Sekotak memori penuh terisi.
Ratusan hari,
ribuan jam,
jutaan menit,
milyaran detik.
Sekotak memori penuh terisi.
Baik dan buruk,
hitam juga putih,
tawa bahagia serta tangis sendu,
diselipi luapan rindu kala jarak memisahkan untuk sementara waktu.
Sekotak memori penuh terisi.
Seperti tumpukan benang yang menunggu untuk ditenun hingga menjadi kain.
Merapuh seiring berjalannya waktu,
dilapisi debu.
Peluk hangat menjadi penanda,
bahwa apa yang pernah ada,
memang harus binasa.
Saya memang bukan ahli puisi.
Tapi saya sedikit tau cara merangkai kata untuk meluapkan isi kepala ini.
Yang entah kenapa,
hanya berisi kamu,
sejak tadi pagi.
Sekotak memori penuh terisi.
Tidak mati.
Penuh arti.
Tersimpan rapat terkunci.
Di satu sudut hati.
Sejak empat Januari.