29 April 2012

Saya tidak sabar,
melihat kamu dengan senyum tanpa ekspresimu,
melihat saya, di depan kamu,
Tanpa pemberitahuan apapun sebelumnya.

Saya tidak sabar,
untuk menyambut hangat gandengan tanganmu,
untuk tangan saya,
dan kita berpegangan erat sepanjang perjalanan,
kemana saja.

Saya tidak sabar,
untuk kembali merasakan manisnya ciummu,
melihat kembali senyum tolol yang selalu muncul setiap kamu habis mencium saya,
dan kemudian kita akan tertawa.

Saya tidak sabar,
untuk merasakan nafasmu di tengkuk saya,
tanganmu melingkar di sekitar pinggang saya,
memeluk saya dari belakang,
membuat saya nyaman,
dan aman.

Saya tidak sabar,
untuk bertemu kamu, kesayangan saya.
Sangat tidak sabar.
tunggu kejutannya ya, sayang.
Pulaumu yang indahnya luar biasa akan jadi saksi,
betapa saya,
sayang kamu.
:)

27 April 2012

I'm sorry, Anita.

Have you ever been really sad so that you feel that you even can't take a breath?
I did.
Just minutes ago.

I don't know what have done, I don't know how big the mistake I've made in previous moments was, I don't know to whom I can ask for forgiveness..
But I think it's myself. It's this girl named Anita.

So with this post,
Let me apologize, to myself.

Dear Anita,
I'm sorry for making you uncomfortable with your current life.
I'm sorry for every stupid things I've done that made you really confused and frustrated.
I'm sorry for often causing you headache.
It's because I'm just too naive, and careless.

Do you remember when you were still 13 years old, A?
You were, that black-skinned teenager, busy playing volleyball, and catching some eyesight from coward boys who had no brave to tell you their feelings.
You were really free and unburdened.

Then you grew up. You became 15, 17, 19, and now 21 years old.
You, which at that time was me also, started to make troubles.
You didn't know what you've done, A. It's just the result of your curiosity. The whole world knows that you're the girl with HUGE curiosity. So, we (the world and I am - present tense) understand that.

You were really emotional at the old times. You can't stop shouting and being mad every time you can't pass a phase. You can't control yourself. You hit everything with your ego, but not with your parents. Such a great job in that young age, baby.

Then when you started to find love on someone, yes baby that one, your first kiss..
Eventho' you kept making troubles and mind-doubting yourself, you kept going on. Biggest decision that you've ever made, I guess.
Your parents denied you and your first love, your parents got "mind-hijacked" by the bloody gossipers and their own fear, in fact you're in love with a great guy that teaches you many things, including ego-management and patience.

You love that person so much,
until finally you lost him.

That hurts, baby. I know. Don't cry.

Three and a half years won't be enough to explain of how much you love him. But no one took him from you, God did. And it's for the best. You, I mean, I -- at that time, remember so much of how it felt, and what I've learned. And how thankful I am, I mean, you are, okay, WE ARE that we learned many things from him. May he rest in truly peace. Good guy like him will get a better place, I have faith in that.

You've passed that phase. You've learned so much from him, but not with the denial.
You can't deny that in this case, a part of you can't be really friendly with your parents. Again, you have such a good "mind-training" to look fine eventho' you're not, darling. Don't put the blame on yourself, I'm the one that should be threw. But hey, look. You can be independent. Like no other girls, you can go through heart-breaking moments without even crying like a baby pig to your mother. You won't waste her time. You can only give her good stories without caring whether she should know when you were down or judged in the corner.

We know that them - the parents, ours, were never really listening, don't we? Well at least that's what happened to you, and me also, at that time.

Now you are 21 years old, going on 22.
Nothing much happened. Nothing much gained.
Yes you got a job, yes you got better salary and money, but not really with heart satisfaction.
In your workplace, you got drama. Cheap drama.
In your relationship, you got failure.
In your lifestyle, you got nicotine in your lungs.

So, here I go now.
Writing you an apology.
Without promising anything to be better.
Without the ability to change the past. Dark past.
But I'm sure, I will try to work really hard,
to get you a better future.
To make you - past tense, proud of me - present and future tense.

Once again, Anita,
I'm sorry for making you being in many troubles,
I'm sorry for making you confused, many many times,
I'm sorry for causing you loud shout and flowing tears,
I'm sorry for pushing you through silly decisions,

I was just too naive.

