasian-kasian amat itu kacamata saya nggak ada sanggahannya. Iya saya tahu, emang langka hidung minimalis kayak gini.
Sudah, ya. Saya mau browsing di Kaskus dulu. Kamu yang bener ngedit foto sayanya, sebisa mungkin bikin mirip sama Blake Lively atau Zooey Deschannel, jangan sampe kayak Jessica Iskandar. Kenapa? Ya jangan aja.
....
Udah, gak usah protes.
Dadah, Mamas.
Saya sayang kamu.
(Now playing while writing this post: The Pretenders - I'll stand by you)
Kamu yang selalu bisa menerima kesalahan saya dan mengembalikannya ke titik awal, dimana kamu menempatkan kepercayaan terhadap saya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Saya yang terlalu bodoh, berkali-kali mengulangi kesalahan yang serupa.
Berkali-kali meledakkan emosi tidak pada tempatnya,
kepada kamu, yang di seberang sana mencoba memahami saya.
Dan selalu berhasil.
Saya tidak pernah terpikir untuk bertanya,
"Pernah kamu merasa lelah?"
Lelah akan saya dan seluruh hal kekanakan ini?
Lelah karena terlalu lama menunggu saya mengerti kamu?
Lelah karena harus menemui hal-hal aneh yang saya lakukan dan hampir sejenis di setiap minggunya?
Lelah dengan perempuan yang 10 tahun lebih muda dari kamu yang suka meledak-ledak dan seenaknya meninggalkan kamu dengan dengkuran yang terdengar di telepon tengah malam kita?
Pesan teks yang saya kirimkan semalam,
adalah penyesalan terbesar saya selama ini.
Saya mau kamu ada, saya mau "kita" terus ada.
Dengan waktu yang kita tidak tahu sampai kapan,
saya mau, kamu, saya, terus berusaha.
Bukan untuk menaklukkan dunia dengan kebaikan yang ada. Kita bukan Batman dan Catwoman, kamu tahu itu.
Kita, sepasang manusia yang suka menyanyi-nyanyi seenaknya. Sayangnya suara kamu jauh lebih patut untuk diperdengarkan dibanding saya.
*sigh*
Saya, perempuan muda nan multi-talented, multi-tasking, multi-media, tapi tidak suka multi-lasi seperti Ryan Jombang, yang sayang sama kamu dan belum cukup gila untuk mau kehilangan kamu.
Kamu, yang saya harapkan setengah mati untuk terus ada di samping saya, menemani saya dengan sorot matamu yang selalu saya suka.
Dengan tulisan kali ini,
saya sekali lagi,
minta maaf. Kepada kamu. Untuk hal terbodoh yang saya lakukan dan ucapkan semalam.
Saya menyesal. Saya bukan khilaf, hanya terlalu tenggelam dalam ledakan emosi yang saya ciptakan sendiri.
Saya bersyukur untuk kehadiran kamu di sini *tunjuk hati* dan sini *tunjuk kepala*
Dramatis, ya?
Sudah, hanya itu saja.
Kamu, yang ketika tulisan ini dibuat, sedang mengutak atik foto saya di Adobe PhotoShop. Jangan lupa itu hidung saya dikasih garis biar kesannya nggak kasian-kasian amat itu kacamata saya nggak ada sanggahannya. Iya saya tahu, emang langka hidung minimalis kayak gini.
Sudah, ya. Saya mau browsing di Kaskus dulu. Kamu yang bener ngedit foto sayanya, sebisa mungkin bikin mirip sama Blake Lively atau Zooey Deschannel, jangan sampe kayak Jessica Iskandar. Kenapa? Ya jangan aja.
....
Udah, gak usah protes.
Dadah, Mamas.
Saya sayang kamu.
(Now playing while writing this post: The Pretenders - I'll stand by you)
31 July 2011
(pic was taken from here)
In contrast, I already told anyone that your voice is my favorite sound :)
22 July 2011
Friday, 1st.
Walaupun belum tepat 24 jam dari kesepakatan kita semalam.
Dari 7 hari yang ditentukan, hari ini, adalah hari pertama.
Kamu tanpa saya, saya tanpa kamu.
Karena saya tidak bisa bercerita tentang apapun kepada kamu, berdasarkan perjanjian kita,
maka saya sampaikan semuanya di blog ini, rumah saya yang mulai sudah berdebu dan dipenuhi sarang laba-laba. Ah, ada tarantula dan ular kobra juga. Sebentar. Ini blog atau hutan tropis?
Baiklah.
Hari ini, hari Jum'at. Hari favorit saya, yang selalu kamu tahu.
Pagi tadi, saya bangun tidur, langsung lihat handphone CDMA saya. Tidak ada missed call dari kamu. Hanya SMS dari kamu. Oh, ya. I love you, too.
:)
Leyeh-leyeh sebentar, ganti baju, langsung ambil sepeda, oh bukan, bukan sepeda tetangga, sepeda Papa.
Berangkat ke rumah Uti, seperti biasa kami bersepeda dari satu pos hansip ke pos hansip lainnya. Berhenti sebentar di tukang nasi uduk, sarapan, lalu lanjut sepedahan lagi.
Lalu kami merasa mual. Makan nasi uduk dengan sambel sebelum sepedahan terlaksana dengan lancar jaya sentosa abadi selamanya bukanlah ide yang bagus untuk memulai hari, ternyata. Bukan, bukan Hari Mukti. Hari Pantja aja yang lebih heits dikit.
