12 August 2010

Ramadhan kali ini

pic was taken from here
Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage.
-Lao Tzu-

Hari ini, hari kedua di bulan Ramadhan. Saya dan keluarga baru saja selesai berbuka puasa. Saya selalu antusias menyambut Ramadhan. Dan alhamdulillah puasa saya lancar dan menyenangkan hari ini, semoga terus berlanjut hingga akhir Ramadhan nanti. Amin.. :)

Rasa  Ramadhan kali ini tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan Ramadhan tahun 2007. 3 tahun yang lalu.
Ramadhan yang penuh air mata bagi saya. Ramadhan penuh perjuangan, harapan, do'a, dan juga butuh banyak keikhlasan untuk saya..
Dimana dia, laki-laki yang setengah mati saya sayangi, menghadapi Ramadhan dengan nafas tersengal-sengal. Dia, yang setengah mati saya perjuangkan kepada orang tua saya, harus menyambut Ramadhan dengan raut yang pucat dan dahi yang selalu berkeringat.. Dia, yang tidak pernah mendapat acceptance dari keluarga saya, harus tetap berjuang terbaring dan berdoa di rumah sakit selama berjam-jam tiga kali seminggu untuk cuci darah.. Dia, Sang 3,5 tahun saya yang tercinta..

Saya ingat ketika awal Ramadhan tahun itu, sebelum maghrib, saya menghubungi dia dan dia bilang juga rindu sama saya. Banjir air mata saya setelahnya.. Dia, yang sudah tidak pernah mengeluh, bahkan berbicara, karena cairan asing yang tidak diinginkan memenuhi tubuhnya, ginjal yang diperjuangkan meronta sekuat tenaga untuk menjaga tubuhnya, melawan sakitnya, otaknya terus menanamkan pemikiran optimis untuk tetap bertahan, dia masih punya banyak mimpi dan harapan untuk diperjuangkan..
Minggu pertama, minggu kedua Ramadhan, kami baik-baik saja.. Sering saya hubungi dia tapi yang angkat Mamanya, bilang kalau nafasnya sedang sesak, dia bahkan tidak bisa bergerak.. Saya maklumi.
Minggu ketiga, kami ribut hebat. Tidak pernah kami mengadu ego satu sama lain sebesar dan sekasar itu.
Saya minta dia menyelesaikan kisah kami. Dia tidak menjawabnya.
Tiga hari kemudian, masuk bulan keempat pada Ramadhan. Seminggu sebelum lebaran.
Saya terima SMS dari sahabat saya, Nathali, isinya SMS forward dari adiknya..
"Nath, tolong bilang Anita, abang gue udah meninggal"

Saya bahkan tidak bisa mengingat seperti apa saya saat itu. Saya tidak menangis, tidak. Saya tidak tertawa. Saya bahkan tidak merasakan kehangatan pelukan sahabat saya ketika itu.
Saya hampa. Mati rasa.
Dan Ramadhan kali itu, merupakan Ramadhan terpahit dalam hidup saya. Bukan pahit karena dia sudah tidak ada, itu kehendak Yang Maha Kuasa, saya tidak bisa melawannya. Bukan pahit karena dia pergi begitu saja, tidak. Semua ini sudah diatur. Rasanya pahit, karena laki-laki yang saya perjuangkan selama ini, tidak mendapat apa-apa dari mereka yang saya harapkan dapat menerima: Orang tua saya.
Sekarang saya tahu kenapa dia tidak pernah ingin membicarakan hal serius dengan saya.
Sekarang saya tahu kenapa dia tidak pernah ingin datang ke rumah saya kecuali saya yang memaksa.
Sekarang saya tahu kenapa dia selalu tersenyum sambil memainkan rambut saya dengan jarinya.
Sekarang saya tahu kenapa dia selalu meminta saya untuk tinggal sementara dia pergi melakukan pekerjaannya.
Sekarang saya tahu kenapa dia selalu minta saya yang membawakan makan siangnya.
Sekarang saya tahu, kenapa dia tidak pernah menjawab permintaan saya untuk menyelesaikan hubungan kami.
Dia menyayangi saya, tapi dia juga tahu dia akan sulit mendapatkan apa yang selama ini kami perjuangkan: kebahagiaan kami berdua.

Dan sejak Ramadhan itu, bulan Ramadhan tidak pernah terasa sama lagi. Setidaknya, saya akan mencari arti dari tiap Ramadhan bagi saya sendiri.

"Halo, kamu. Aku tidak akan berhenti. Setidaknya, untuk kebahagiaanku sendiri. Tolong baik-baik disana, karena aku, akan selalu menghadiahimu dengan do'a. Jangan marah ketika aku jatuh cinta, itu caraku untuk belajar memahami dunia. Aku akan menjadi anak manis, aku tidak akan lagi pesimis. Kamu bisa lihat aku dari atas sana, karena salah satu tujuanku, adalah membuatmu bangga."


Aku sayang kamu. Iya, aku yakin kamu selalu tahu itu.
-NsY-