Once again,
I'm sorry.

12 April 2012

SNSD: Perjuangan Membedakan 9 Wajah

Jadi malam ini, dimana kejadiannya baru saja terjadi, saya iseng lagi buka-buka YouTube dan browsing video-videonya Girls' Generation atau yang lebih akrab dengan..........SNSD. Jangan tanya saya kepanjangan dari SNSD apa, ya. Karena kalo kalian nanya itu ke saya, rasanya saya kayak disuruh ngupil pake telunjuknya malaikat Jibril. Mustahil. Mungkin kalo boleh nebak, SNSD itu singkatan dari "Sesuka Neng Sih Dok!" jadi waktu terbentuk, SNSD itu bisa jadi lagi batuk-batuk kecil imut ke-Korea-an gitu terus disuruh berhenti makan permen kojek sama dokternya, eh pada protes, "Sesuka Neng Sih Dok!" lalu mereka menemukan kesamaan dan terbentuklah SNSD.
....
Openingnya aja panjang ya, sodara.

Jadi, setelah mereka protes dan merasa sehati lalu bersatu dalam girlband, mereka mengadakan photoshoot:

pic source
Liat deh itu kakinya. Kayaknya selain ke dokter bareng, mereka juga ikut Ortopedi. Coba kalo dibandingin sama kaki saya mah..
*memandangi kaki sendiri*
*menenggelamkan diri di lumpur hidup*

Saya awalnya nggak "ngeh" dan emang nggak terlalu merhatiin SNSD ini karena saya pikir ya kayak tipikal girlsband biasa lah. Eh tapi setelah semedi 3 kali bulan purnama dan 1 kali bulan guritno melahirkan, saya mendapat hidayah kalau saya harus menonton salah satu video mereka.
Dan ternyata....
Hasilnya.....
WOW! MEJIK!
*kembang api meledak dimana-mana, termasuk di hati saya yang lagi inget kamu*
*kecebur got*

Pertama kali saya nonton videonya, saya mikirnya mereka background dancer, lha SNSD-nya mana musiknya udah mulai kok artisnya belom nongol. Ternyata, yang saya tonton itu adalah artisnya. SNSD. The girls.
BUSET BANYAK BENER!!
Buat saya yang awam sama girlsband begini, buat saya SNSD itu udah di luar akal. Terakhir saya liat girlband itu AB Three. Udah nggak usah tanya saya hidup di taun berapa. Tapi dari AB Three ke SNSD itu sungguh jauh, pembacah. SNSD itu 3 kali lipatnya AB Three. Seperti kita nonton 3 Nola, 3 Widi, dan 3 Lucy ataupun Chyntia Lamusu.
Lalu selain itu, saya juga mendalami analisa terhadap wajah para personilnya. Bukan, bukan AB Three, bukan juga 3 Diva. Hidung Krisdayanti sudah terlalu runcing sehingga kalo ujungnya dicelup ke tinta, bisa buat eyeliner-nya Ruth Sahanaya dan lem bulumata palsunya Titi DJ.
...
Oke, mulai melenceng lagi. Lanjut, pemirsah?

Saya melakukan analisa terhadap wajah para personilnya di sini. Walaupun krinyis-krinyis imutnya setipe dan keliatannya sama, tapi saya melihat ada yang beda dan mereka masing-masing punya karakter berdasarkan wajah operasiannya.
Dan dengan doa serta niat yang kuat serta setelah beberapa paragraf tidak penting di atas, mari kita mulai review ini.

TAEYEON


pic source
Taeyeon. Bacanya pegimana si itu nama? Kalo menurut saya, mbak Korea yang satu ini cantiknya simple. Nggak terlalu menonjol dari aspek manapun memang, cuma kalo udah denger suaranya, kalian akan setuju kalo she got the character. Mungkin ntar dia kalo udah berumah tangga akan jadi emak-emak yang kalem santai tapi kalo ngamuk suaranya akan terdengar sampe kelurahan tetangga. Melengking, sodara-sodari sebangsa dan setanah air! Nggak heran kalau Taeyeon jadi lead singer di SNSD ini.