....
Ya sudahalah.
Dan memutuskan untuk tidak melanjutkan sesi sepedahan kali ini.
Pulang ke rumah, leyeh-leyeh lagi, lalu...............ketiduran.
Dua jam.
Iya, kamu boleh bilang saya siluman kerbau sekarang. Hih.
Bangun pada saat jam makan siang, lalu Uti datang ke rumah saya. Bukan, bukan kunjungan balik seperti yang para orang tua dari calon mempelai lakukan, kami belum merencanakan pernikahan kami lagipula.
*disambit gerobak sate Padang*
Saya memang sudah janji sama Uti untuk menemani dia membeli gaun untuk acara Gala Dinner dari kampusnya yang terletak di negeri jiran sana.
Tapi, tidak ada hasilnya. Entah kenapa mal gaul yang terletak di dekat rumah saya itu tidak menyediakan stok yang cukup baik untuk dress yang elegan dibanding pakaian-pakaian yang lebih cocok dipakai untuk nonton ST 12 manggung, well, if you KNOW what I mean.
Tidak mendapatkan hasil untuk dress, tapi akhirnya mimpi saya akhir-akhir ini terwujudkan, sayang.
Yak, betul. Makan McDonald's.
You know I've been dying to eat that, tapi nggak ada kesempatan.
Maka dari itulah, saya langsung berasa di surga.
Dengan potongan-potongan ayam goreng tepung yang menari-nari dengan indahnya, dan lelehan ice cream yang membentuk sungai dan bermuara di danau penuh cokelat dan soda yang memukau.
*mulai berfatamorgana, tampar diri sendiri*
Kenyang, lalu kami pulang.
Sampai rumah, saya menemukan Papa lagi asyik (iya, pake y. Saking asiknya) menonton DVD pernikahan kakak sepupu saya bulan Mei kemarin. Agak merinding karena takut disuruh cepetan kawin, saya memutuskan untuk tidak menemani Papa menonton kali ini. Bukan maksud durhaka, tapi SIAPA YANG MAU NGAWININ SAYA SEKARANG???
.....
Baiklah, mulai hopeless.
Lanjut.
Saya ganti baju, leyeh-leyeh(IYA, LAGI DAN LAGI), lalu ambil sepeda dan berangkat ke rumah Uti.
Yes, kami sepedahan lagiiii! Muahahahaha. Kami merasa (agak) bersalah dengan sesi sepedahan pagi tadi yang sangat singkat, terus lanjut sepedahan. Muter-muterin komplek perumahan seperti biasa. Ternyata sesi sepedahan tidak berlangsung lama, kami berpisah di persimpangan jalan dengan dramatisnya, lengkap dengan adegan tangis-tangisan dan janji setia sehidup semati.
Oh, tentu saja saya lebay.
Uti pulang, saya ke studio.
Main badminton.
Satu-satunya olahraga yang membuat saya terlihat bodoh, dan rabun karena saya berkali-kali menjatuhkan kok ke dalam got.
Tapi demi keringat, cincay lah.
Puas keringatan, maghrib saya pulang, berniat berteduh di pangkuan ibunda.
Sampai rumah, ternyata Mama lagi nyuci.
Nggak jadi, deh. Daripada saya terpaksa keramas pakai Molto, lebih baik urungkan saja niatnya.
Tidak lama di rumah, dua begundal yang suka tiba-tiba memunculkan batang hidungnya, Arief dan Mahesa, membuktikan konsistensi mereka. Datang tiba-tiba SMS dari Mahesa, "Gue di depan".
Dua menit setelah adzan maghrib selesai.
Saya mulai meragukan keabsahan mereka sebagai manusia tulen.
YA ORANG GILA MANALAGI YANG NONGOL DI DEPAN PINTU RUMAH ORANG MAGHRIB-MAGHRIB??
Tapi karena mereka teman baik saya, saya bukakan pintu.
Kalimat pertama dari Arief:
"Ini si Anita kok gemukan lagi sih?"
Yeah, Rief. Waalaikum salam.
*sembur galian singset*
Tiba-tiba ngajakin pergi. Dengan sisa uang yang SANGAT minim, kami pamit pergi setelah saya mandi.
Tujuan pertama, Sarinah. Saya ada urusan di sana. Bukan, bukan berniat menjual dua laki-laki itu, tapi ada hal lain yang harus diselesaikan.
*backsound James Bond mengalun syahdu*
Selesai dengan urusan saya, kami makan nasi kucing. Angkringan, cyin.
Dua begundal itu makan dengan lahapnya, saya sebagai perempuan kalem dan berdedikasi tinggi pada menghindari karbohidrat pada malam hari, memesan jahe susu.
Kami ngobrol, well, lebih kepada arti saya menonton mereka berdua mendiskusikan perempuan mana yang layak didekati. Tertawa-tawa sampai keringatan, lalu akhirnya kami pulang.
Di jalan pulang, saya memutarkan lagu Creep milik Radiohead yang dibawakan oleh Ingrid Michaelson.
Lalu Arief, dengan pandangan merenung, bilang:
"Emang deh Thom Yorke nggak ada matinya. Kalo boleh dijadiin teladan mah gue udah......"
