*dilindes kereta*
Nggak, deng. Saya ke sana bareng Alex sama Abdi. Kami bertiga bingung mau ngapain lagi karena jadwal roadshow dan jumpa fans lagi lowong, juga lagian kan kemaren Victoria's Secret Fashion Show 2012 di New York juga alhamdulillah udah sukses tergelar, jadi kami sebagai model-modelnya
*tampar diri sendiri*
*akibat kelamaan nggak ngeblog*
Nah, pemirsa. Pada postingan tengah malam ini, saya hendak kembali menulis........REVIEW SUKA-SUKA! Jeng jeng, jeng jet! Setelah terakhir Review Suka-Suka ini berakhir di The Raid
pic source |
Hyak. Film yang saya pikir akan biasa aja karena saya belom pernah liat aktingnya Reza Rahardian dan BCL (bok, I don't go to movies that often), ternyata, ketika filmnya mulai, saya. saya, saya..........merasa gagal sebagai insan penikmat film Indonesia.
Oke. Begini rekonstruksinya:
*kami bertiga sudah duduk di dalam teater. Iya, dong. Kalo duduk di kelas namanya kuliah*
*iklan gak penting*
*iklan gak penting*
*orang depan gak sengaja ketemu temennya di bioskop dan heboh beneur*
*filmnya mulai*
Kita skip aja adegan-adegan awalnya, ya. Lalu, muncullah Reza Rahardian. Iya, dong. Kalo yang muncul Daniel Craig mah itu namanya saya nonton James Bond.
*ditembakin pembaca*
Reza Rahardian muncul, adegan-adegan pembuka ini dan itu, sampai akhirnya........dese ngomong.
Saya terdiam.
Bengong.
Terus langsung senggol-senggolan sama Alex. BOK! DESE PINTER BANGET NIRUIN PAK HABIBIE BENERANNYAAAA! Dari gaya bicara, gestur tubuh, cara berjalan, sampe........the way he stares.
Awalnya saya nggak ngeh sampe segitunya karena udah heboh terkagum-kagum sama skill-nya menjiwai peran, sampe akhirnya Alex nyenggol saya dan bilang, "Look at his eyes".
Saya cuman manggut-manggut bego dan memperhatikan matanya langsung. Ya saya pikir ada belek atau maskara-nya menggumpal gitu, ternyata......saya masih gak ngerti.
Emang saya ini penonton awam yang koneksi otaknya lebih lemot dari dialling 0809 8 9999, pemirsah. Tapi saya pura-pura ngerti aja di depan Alex. Tapi, lama kelamaan filmnya jalan terus, sampai akhirnya tibalah ada si Reza Rahardian ini disorot close up mukanya.
Dan saya ngeliat matanya. Mata Reza Rahardian, bukan mata Alex.
*digampar*
Well you may call me "lebay" here, tapi ketika ada close up shoot-nya itu, saya langsung kebayang wajahnya Pak Habibie, matanya.
ANJIS GUE BARU NGEH! The way Reza Rahardian stares is just like EXACTLY the way Pak Habibie stares. Saya sampe sebelum nulis postingan ini YouTube dan googling foto-foto dan video-nya Pak Habibie, and I wasn't wrong. Yes, baby, Reza Rahardian is THAT good!
*terkagum-kagum sampe ileran*
Kemudian muncullah adegan-adegannya sama BCL. Well saya nggak tau ya ini perasaan saya aja atau emang ada dari kalian yang ngerasa juga kalo BCL di sini tuh "kurang". Bukan, bukan kurang kurus karena masih muncul double-chin, tapi ya kurang aja. Nggak maksimal aja gitu aktingnya. Satu-satunya aktingnya dia yang menurut saya dan Abdi pas adalah ketika ada adegan di rumah sakit di Jerman, ketika diceritakan Ibu Ainun mau meninggal. Dia gak ngomong, cuman matanya ngedip-ngedip doang sama mulutnya megap-megap. Nah, di situ aktingnya bagus. No offense here, but I expect it was Dian Sastro who played the role as Ibu Ainun.