JESSICA

pic source
Jessica. Satu-satunya personil yang bisa bahasa Inggris, tapi saya nggak tau dia bisa nyanyi apa enggak. Saya pernah ngira dia translator untuk SNSD karena pas nyanyi nggak keliatan, tiba2 pas interview dia maju terus ngomong. What the? Tapi karena fokus saya di sini untuk menganalisa wajahnya, saya nggak akan ngambil jatah blogger tetangga yang mau nulis review kemampuan bahasa Inggris Jessica.
*ya kali aja ada*
Jessica ini sebenernya manis, cuma manis standard. Manis nggak penting. Ibarat kata teh manis, gulanya cuman sesendok. Manisnya agak-agak mengarah ke tawar, gitu. Orang mau nambah secangkir lagi juga males, keburu kenyang. Sebentar, ini kenapa saya jadi bahas teh manis? Lebih baik kita mengarah ke masa depan yang lebih baik dengan membahas personil selanjutnya.

SUNNY

pic source
Sunny. Tinggal ditambahin kata 'Egg', artinya udah ceplok telor. Bikin saya laper. Mbak-mbak unyu Korea ini sungguhlah merepresentasi kata "unyu". Liat aja garis mata sama bibirnya, kayak kucing, imut-imut nggemesin gitu. Bisa diliat kalo dia ini orangnya manja menye-menye minta dielus-elus gitu. Tapi udah, gitu aja. Nggak ada yang lebih dari Sunny. Menurut saya loh, ya. MENURUT SAYA.
*berlindung dari hujatan fans Sunny*

TIFANNY

pic source
Pertama kali saya liat Tifanny ini.............ya di foto ini. Sumpah saya nggak pernah liat dia di video-video SNSD sebelumnya wahahahahahaha *dijejelin sendal jepit* Aslik, yang mana sik Tifanny tuh? Atau mungkin karena mukanya terlalu common dan menurut saya nggak punya karakter *ndasmu karakter, Anita* jadi saya nggak pernah merhatiin kalo dia ada. Dan juga menurut info yang ada, Tifanny ini juga bisa berbahasa Inggris selain Jessica. Saya nggak tau gunanya apa, cuma ya udah lah ya, daripada saya diprotes terus disantet para personil SNSD..
*beneran disantet*
Tapi, karena dia ternyata juga personil SNSD, mari kita analisa wajahnya.
Hmmm....Tifanny ini........cantik. Keliatannya, dia.........hmmmm......personil SNSD. Udah gitu aja.
*dikeroyok fans Tifanny*
KENAPA SIK? MASALAH? HAH? HAHH?!! SINI MAJU LO SATU-SATU! NGGAK USAH PAKE BAWA BENDERA IWAN FALS! GUE SLANKERS!!
*malah ngajak ribut di tulisan sendiri*

HYOYEON

pic source
Saya baru ngeh kalo ada Hyoyeon akhir-akhir ini, semenjak lagu "The Boys" rilis. Kayaknya sebelumnya dia nggak berpenampilan kayak gini, atau mungkin karena rambutnya blonde sekarang, jadi lebih notice-able.
Saya suka sama Hyoyeon.  Dia jago nge-dance. Dari warna rambutnya yang pirang, saya bisa bilang kalo dia orang yang berani. Juga dari gesture tubuhnya di beberapa video, menunjukkan kalo dia penuh percaya diri. Good enough. Next. Saya udah mulai ngantuk nih. Nulis review nggak kelar-kelar. ini SNSD bersembilan apa satu stadion?

YURI
pic source
Mata sendu, alis rata, wajah hampir tanpa ekspresi, walaupun agak unacceptable, tapi itulah ciri khas Yuri. Cantik, sih. Tapi cantiknya keliatan munafik buat saya. Cantik-cantik yang kalo gebetannya ditikung sama temen sendiri, dia akan jadi kanibal paling sadis. Cantiknya bahaya, masbro.

SOOYOUNG

pic source
Sooyoung ini menurut saya nggak cantik, nyanyinya juga nggak sering, but she's got the character. Sooyoung jadi favorit saya sekarang ini. Mukanya yang nggak "Korea banget", matanya yang menurut saya selalu bersinar membuat dia keliatan menarik di mata saya. Kayaknya orangnya ceria, gitu. Supel, enerjik, but wise at the same time.. Iya, mirip-mirip saya gitu karakternya.. Beda tipis, lah..
*kibas poni*
*sisir alis*

YOONA

pic source
Yoona ini juga favorit saya selain Sooyoung. Sekilas emang mirip sama Yuri, cuma kalo Yuri cantiknya kanibal, Yoona cantiknya cantik drakula. Berdarah dingin. Ibarat kata kalo ditikung, kalo Yuri akan dengan membabi buta membunuh kita secara membabi buta sampai tetes keringat penghabisan lalu dia akan bobok-bobok manis dan kembali menjadi cantik, maka yang akan Yoona lakukan adalah membunuh kita dengan cara semenyakitkan dan sedingin mungkin. Pelan-pelan, tapi mati juga.
...
Oke. Intinya, Yoona paporitkuh! 