Mahesa lalu nyamber, "Ya boleh kali"
Arief: "Nggak boleh, lah. Teladan hidup kita tuh Nabi Muhammad, nggak boleh ada yang lain"
Mahesa: "Ya enggak, lah. Kan ada istilah 'murid teladan' bla bla bla...."
Arief: "Ya itu salah satu pembendaharaan kata yang salah, Sa. Sekarang gini, ya... bla bla bla"
Saya, di bangku belakang, mendengarkan mereka berdebat tentang teladan, sepanjang jalan.
Seperti biasa, hanya bisa geleng-geleng kepala.
Lalu lagu kedua, Linger-nya The Cranberries. Untuk pemanasan Mahesa yang akan nonton Java Rocking Land hari Sabtu besok. Well, dia cuman tau Linger sama Zombie, sebenarnya..
*diceburin ke Pantai Selatan sama Mahesa*
Sampai rumah saya, AKHIRNYA.
Mereka berdua mampir sebentar, lalu pulang.
Saya, cuci kaki, cuci tangan, masuk kamar.
Lalu menulis postingan ini.
Untuk kamu, supaya tidak benar-benar kehilangan saya.
Sambil lihat-lihat timeline, dan ada Nazaruddin lagi yang kembali heits setelah insiden Sari Roti-nya itu.
Guess what?
Dia wawancara dengan salah satu stasiun TV swasta kita, menggunakan.............topi jerami.
*hening*
*jangkrik bersahut-sahutan*
*tokek menelan mereka satu-satu dan menjadi gemuk, lalu obesitas*
Kamu mau liat, sayang?
Ini dia.
Yes I agree with you.
Dari 7 hari yang ditentukan, hari ini, adalah hari pertama.
Kamu tanpa saya, saya tanpa kamu.
Karena saya tidak bisa bercerita tentang apapun kepada kamu, berdasarkan perjanjian kita,
maka saya sampaikan semuanya di blog ini, rumah saya yang mulai sudah berdebu dan dipenuhi sarang laba-laba. Ah, ada tarantula dan ular kobra juga. Sebentar. Ini blog atau hutan tropis?
Baiklah.
Hari ini, hari Jum'at. Hari favorit saya, yang selalu kamu tahu.
Pagi tadi, saya bangun tidur, langsung lihat handphone CDMA saya. Tidak ada missed call dari kamu. Hanya SMS dari kamu. Oh, ya. I love you, too.
:)
Leyeh-leyeh sebentar, ganti baju, langsung ambil sepeda, oh bukan, bukan sepeda tetangga, sepeda Papa.
Berangkat ke rumah Uti, seperti biasa kami bersepeda dari satu pos hansip ke pos hansip lainnya. Berhenti sebentar di tukang nasi uduk, sarapan, lalu lanjut sepedahan lagi.
Lalu kami merasa mual. Makan nasi uduk dengan sambel sebelum sepedahan terlaksana dengan lancar jaya sentosa abadi selamanya bukanlah ide yang bagus untuk memulai hari, ternyata. Bukan, bukan Hari Mukti. Hari Pantja aja yang lebih heits dikit.
....
Ya sudahalah.
Dan memutuskan untuk tidak melanjutkan sesi sepedahan kali ini.
Pulang ke rumah, leyeh-leyeh lagi, lalu...............ketiduran.
Dua jam.
Iya, kamu boleh bilang saya siluman kerbau sekarang. Hih.
Bangun pada saat jam makan siang, lalu Uti datang ke rumah saya. Bukan, bukan kunjungan balik seperti yang para orang tua dari calon mempelai lakukan, kami belum merencanakan pernikahan kami lagipula.
*disambit gerobak sate Padang*
Saya memang sudah janji sama Uti untuk menemani dia membeli gaun untuk acara Gala Dinner dari kampusnya yang terletak di negeri jiran sana.
Tapi, tidak ada hasilnya. Entah kenapa mal gaul yang terletak di dekat rumah saya itu tidak menyediakan stok yang cukup baik untuk dress yang elegan dibanding pakaian-pakaian yang lebih cocok dipakai untuk nonton ST 12 manggung, well, if you KNOW what I mean.
Tidak mendapatkan hasil untuk dress, tapi akhirnya mimpi saya akhir-akhir ini terwujudkan, sayang.
Yak, betul. Makan McDonald's.
You know I've been dying to eat that, tapi nggak ada kesempatan.
Maka dari itulah, saya langsung berasa di surga.
Dengan potongan-potongan ayam goreng tepung yang menari-nari dengan indahnya, dan lelehan ice cream yang membentuk sungai dan bermuara di danau penuh cokelat dan soda yang memukau.
*mulai berfatamorgana, tampar diri sendiri*
Kenyang, lalu kami pulang.
Sampai rumah, saya menemukan Papa lagi asyik (iya, pake y. Saking asiknya) menonton DVD pernikahan kakak sepupu saya bulan Mei kemarin. Agak merinding karena takut disuruh cepetan kawin, saya memutuskan untuk tidak menemani Papa menonton kali ini. Bukan maksud durhaka, tapi SIAPA YANG MAU NGAWININ SAYA SEKARANG???
.....
Baiklah, mulai hopeless.
Lanjut.
Saya ganti baju, leyeh-leyeh(IYA, LAGI DAN LAGI), lalu ambil sepeda dan berangkat ke rumah Uti.
