09 July 2010

Eclipse

Jadi ceritanya, 2 hari yang lalu, saya nonton film abege trendi gaul funky masa kini: Eclipse. Iya, FTV tentang Vampir kebanyakan bedak yang ditayangin di bioskop itu..
*disambit bedak sama fans Twilight*

Awalnya saya excited mau nonton film ini, karena banyak yang bilang adegan fighting di sekuel ini lebih banyak daripada di New Moon. Akhirnya, saya mengajak Diana teman saya nonton bareng sepupu saya, yang ternyata juga terdapat kakak dari mantannya Diana. JEGER.Mereka bertemu, lalu dengan segala kecanggungan yang terkikis dalam waktu yang lama, kami semua sudah ngopi bareng sambil nunggu film dan.... Mereka foto bareng aja gitu. CIEEEEEEEEEEEEEEEE!!
*PLAK!! Fokus, Ta. FOKUS!!*
Ah, saya hilang fokus lagi. Baiklah, kembali ke topik tanpa hidayat.
*disambit raket sama Ami Gumelar*
Saya dijadwalkan nonton film yang jam 21.25. Karena kita hidup di negara paling tepat waktu sedunia, kami HANYA perlu menunggu 15 menitan sampai filmnya dimulai. Blah.

And here goes the movie..
Filmnya mulai. Saya deg-degan, ser-seran juga. Bukan, bukan karena kepengen banget nonton FTV Vampir gaul yang tayang di bioskop itu, tapi karena saya... berhasrat, untung buang hajat. Perut saya memang tidak bisa diajak gaul dikit. Kan kalo saya nonton pelem trendi masakini, dia juga ikut menyaksikan. Ah, gak gaul lo, *Rut.
(*Rut= panggilan khusus untuk perut saya. Ya, kami memang intim)
Lanjut.
Dan filmnya pun mulai. Diawali dengan pemuda sok-ganteng-sok-asik-bawa-bawa ransel-yang-menurut-saya-lebih-keliatan-kayak-abis-pulang-les-kumon yang dikejar kejar vampir sampe akhirnya digigit dan kelojotan. Sudah, abis itu ganti scene. Antiklimaks.
Lalu scene berikutnya..
Ada sebuah lahan luas dengan bunga dan ilalang yang nyegerin mata, dengan Edward-si-vampir-kebanyakan-bedak sama Bella-si-ABG-labil-yang-sok-kecakepan ditengah-tengahnya. Saya pertama yakin kalau scene ini syutingnya di Taman Bunga Nusantara. Tapi pas saya lihat gak ada orang-orang nontonin lagi syuting di sekitarannya, saya baru ngeh kalo itu bukan di Indonesia.
*dikeroyok warga*
Saya gak ngerti dan gak paham mereka ini ngomong apa, karena sambil nonton saya juga sibuk twitteran. Scene demi scene berlanjut, Bella kekeuh kepengen jadi vampir, Edward ribet sendiri ngajak kawin, Jacob si manusia serigala heboh gak kepengen Bella jadi vampir. Bahkan saya akan lebih memilih untuk nontonin emak-emak ngegosipin warga setempat daripada nontonin keribetan mereka bertiga.
Saya mulai bosan. Apa menariknya vampir pucat begini? Saya juga berpikir bahwa make-up artist yang menghandle make up para vampir ini merupakan tukang make up keliling buat kawinan antar kampung. BEDAKNYA BANYAK BANGET SAMPE PUCAT GITU!! Tapi setelah bilang ke Diana(yang sudah tertidur di tengah-tengah film) tentang hal ini, dia cuma bilang sambil balik badan tidur ngebelakangin saya,"Emang otaklo sinting, Ta".
Krik. Saya cuma diam seribu bahasa, gak ngerti maksudnya apa.
*dijambak kuntilanak*
Lanjut lagi ya? Yang mau ambil minum karena deg-degan ngebaca postingan kali ini yang serunya minta ampun, silakan, saya tungguin..
....
....
Udah? Oh, ada yang mau ke toilet dulu? Monggo..
....
....
Udah? Oh, ada rumahnya ternyata belum ada toiletnya? Apa? Mau dibangun dulu toiletnya?
KELAUT AJA SONOH!!
*blogger labil, emosian, lagi PMS*

Lanjut lagi.
Saya udah hampir pingsan nungguin ini film selesai. Adegan fighting yang katanya memiliki porsi lebih banyak ternyata hanya isapan jempol tetangga belaka. LEBIH BANYAK DARI MAJALENGKA!! Sepanjang film saya cuma ngeliatin vampir kelaperan lari-larian sambil manjat-manjat pohon. Ini vampir apa siluman simpanse?
*dikerubutin nyamuk, jadi siluman nyamuk*
And about the werewolf, DEMI APA ADA SERIGALA SEGEDE GITU?? Saya sempet shock karena menyangka kalau Jacob Black itu labil dan memilih menjadi beruang. Saya sempet mau ngomong ke Diana,"Nyet, si Jacob labil banget. Di New Moon dia jadi serigala, kenapa sekarang jadi beruang?" Tapi daripada saya dilempar keluar sama dia, mendingan saya diem aja.

Saya mulai mau pingsan nonton film ini. Lamanya naujubilah.
Hingga pada akhirnya...
DAKOTA FANNING!!
Yak, saya lupa kalau ternyata dia main lagi di film ini. Saya suka banget sama performance dia. Dang, siapa yang gak sukaaaaa?? Saya yang udah manggut-manggut ngantuk jadi seger lagi. Tapi ternyata eh ternyata.. Porsinya cuma sedikit. Pueh. Saya ngantuk lagi.
Tapi gak lama, adegan fightingnya nongol. Cuma dikit. Beberapa persen. Saya udah mau bakar layar sambil ngibarin bendera Jerman: AYO KITA NONTON JERMAN-SPANYOL AJAAAAAAA!!
Tapi saya urungkan niat saya itu, karena selain waktunya masih lama, saya memikirkan masa depan saya dan pembentukan opini masyarakat terhadap saya. Saya ogah untuk menggelar press conference dan minta maaf sambil nangis-nangis,"Saya atas nama pribadi dan keluarga, meminta maaf kepada Bapak Presiden Republik Indonesia dan masyarakat, untuk pemberitaan yang meresahkan akhir-akhir ini". Setelah press conference, liputan saya mengibarkan bendera Jerman di depan layar bioskop yang terbakar terus diulang-ulang di infotainment dan diperdebatkan para ahli terawang.
*diajak promosi apartement sama Feni Rose hari Sabtu-Minggu*

Ya gitu lah pokoknya. Endingnya ketebak. Para vampir baik menang, yang jahat mundur. Edward-Bella akan mengadakan pernikahan dini dan lagi kebingungan nyari Wedding Organizer. Jacob yang patah hati, tulangnya ikutan patah-patah sampai dia jadi setengah mummy. Ending yang klise untuk sebuah FTV trendi funky masa kini. Blah.
*dicincang cincang*
*dibumbui*
*dibolak-balik di tepung panir*
*digoreng hingga kecoklatan*
Yak, demikianlah postingan saya kali ini. Kesempurnaan hanya milik Allah, kekurangan hanya milik kita, manusia. Saya Bunda Dorce, demikian sekilas info.
*update dari dalam penggorengan, lagi nungguin hingga kecoklatan*