SEOHYUN

pic source
Oke. Sebelum memulai review tentang perempewi yang satu ini, saya mau nanya: Dese siapa sih, bok? Sumfeh, saya nggak pernah tau dia ini siapa. Soalnya nggak pernah ngeliat gitu.. Tapi karena saya orangnya adil, saya tulis juga reviewnya dia. 
Seohyun ini cantik. Tipikal cantik Korea. Udah gitu aja.
...
*diseret fans Seohyun ke gurun Sahara, ditinggalin begitu aja*

Nah. Selesai sudah review tentang wajah embak-embak SNSD, sodara-sodara sebangsa setanah air namun tidak sesarung bapak. Dengan restu ibunda dan doa teman-teman seperjuangan ekskul Paskibra, saya akhirnya mampu juga membedakan wajah-wajah serupa tapi tak sama para personil SNSD. Dan juga, dengan selesainya review ini, ijinkan saya mengundurkan diri dari postingan ini sebelum para fans SNSD mengamuk dan meneror rumah tangga saya yang bahagia bersama Donny Alamsyah. Off to go, people. See you in the next post. Ciao!
Ayah, ayok bobok.
*tarik Donny Alamsyah ke dalam selimut*

01 April 2012

#ReviewnyahToskah: The Raid


picture source
Ini nampaknya tulisan perdana saya tentang review film. Kalo sebelum-sebelumnya tulisan saya isinya puisi-puisi romantis sampah, sekarang saya mau naik level. Ibarat kata pokemon, saya mau transformasi dari telornya squirtle ke.....telornya squirtle yang hampir menetas. Ya, emang sedikit banget. Tapi kan pepatahnya "Sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit", sebagai aktivis go green yang save water dengan jarang mandi, saya menulis review ini.
...
Nggak nyambung. Mari kita lanjut.

The Raid. Awal judulnya "Serbuan Maut", kan ya? Sebenernya sih lebih milih kalo film ini tetep dikasih judul pake bahasa Indonesia, cuma daripada judulnya diganti jadi "The Haid", maka mending saya diem aja. 
*dikeplakin pembaca. Komentarlo juga nggak ngaruh apa-apa, Nyet*
Saya sempat terpukau melihat opening film ini dengan adegan Iko Uwais yang lagi sit-up. Perutnya yang six-pack dan badannya yang agak oily bikin saya pingin bawain handuk terus ngelapin keringat di perutnya, terus motong bawang di atas perutnya. Itu perut apa talenan kenceng bener? Lalu saya teringat tujuan awal saya pengen ngeliat Donny Alamsyah, saya langsung istighfar dan kembali menonton dengan wajar. 
Di film ini, Iko Uwais berperan sebagai Rama. Di film ini dia diceritakan punya istri, yang saya imani namanya Shinta. Nah, di film ini istrinya diceritakan sedang hamil, yang juga saya imani anaknya kembar, nanti kalo udah lahir dikasih nama Lawa dan Kusa. Sebentar, ini film laga apa film wayang?
*dikeplakin pembaca lagi karena nulisnya nggak fokus*
Sampai sini, film ini terlihat oke dan flawless.

Next.
Adegan berikutnya, tentang Rama dan pasukan yang berangkat ke tempat penyergapan. Hal pertama yang jadi fokus saya bukan Joe Taslim yang ganteng ataupun kenapa tiba-tiba ada pemain sketsa di Trans TV yang berperan sebagai polisi senior di situ, tapi ke mobilnya. Itu truk pasukan apa limousin? Empuk bener keliatannya. Saya sih kalo jadi pasukannya nggak mau maju, maunya bobok-bobok manja aja sama Donny Alamsyah di dalem situ..
*sadar, mulai ngawur lagi nulisnya*
*benerin daster*
Sebenernya high-light di adegan ini adalah Joe Taslim yang berperan sebagai sersan. Beberapa penonton di samping saya pada narik napas ketika Joe Taslim disorot. Entah saking terkesimanya atau asma mereka mendadak kumat. Tapi yang jelas, Joe Taslim terlihat tidak terlalu ganteng buat saya. Bukan karena saya setia sama Donny Alamsyah, tapi karena.......
NGOMONGNYA BELEPOTAN.
Aslik, pemirsah! Saya nggak tau dese pernah ikut reading dialog apa enggak sebelom syuting film ini dimulai, tapi apapun yang saya dengar dari mulut dia, nggak pernah jelas. Sumfeh.