Yes, kami sepedahan lagiiii! Muahahahaha. Kami merasa (agak) bersalah dengan sesi sepedahan pagi tadi yang sangat singkat, terus lanjut sepedahan. Muter-muterin komplek perumahan seperti biasa. Ternyata sesi sepedahan tidak berlangsung lama, kami berpisah di persimpangan jalan dengan dramatisnya, lengkap dengan adegan tangis-tangisan dan janji setia sehidup semati.
Oh, tentu saja saya lebay.
Uti pulang, saya ke studio.
Main badminton.
Satu-satunya olahraga yang membuat saya terlihat bodoh, dan rabun karena saya berkali-kali menjatuhkan kok ke dalam got.
Tapi demi keringat, cincay lah.
Puas keringatan, maghrib saya pulang, berniat berteduh di pangkuan ibunda.
Sampai rumah, ternyata Mama lagi nyuci.
Nggak jadi, deh. Daripada saya terpaksa keramas pakai Molto, lebih baik urungkan saja niatnya.
Tidak lama di rumah, dua begundal yang suka tiba-tiba memunculkan batang hidungnya, Arief dan Mahesa, membuktikan konsistensi mereka. Datang tiba-tiba SMS dari Mahesa, "Gue di depan".
Dua menit setelah adzan maghrib selesai.
Saya mulai meragukan keabsahan mereka sebagai manusia tulen.
YA ORANG GILA MANALAGI YANG NONGOL DI DEPAN PINTU RUMAH ORANG MAGHRIB-MAGHRIB??
Tapi karena mereka teman baik saya, saya bukakan pintu.
Kalimat pertama dari Arief:
"Ini si Anita kok gemukan lagi sih?"
Yeah, Rief. Waalaikum salam.
*sembur galian singset*
Tiba-tiba ngajakin pergi. Dengan sisa uang yang SANGAT minim, kami pamit pergi setelah saya mandi.
Tujuan pertama, Sarinah. Saya ada urusan di sana. Bukan, bukan berniat menjual dua laki-laki itu, tapi ada hal lain yang harus diselesaikan.
*backsound James Bond mengalun syahdu*
Selesai dengan urusan saya, kami makan nasi kucing. Angkringan, cyin.
Dua begundal itu makan dengan lahapnya, saya sebagai perempuan kalem dan berdedikasi tinggi pada menghindari karbohidrat pada malam hari, memesan jahe susu.
Kami ngobrol, well, lebih kepada arti saya menonton mereka berdua mendiskusikan perempuan mana yang layak didekati. Tertawa-tawa sampai keringatan, lalu akhirnya kami pulang.
Di jalan pulang, saya memutarkan lagu Creep milik Radiohead yang dibawakan oleh Ingrid Michaelson.
Lalu Arief, dengan pandangan merenung, bilang:
"Emang deh Thom Yorke nggak ada matinya. Kalo boleh dijadiin teladan mah gue udah......"
Mahesa lalu nyamber, "Ya boleh kali"
Arief: "Nggak boleh, lah. Teladan hidup kita tuh Nabi Muhammad, nggak boleh ada yang lain"
Mahesa: "Ya enggak, lah. Kan ada istilah 'murid teladan' bla bla bla...."
Arief: "Ya itu salah satu pembendaharaan kata yang salah, Sa. Sekarang gini, ya... bla bla bla"
Saya, di bangku belakang, mendengarkan mereka berdebat tentang teladan, sepanjang jalan.
Seperti biasa, hanya bisa geleng-geleng kepala.
Lalu lagu kedua, Linger-nya The Cranberries. Untuk pemanasan Mahesa yang akan nonton Java Rocking Land hari Sabtu besok. Well, dia cuman tau Linger sama Zombie, sebenarnya..
*diceburin ke Pantai Selatan sama Mahesa*
Sampai rumah saya, AKHIRNYA.
Mereka berdua mampir sebentar, lalu pulang.
Saya, cuci kaki, cuci tangan, masuk kamar.
Lalu menulis postingan ini.
Untuk kamu, supaya tidak benar-benar kehilangan saya.
Sambil lihat-lihat timeline, dan ada Nazaruddin lagi yang kembali heits setelah insiden Sari Roti-nya itu.
Guess what?
Dia wawancara dengan salah satu stasiun TV swasta kita, menggunakan.............topi jerami.
*hening*
*jangkrik bersahut-sahutan*
*tokek menelan mereka satu-satu dan menjadi gemuk, lalu obesitas*
Kamu mau liat, sayang?
Ini dia.
Thank you @dayanalady for the pic :) |
Dia terlihat seperti seorang peternak cangcorang di sini.
:))
:))
Well, yeah, guess that's all I can share for now.
I'm going to bed, good night, lover.
:)
10 July 2011
Untitled
That was what I wrote, minutes ago, as my current Facebook status.
Why did I write this?
Because I feel really blessed.
I had a great Sunday.
Woke up in the morning by his phonecall, talking to each other after a full day of fight previously.
It's wonderful, to make up the relationship after a long, boring and selfish doubt.
To finally apologize to each other.
And call ourselves as a whole couple.
In-love couple.
:D
You know how it feels to listen to your favourite voice as the first thing you hear in the morning, no?
:)
And in the afternoon, I had my lunch with my best friend, who just lost his father days ago. Very sad.