Tapi akting BCL yang terlihat bagus ketika sedang memerankan adegan sakratul maut bukanlah masalah buat saya. Chemistry-nya dapet, ceritanya bagus, walaupun agak panjang. Tapi dari cerita yang detail dan alur agak lambat, saya tidak merasa ada yang bisa dipotong untuk memperpendek durasi di situ. Peletakan dan pengaturannya ciamik KECUALI PRODUCT PLACEMENT-NYA YANG SAYA GAK PAHAM KENAPA BERANTAKAN BENEUR. Ada Gery Chocolatos, Sirup-entah-apa-itu-namanya, Garuda Indonesia, Mandiri E-Toll Card pleus Indomaret Card, dan............Fresh Care (atau Safe Care saya nggak tau). Yang paling saya gatel sih Gery Chocolatos karena terlihat "maksa" dan obvious banget. Ada adegan di tahun yang jelas-jelas itu chocolatos belom ada bahkan saya Nikita Willy sang bintang untuk brand tersebut belum masuk ke dalam proses perencanaan pembuatan, tapi dimunculkeun saja itu hadir si chocolatos. Juga, ada adegan ketika Reza dan BCL lagi makan siang anteng-anteng damai sejahtera sampai akhirnya salah satu anaknya dateng-dateng bawa sekotak chocolatos terus pergi lagi. DAFUQ?! Saya kan otomatis jadi mikir, apa dulu di kehidupan nyata pada suatu siang yang lapar dan dipenuhi uap kepulan nasi hangat, salah satu anaknya Pak Habibie datang dan membawa sekotak Gery Chocolatos? Apakah Pak Habibie menyukainya? Apakah kotaknya didaur ulang menjadi ganjalan pintu? APAKAH PIHAK GERY CHOCOLATOS SUDAH KEHILANGAN AKAL SEHAT UNTUK PRODUCT PLACEMENT YANG LEBIH WARAS? :)))
*geleng-geleng kepala*
*benerin sasakan ibu Ani Yudhoyono*
Juga ada satu product placement yang menurut saya rada "gagal". Fresh Care (atau Safe Care, saya gak tau). Saya aja pas nulis ini masih bingung sebenernya itu product placement atau bukan, tapi, begini adegannya:
"Mari kita dengarkan sambutan dari Ibu Ainun bla bla bla"
*BCL naik podium, hadirin tepuk tangan*
"Assalamu'alaikum wr wb" kata BCL.
*kamera menyorot BCL*
*kamera berpindah dari menyorot BCL penonton....dan ada yang lagi ngendus-ngendus Fresh Care (atau Safe Care, saya gak paham)*
*kamera berpindah dari menyorot BCL penonton....dan ada yang lagi ngendus-ngendus Fresh Care (atau Safe Care, saya gak paham)*
EMANG MENURUTLO TAUN SEGITU UDAH ADA ITU FRESH CARE (ATAU SAFE CARE, SAYA GAK PEDULI)??!!
*ngakak kejengkang sampe pingsan dan tersadar kalau saya melewatkan ulang tahun saya sebanyak 12 kali*
Kemudian, adegan dilanjuti dengan......Ibu Ainunnya pingsan.
Lanjut. Udah cukup marah-marahnya. Saya memaafkan kecarut marutan product placement ini dengan tulus ikhlas dan Ridho gitarisnya Slank. Saya tetap suka banget sama film ini. The movie told me something, about how to love unconditionally. Saya suka sekali lihat aktingnya Reza Rahardian yang sangat menggambarkan betapa Pak Habibie mencintai Ibu Ainun. Make up-nya juga bagus, Reza dibuat sedemikian rupa sehingga dia memang terlihat menua, dan itu step by step dan pas. Make up untuk BCL gak begitu pas, sih. Tapi karena emang saya gak niat ngeliat dia, jadinya yaudahlah.
Saya juga nangis ketika di adegan-adegan terakhir, tentang betapa Pak Habibie berjuang sangat keras supaya Ibu Ainun sembuh dari penyakitnya dan ini dan itu dan ini dan itu lalu kemudian tanpa disadari.....air mata saya netes. Tes, tes. Gitu. Saya pikir wajar lah ya ini, TAPI KOK LAMA-LAMA MAKIN DERES? KOK INI PELEM SEDIH BENEUR SAMPE SAYA NANGIS SESENGGUKAN GINI?! Tidak ingin merasa sendiri, saya nengok ke Alex dan ternyata DIA LAGI BERLINANGAN AIRMATA JUGA BWAHAHAHAHAHAHAHAHA.
*dikepret*
Maka jadilah kami berdua nangis sesenggukan bareng. Abdi yang duduk di sebelah Alex tadinya udah siap-siap pasang kuda-kuda mau nangis langsung nggak jadi nangis gara-gara ngeliat kami sesenggukan bareng. Iya, kadang melihat kesedihan orang lain bisa membuat kesedihanmu sendiri sedih.
*puk-puk*
Overall, saya suka film ini. Dari angka 1-10, saya pilih 8 3/4, soalnya 1 1/4-nya saya bagi-bagi untuk product placement yang kacau, akting BCL yang menurut saya kurang maksimal dan make up aging untuk BCL yang walaupun di ceritanya udah tua tapi teteup gak ada uban sehelai pun. APA? KALIAN MASIH NANYAIN AKTINGNYA REZA RAHARDIAN? UDAH GAK USAH MAIN-MAIN KE SINI LAGI KALO MASIH NANYA PENDAPAT SAYA TENTANG HAL YANG SANGAT OBVIOUS SEPERTI ITU!
*ciprat-cipratin air suci*
Dan dengan postingan sampah ini, maka saya sebagai empunya warung hendak menyatakan bahwa film Habibie dan Ainun ini layak ditonton. Oh iya saran saya: bawa tissue kalo kalian orangnya gampang nangis, juga jangan makan nasi goreng kambing selagi nonton kalo gak mau bikin penonton satu bioskop ngiler. Kalo mau bagi-bagi, ya silakan abang nasi goreng kambingnya bawa ke dalam studio biar dia bisa nonton sambil masak. Oke? Baiklah. Karena waktu sudah menunjukkan larut malam, saya rasa saya akan mengundurkan diri dari postingan kali ini. Sampai bertemu di Review Suka-Suka berikutnya! KALIAN LUAR BIASAAAAA!!!
*kesurupan Ariel*
Have a good night, readers :)