Lalu tibalah mereka di lokasi penyergapan. Adegan mengendap-endap untuk kemudian menyerbu cukup bikin deg-degan. Itu soalnya kan gedung tua yang (ceritanya) berfungsi sebagai apartemen. Dan ngebayangin di gedung segede gitu isinya penjahat semua dengan pasukan kecil yang jumlahnya sedikit ini, bikin ekspektasi saya meninggi dan adrenalin meningkat. Tsah, asik ya bahasanya, ya?
*kibas poni*
*kecolok, udah agak panjang soalnya belom sempet potong*
Awal menyelinap masuk berjalan lancar, ada beberapa adegan laga yang dari awal aja udah oke, tapi nggak intens. Sampai akhirnya ketahuan dan mulailah kita dengan adegan laga yang buset-banyak-bener-sampe-saya-mikir-itu-orang-kenapa-nggak-capek-capek-berantem-melulu. Dari yang pake senapan, golok, sampe tangan kosong. Sebenernya memang saya yakin yang ditonjolin ini adalah adegan laga dengan tangan kosong yang jadi andalannya Iko Uwais. Ya iyalah, kalo nggak ngapain dia disitu? Mending bobok-bobok manis aja sini sama saya, tinggalin Jane Shalimar. Toh saya lebih muda dan kenceng.
*benerin susuk di idung*

Lalu kemudian, muncullah Donny Alamsyah.
*backsound JENGJENGTERENGTENGTENGDAMDARADAMDARADAM mengalun*
DESE SUBHANAULOH BANGET, BOK!!
Aslik, saya sampe narik napas. Untung nggak kelepasan kentut. Akhirnya saya mengerti apa yang dirasakan para abege yang narik napas ketika Iko Uwais nongol di awal film. Mari kita berpelukan, teman-teman..
*hapus air mata haru*
Cerita kembali berjalan, Donny Alamsyah di film ini jadi temennya Mad Dog. Kenapa Mad Dog? Karena kalo Maddi Jane itu penyanyi YouTube favorit saya. Subscribe, deh. Anak itu bagus nyanyinya. 
...
Iya, iya, lanjut.
Ada adegan Donny Alamsyah dialog sama Iko Uwais, dan itu bikin saya pengen ngakak di bioskop. IKO UWAIS NGEMENGNYA BELEPOTAN BANGET! Kebanting jauh sama Donny Alamsyah.  Nih ya contohnya, ya..
Donny: "Gue nggak bisa balik lagi"
Iko: "Tapwerkj Bapwerfkjiwe" (terjemahan: Tapi Bapak pengen lo balik lagi!")
Donny: "Lo pikir kalo gue balik lagi semuanya bakal baik-baik aja?"
Iko: "Inlkjwerio awerifjwe jkwerf" (terjemahan: Ini jalan nggak bener!")
Saya: "Dafuq did I just watch?"

Gitudeh. Rata-rata, eh, nggak deh. SEMUA dialog di film ini belepotannya pol. Saya akan berterima kasih banget kalo di film ini dikasih subtitle. Pake bahasa enggres juga gapapa, asal jangan bahasa tagalog aja. Asli, pemirsah. Genggesnya setara dengan tingkat ke-awesome-an saya. Pol-polan!
*dijambakin pembaca*