We had lunch, we talked heart-to-heart. He's still very sad since he's the closest child to his parents in the family. He looked awful. But then (I hope) he's getting better, since i saw his smile at the end of our lunch.
I pray for you, your father, and your family.
:)
Then, I went out to a mall with my cousin and friend. Just to buy a bottle of soap. Liquid soap.
.......
Yeah, I know.
But then, we ate okonomiyaki and takoyaki. Both are octopuses! Yummmm, I love the foods so much. You should try it. Very tasty.
:9
Then I got home after my mother called me to tell me that my guy-friends, Mahesa and Arief, were coming to my home without noticing me before. Their old habit.
So I came home just to let my parents that i would go out with them.
Then we went somewhere, to a place, a lovely place.
Where the foods are all tasty and cheap.
Where there are many talented musicians.
Where my lover is one of them.
So we went there. Drank cappucino, talked about things, then there was my fave thing:
The appearance of my lover.
I've been missing him like, THAT crazy, since i've been falling in love to him like, THAT crazy.
I know, I know, repetition. Ain't that creative anyway.
He has met Mahesa and Arief. So they had a short conversation then he finally took the guitar,
and there was my 2nd fave thing:
They sing.
Yeay!
:D
Arief is a very good singer, his voice sounds like Thom Yorke from Radiohead. Yea I know, Unee, you'll ask me if you read this ;)
He sang many songs. Radiohead, James Morison, John Meyer, John Legend, Chris John.
.........
Yea I know, not funny.
Then my lover, my fave lullaby, sang many beautiful songs.
Including his 2 new songs.
To me.
I looked at his eyes.
He smiled.
And i realized, that I love him more.
Way much more, than ever.
:)
Then we: Mahesa, Arief, and I, went home.
Talked about many things, listened to Radiohead songs, which become Mahesa and Arief all-time favourite, peacefully.
Then here I am, now. Writing this post, with a wide smile.
I am, thanking God for all of these.
For giving me such a lovely life.
For letting me have those lovely people.
For 'telling' me, that eventho' there were my miserable moments,
I'm not alone.
I can't thank You enough, Dear My Lord. I love you, life.
And indeedly you, Mas.
:)
07 July 2011
Imagine
pic was taken from here
See this old couple?
That may be us, many years ahead.
pic was taken from here
Who are gonna have this kind of breakfast. Oh, no coffee for you anymore, baby.
pic was taken from here
How about sipping a cup of tea? I'll make you one with my favourite color. Which one do you prefer?
pic was taken from here
And staring at the green of the clovers.
pic was taken from here
While you're sipping your cup of tea, I'll arrange flowers for our living room, taken from our own garden. Beautiful colors, no?
pic was taken from here
There goes our lazy cat. Look at his sleepy eyes. He watches you, baby. Careful with the fish :)
pic was taken from here
Look, baby. The sky, the grass, the boat. They're all beautiful, aren't they?
Same as my love that goes to you.
Beautiful.
:)
The girl
11.57 PM, when we started to talk again.
After almost 24 hours of not talking to each other.
Drowned in own's ego.
Whom you did talk to yesterday, baby,
was a young, snobbishly-selfish girl who needs your attention more than anyone else.
She's the one who loves you so much.
She's the one who got mad when she knew that you're not there for her last night.
She's the one who is very afraid to lose you and your warm embrace.
Her whole day felt like darker.
No words came from her mouth or tweet -- since you know that she's a Twitter whore.
Her mind surrounds on you: your smile, your voice, your favourite songs..
She just can't be far away from you.
When she typed you an apology,
you didn't know that her hand was kinda shaking, no?
She needs you, but she's just too embarassed to confess it to you.
Her snobbish mind made her type that. Poor her.
Also,
When she hit the 'send' button,
you didn't know that she's that nervous, hmmm?
She realized that she's the one who did the mistake.
Double mistaken, because of the silly apology.
Baby,
your voice was the only thing she needed to hear for all whole day.
Your acceptance, your caress, your willingness to do anything to keep her safe..
The touch of your skin, the warmth of your embrace, the tenderness of your stare..
You may be wondering now, keep asking that are you that addictive to her?
The answer is yes.
And the girl who is being talked about at this post, is missing you so much.
Love you unstoppably silly.
Like a little girl who is having her first lollipop candy,
loving the sweetness,
enchanted by its bright colours,
and can't get over it.
Wanna know who is the girl, Deary?
The name starts with A.
also ends with A.
5 letters.
Yes, you choose.
The girl, she is.
Anita.
:)
After almost 24 hours of not talking to each other.
Drowned in own's ego.
Whom you did talk to yesterday, baby,
was a young, snobbishly-selfish girl who needs your attention more than anyone else.
She's the one who loves you so much.
She's the one who got mad when she knew that you're not there for her last night.
She's the one who is very afraid to lose you and your warm embrace.
Her whole day felt like darker.
No words came from her mouth or tweet -- since you know that she's a Twitter whore.
Her mind surrounds on you: your smile, your voice, your favourite songs..
She just can't be far away from you.
When she typed you an apology,
you didn't know that her hand was kinda shaking, no?
She needs you, but she's just too embarassed to confess it to you.
Her snobbish mind made her type that. Poor her.
Also,
When she hit the 'send' button,
you didn't know that she's that nervous, hmmm?
She realized that she's the one who did the mistake.
Double mistaken, because of the silly apology.
Baby,
your voice was the only thing she needed to hear for all whole day.
Your acceptance, your caress, your willingness to do anything to keep her safe..
The touch of your skin, the warmth of your embrace, the tenderness of your stare..
You may be wondering now, keep asking that are you that addictive to her?
The answer is yes.
And the girl who is being talked about at this post, is missing you so much.
Love you unstoppably silly.
Like a little girl who is having her first lollipop candy,
loving the sweetness,
enchanted by its bright colours,
and can't get over it.
Wanna know who is the girl, Deary?
The name starts with A.
also ends with A.
5 letters.
Yes, you choose.
The girl, she is.
Anita.
:)
12 June 2011
:)
Tepat hari ini, 12 Juni, salah satu sahabat saya yang namanya Carol, ulang tahun. Yang keduapuluh satu. Meresmikan status saya sebagai yang paling muda di antara kami.
*lambai-lambai KTP dengan cerianya*
Tidak ada perayaan gegap gempita, tidak ada keluar malam di malam Minggu yang syahdu. Kami datang ke rumahnya dari sore menjelang malam, makan nasi uduk, cemal-cemil sana sini, dan nonton TV.
Pada saatnya jam 12, kami memberikan dia surprise kecil. Literally. Terdiri dari 2 buah kue kecil yang ditusukkan lilin. Yang kanan lilin angka 2, yang kiri angka 1. Dua puluh satu.
Beriringan dengan tiup lilin, doa dari satu persatu kami untuk sang empunya hari meluncur. Ya, nggak jauh-jauh dari urusan jodoh, sih :))
Lalu kami memiliki keriangan tersendiri. Foto-foto, ngobrol, tertawa-tawa, sampai akhirnya satu persatu dari kami dijemput pulang.
Dan di sinilah saya sekarang.
Sudah rapi dengan seperangkat piyama, menulis postingan ini, dengan perasaan yang sangat menyenangkan, dan menenangkan.
Saya bersyukur.
Saya memiliki sahabat-sahabat yang bisa membuat keriaan dari hal-hal sederhana. Tanpa sesuatu yang berlebihan. Tanpa kesenangan yang dibuat-buat.
Bermodalkan nasi uduk, Lays, Cheetos, dan cemilan penuh mecin yang diiringi dengan air mineral, kami bisa tertawa riang, tanpa beban.
Dan saya bersyukur akan hal itu.
Bersyukur karena sudah dipertemukan dengan perempuan-perempuan ajaib ini.
Bersyukur karena saya bisa banyak belajar dari mereka, apa yang mereka alami dan ceritakan.
Bersyukur karena saya merasa disayangi oleh masing-masing mereka,
bahwa sekalipun sensitivitas seorang perempuan dalam hal ego tidak ada yang bisa memisahkan kami.
*TSAAAAAAH!*
bahwa kami, tidak memerlukan banyak hal untuk merasa senang dan bahagia.
Sungguh, saya bersyukur atas semua ini, atas ketulusan yang saya rasakan, karena menyayangi dan disayangi oleh orang-orang yang menyenangkan.
Tuhan, terima kasih.
:)
*lambai-lambai KTP dengan cerianya*
Tidak ada perayaan gegap gempita, tidak ada keluar malam di malam Minggu yang syahdu. Kami datang ke rumahnya dari sore menjelang malam, makan nasi uduk, cemal-cemil sana sini, dan nonton TV.
Pada saatnya jam 12, kami memberikan dia surprise kecil. Literally. Terdiri dari 2 buah kue kecil yang ditusukkan lilin. Yang kanan lilin angka 2, yang kiri angka 1. Dua puluh satu.
Beriringan dengan tiup lilin, doa dari satu persatu kami untuk sang empunya hari meluncur. Ya, nggak jauh-jauh dari urusan jodoh, sih :))
Lalu kami memiliki keriangan tersendiri. Foto-foto, ngobrol, tertawa-tawa, sampai akhirnya satu persatu dari kami dijemput pulang.
Dan di sinilah saya sekarang.
Sudah rapi dengan seperangkat piyama, menulis postingan ini, dengan perasaan yang sangat menyenangkan, dan menenangkan.
Saya bersyukur.
Saya memiliki sahabat-sahabat yang bisa membuat keriaan dari hal-hal sederhana. Tanpa sesuatu yang berlebihan. Tanpa kesenangan yang dibuat-buat.
Bermodalkan nasi uduk, Lays, Cheetos, dan cemilan penuh mecin yang diiringi dengan air mineral, kami bisa tertawa riang, tanpa beban.
Dan saya bersyukur akan hal itu.
Bersyukur karena sudah dipertemukan dengan perempuan-perempuan ajaib ini.
Bersyukur karena saya bisa banyak belajar dari mereka, apa yang mereka alami dan ceritakan.
Bersyukur karena saya merasa disayangi oleh masing-masing mereka,
bahwa sekalipun sensitivitas seorang perempuan dalam hal ego tidak ada yang bisa memisahkan kami.
*TSAAAAAAH!*
bahwa kami, tidak memerlukan banyak hal untuk merasa senang dan bahagia.
Sungguh, saya bersyukur atas semua ini, atas ketulusan yang saya rasakan, karena menyayangi dan disayangi oleh orang-orang yang menyenangkan.