Tapi tak terelakkan, adegan laga di film ini nggak bisa dibilang nggak keren. Kalopun ada yang bilang nggak keren, pasti dia ketiduran pas adegan laganya mulai terus kebangun pas adegan mereka lagi berdialog belepotan. Plot ceritanya standard dan klasik, tapi menurut saya itu ketutup sama adegan laga yang agresif dan intens. Kayak nggak kelar-kelar gitu berantemnya. Berantem tembak-tembakan, peluru abis, ganti pisau. Pisau ketendang, ilang, pake gas LPG. Gas LPG meledak, pake golok rampasan. Golok rampasan mendadak nggak dipake lagi (mungkin Iko Uwais berasa tukang kelapa bawa-bawa golok), dese berantem pake tangan kosong. BUSET INI ORANG MAKAN APAAN BERANTEM MELULU?
Tapi justru itu film ini dibuat, Anita. Please, you can't be this dumb in front of your readers.
*ngomong sama diri sendiri sambil ngunyah sirih*
Akting Ray Sahetapy di film ini juga kece. Dese jadi bosnya para penjahat. Akting jadi bos penjahatnya emang juara. Tapi ya namanya penonton, saya ngarepnya dia ada adegan berantemnya walaupun seiprit, gitu. Eh adanya adegan dia nembakin kepala orang sama nusuk tangan pacar saya tepat di tengah-tengah telapak tangan pake pisau. Lumayan bikin ngilu, tapi tetep aja kurang greget. Mungkin akan lebih kece kalo bos penjahatnya pake Barry Prima, gitu. Apa? Cliff Sangra? What are you? Suzanna's fans? He can't do anything but whining, you dumb! Ah, akhirnya ada yang membuktikan kalau saya sedikit lebih pintar..
*elus dada*
*dada Donny Alamsyah*

Oh iya, ada satu lagi yang namanya Yayan Ruhian. Dia jadi Mad Dog, tangan kanan bos penjahat selain Donny Alamsyah. Saya pikir awalnya ada Mandra ikut main di flim ini, ternyata............
ANJIS ITU ORANG BERANTEMNYA JAGO BENER! Dengan postur tubuh yang nggak tinggi tapi kekar, orang ini berantem nggak pake istirahat dulu, narik napas dikit pun enggak kayaknya, apalagi duduk-duduk sambil makan nasi uduk buat ngisi tenaga. Dia spesialisasi berantem pake tangan kosong. Pertama ada adegan dia berantem sama Joe Taslim yang menurut saya itu cuman kayak perjuangan mau mandiin kucing, awalnya doang rada berat dan lecet-lecet dikit kena cakaran dan akhirnya kita menang juga bisa mandiin kucingnya. Same thing happens to him. Sempet berantem dan nerima perlawanan dari Joe Taslim, tapi akhirnya menang juga. Ada juga adegan dia berantem 2 lawan 1 sama Iko-Donny yang membuat saya mikir dia minum Milo tiap pagi dan membuat wajahnya (menurut saya) bertransformasi dari Mandra menjadi.......Limbad.
*disantet*

Menurut saya lagi, The Raid ini salah satu film Indonesia yang bikin bangga. Skill berantemnya Iko Uwais udah nggak kita ragukan lagi secara dese udah mencak silat dari kecil. Donny Alamsyah my darling juga nggak usah kita pertanyakan lagi skill akting dan walaupun adegan berantemnya nggak se-intens Iko Uwais, dese memunculkan karakter yang menonjol. Yayan Ruhian juga bikin mangap tiap liat dia berantem. Oh, one thing. Bahkan dialognya lebih jelas dan nggak belepotan kayak Iko Uwais. About Joe Taslim? Bitch, please. Saya bingung kenapa banyak yang bilang aktingnya bagus. Menurut saya, aktingnya dia kaku, ngomongnya juga belepotan. JAUH lebih belepotan dari Iko Uwais. Saya juga nggak ngerti fungsinya dia di film ini. Jadi kayak fungsinya Zumi Zola di film Merah Putih. Ganteng, tapi nggak ada gunanya. Cuma buat naikin rating, mungkin.
*digebukin fansnya Joe Taslim*
*dibuang ke Aceh*
*bertani Ganja*

Well overall, film ini bagus dan emang patut banget naikin puncak box office. Kalo saya mah cukup puncak asmara aja. DI PUNCAK, ASMARAAAA~
*seret Donny Alamsyah*
*dilelepin di Selat Sunda*
Film in jelas high recommended. Buat yang belom nonton, buruan tonton. Tapi ingat, jangan bawa anak kecil ya.. Selain ganggu karena anak kecil kalo dikasih liat film berantem dan darah dimana-mana pasti berisik jadi bikin kita nonton nggak fokus, adegan kekerasan di film ini bukanlah untuk dipertontonkan ke mereka kalo kalian mau anak kalian mentalnya bukan mental tukang berantem nanti :)

Saya rasa sudah cukup review-nya. I gave 8 of 10 for this movie. -1 untuk dialognya yang belepotan, -1 untuk endingnya yang menurut saya kurang greget. Now, am off to bed. Saya mau bobok-bobok manis sama Donny Alamsyah. Good night, people! :D