Tuhan, terima kasih.
:)
09 June 2011
Nampaknya saya sudah tidak tahan.
Saya tidak mau merubah duniamu dengan kehadiran saya, tapi saya juga tidak mau membiarkan saya menunggu kamu hadir untuk saya.
Saya ada, kamu tidak. Kamu ada, saya sudah memejamkan mata, ditemani sesuatu yang bernama lelap.
Sudah, ya? Saya lelah.
Datangi saya kalau kamu sudah siap menghadapi keegoisan ini.
Saya tidak mau merubah duniamu dengan kehadiran saya, tapi saya juga tidak mau membiarkan saya menunggu kamu hadir untuk saya.
Saya ada, kamu tidak. Kamu ada, saya sudah memejamkan mata, ditemani sesuatu yang bernama lelap.
Sudah, ya? Saya lelah.
Datangi saya kalau kamu sudah siap menghadapi keegoisan ini.
02 June 2011
Jat-uh Cint-ah
Tadi sore, saya pergi keluar sama teman-teman saya, Carol dan Diana. Ngopi, seperti biasa. Diiringi obrolan-obrolan tentang apa saja, dari mulai pekerjaan, ngomongin orang, sampai pada akhirnya, kami membicarakan tentang....jatuh cinta.
Satu hal yang sudah cukup lama tidak kami rasakan, well, setidaknya, PERNAH cukup lama.
:p
Saya dan Carol membicarakan tentang kami dan jedug-jedug tidak tentu yang kami rasakan di dalam jantung. TSAAAH!
Carol mulai bercerita tentang kehidupannya akhir-akhir ini. Dengan satu orang laki-laki berinisial E. Berperawakan tinggi, gagah, dan bermata sipit. Sama sekali tidak bisa bahasa Indonesia. Baru saja putus cinta. Dia bercerita tentang bagaimana laki-laki ini bersikap sangat manis dan membuat dia gagap seketika, tentang bagaimana laki-laki ini membuat jedug-jedug di dalam dadanya terdengar sangat membahana. Yes, people. Akhirnya perempuan ini jatuh cinta juga, setelah sekian lama.
Lalu giliran Diana, yang menanggapi dengan kalimat singkatnya.
"Gue nggak ngerasain tuh yang kayak gitu"
Jedar.
Bumi gonjang-ganjing.
Laut terbelah dua.
Rano Karno kehilangan kumisnya.
Diana, yang telah memasuki bulan ke-sepuluh dengan laki-lakinya ini, tidak....merasakan hal itu?
Dengan satu seruput lemon tea, dia menjelaskan.
"Gue seneng jalan sama dia, ngerasa comfort, tapi nggak ada tuh deg-degan kayak yang kalian rasain."
Hah?
Pertanyaan demi pertanyaan menyeruak di pikiran saya. Apa ada definisi jatuh cinta yang seperti itu? Apa dia kurang peka? Atau yang lebih parah...apa dia tidak jatuh cinta?
Lalu kembali dia bilang, dia sudah lama tidak merasakan jedag-jedug daradam-daradam dengan laki-laki. Apa dia sudah terlihat cantik atau belum, bingung harus pakai baju apa, dan ini dan itu khas perempuan.
Lalu saya berpikir, membandingkan dia dengan saya.
Beda.
Apa yang salah? Dimananya?
Bagaimanapun, perempuan ajaib ini juga teman saya, dan saya tahu dia, dan tidak semua perempuan sama. Mungkin memang ini caranya. Belajar pelan-pelan, untuk kembali jatuh cinta. Saat ini dia sedang belajar, dan nanti ketika tiba waktunya, dia sudah pintar. Jatuh cinta dengan cara yang pintar. Amazing, it is :)
Well.
Bagaimana dengan saya?
Hmmm, kasih tau nggak yaaa?
*dipatok ayam*
Saya, masih sama. Masih jedag-jedug tarakdungces parampam-pampam yang sama sejak beberapa bulan yang lalu yang datang tiap saya ada di dekat kesayangan saya. Masih memastikan bahwa poni saya tersisir sempurna dan senyum saya masih mengembang setiap tahu bahwa dia akan datang untuk menemui saya. Kalau poni saya sudah tidak beres tumbuh liar membabi buta, biarkan saja dia yang mengurusnya. Ya, sekarang dia personal stylist saya pada bagian poni. Nggak usah repot-repot ke salon menghamburkan tujuh ribu rupiah untuk potong poni. Praktis, ya? Iya, emang perhitungan. Tapi ada kebanggaan tersendiri ketika orang bilang "Poni lo bagus, Ta. Potong di salon mana?" lalu dengan membusungkan dada dan lagu Indonesia Raya mengalun perlahan, saya jawab,"Dipotongin Mamas, dong!" muahahahaha.
...
Ya, pokoknya begitulah.
Masing-masing orang punya cara sendiri untuk jatuh cinta. Tidak harus berdebar, yang penting nyamannya, dan tidak ada yang dipaksakan.
Sesederhana apapun itu, kalau sudah jatuh cinta, apa mau dikata?
:D
Sekarang saya menulis ini sambil menunggui dia pulang dan melepaskan diri dari kegiatannya, untuk membiarkan saya mengangkat telponnya. Untuk membiarkan dia tahu, saya masih Anita yang sama yang dia temui dengan muka kusut lagi masuk angin tapi langsung bisa cengengesan pada pertemuan pertama. Saya masih Anita, yang suka manyun kalau dia tinggal bahkan sebentar saja. Masih Anita yang sama, yang kalau bercerita suka melebar kemana-mana tapi masih didengarkan dengan sabar. Masih Anita yang sama, yang kalau ngunyah bisa sama dengan kecepatan cahaya.
Oh please come home faster. I miss you..
....
Anyway, ada yang mau buka salon? Saya mau ngajak kerja sama, saya mau nyediain stylist khusus poni. Minat? Email aja ya..
*dijambak*
Satu hal yang sudah cukup lama tidak kami rasakan, well, setidaknya, PERNAH cukup lama.
:p
Saya dan Carol membicarakan tentang kami dan jedug-jedug tidak tentu yang kami rasakan di dalam jantung. TSAAAH!
Carol mulai bercerita tentang kehidupannya akhir-akhir ini. Dengan satu orang laki-laki berinisial E. Berperawakan tinggi, gagah, dan bermata sipit. Sama sekali tidak bisa bahasa Indonesia. Baru saja putus cinta. Dia bercerita tentang bagaimana laki-laki ini bersikap sangat manis dan membuat dia gagap seketika, tentang bagaimana laki-laki ini membuat jedug-jedug di dalam dadanya terdengar sangat membahana. Yes, people. Akhirnya perempuan ini jatuh cinta juga, setelah sekian lama.
Lalu giliran Diana, yang menanggapi dengan kalimat singkatnya.
"Gue nggak ngerasain tuh yang kayak gitu"
Jedar.
Bumi gonjang-ganjing.
Laut terbelah dua.
Rano Karno kehilangan kumisnya.
Diana, yang telah memasuki bulan ke-sepuluh dengan laki-lakinya ini, tidak....merasakan hal itu?
Dengan satu seruput lemon tea, dia menjelaskan.
"Gue seneng jalan sama dia, ngerasa comfort, tapi nggak ada tuh deg-degan kayak yang kalian rasain."
Hah?
Pertanyaan demi pertanyaan menyeruak di pikiran saya. Apa ada definisi jatuh cinta yang seperti itu? Apa dia kurang peka? Atau yang lebih parah...apa dia tidak jatuh cinta?
Lalu kembali dia bilang, dia sudah lama tidak merasakan jedag-jedug daradam-daradam dengan laki-laki. Apa dia sudah terlihat cantik atau belum, bingung harus pakai baju apa, dan ini dan itu khas perempuan.
Lalu saya berpikir, membandingkan dia dengan saya.
Beda.
Apa yang salah? Dimananya?
Bagaimanapun, perempuan ajaib ini juga teman saya, dan saya tahu dia, dan tidak semua perempuan sama. Mungkin memang ini caranya. Belajar pelan-pelan, untuk kembali jatuh cinta. Saat ini dia sedang belajar, dan nanti ketika tiba waktunya, dia sudah pintar. Jatuh cinta dengan cara yang pintar. Amazing, it is :)
Well.
Bagaimana dengan saya?
Hmmm, kasih tau nggak yaaa?
*dipatok ayam*
Saya, masih sama. Masih jedag-jedug tarakdungces parampam-pampam yang sama sejak beberapa bulan yang lalu yang datang tiap saya ada di dekat kesayangan saya. Masih memastikan bahwa poni saya tersisir sempurna dan senyum saya masih mengembang setiap tahu bahwa dia akan datang untuk menemui saya. Kalau poni saya sudah tidak beres tumbuh liar membabi buta, biarkan saja dia yang mengurusnya. Ya, sekarang dia personal stylist saya pada bagian poni. Nggak usah repot-repot ke salon menghamburkan tujuh ribu rupiah untuk potong poni. Praktis, ya? Iya, emang perhitungan. Tapi ada kebanggaan tersendiri ketika orang bilang "Poni lo bagus, Ta. Potong di salon mana?" lalu dengan membusungkan dada dan lagu Indonesia Raya mengalun perlahan, saya jawab,"Dipotongin Mamas, dong!" muahahahaha.
...
Ya, pokoknya begitulah.
Masing-masing orang punya cara sendiri untuk jatuh cinta. Tidak harus berdebar, yang penting nyamannya, dan tidak ada yang dipaksakan.
Sesederhana apapun itu, kalau sudah jatuh cinta, apa mau dikata?
:D
Sekarang saya menulis ini sambil menunggui dia pulang dan melepaskan diri dari kegiatannya, untuk membiarkan saya mengangkat telponnya. Untuk membiarkan dia tahu, saya masih Anita yang sama yang dia temui dengan muka kusut lagi masuk angin tapi langsung bisa cengengesan pada pertemuan pertama. Saya masih Anita, yang suka manyun kalau dia tinggal bahkan sebentar saja. Masih Anita yang sama, yang kalau bercerita suka melebar kemana-mana tapi masih didengarkan dengan sabar. Masih Anita yang sama, yang kalau ngunyah bisa sama dengan kecepatan cahaya.
Oh please come home faster. I miss you..
....
Anyway, ada yang mau buka salon? Saya mau ngajak kerja sama, saya mau nyediain stylist khusus poni. Minat? Email aja ya..
*dijambak*
Subscribe to:
Posts (Atom)