28 July 2010

Two sides

Tidak semua hal yang kita rencanakan direstui oleh Tuhan.
Tidak pula semua hal yang Tuhan berikan dapat kita cerna dengan baik.

Saya percaya, atas pemikiran saya sendiri, bahwa selalu ada dua sisi dari masing-masing hal yang kita dapati di hidup ini.
Kedua sisi itu, namanya Si Positif dan Si Negatif.
Tidak, mereka tidak bermusuhan. Mereka justru berkesinambungan. Saling melengkapi. Iya, melengkapi pemikiran kita para manusia.
Dan si dua bersaudara ini, tidak hanya 'menggerayangi' kehidupan manusia yang mengalami, namun juga orang lain di sekitarnya.

Sebagai contoh pertama, ini saya ambil dari sisi orang yang mengalami dulu, ya..
Ada satu orang. Sebut saja Mawar. Nah, si Mawar ini, suka balapan liar sepeda kumbang. Kenapa harus sepeda kumbang? Tadinya saya mau sebut delman, tapi nanti kalian susah membayangkannya..
Nah, si Mawar ini joki balap sepeda kumbang nomer satu di Jakarta. Dia tidak pernah kalah. Suatu kali, muncullah joki balap sepeda kumbang yang baru saja datang ke Jakarta dan sebelumnya berprofesi sebagai tukang odong-odong. Mawar kalah, oleh si abang odong-odong yang poninya di smoothing.
Si Negatif bilang, hidupnya Mawar tamat. Karirnya hancur. Sepeda kumbangnyapun kecewa akan pemiliknya. Kemampuannya mengayuh sepeda kumbang tidak lagi dianggap oleh orang-orang karena dia dipecundangi oleh pendatang baru. Selesai, selesai sudah, Mawar.
Tapi si Positif juga bilang, walaupun Mawar kalah, bukan berarti tidak ada kesempatan lagi. Mawar memiliki kesempatan untuk belajar untuk mengayuh sepeda kumbangnya agar lebih berteknis, dan juga memberi kesempatan pada orang lain untuk merasakan  apa yang Mawar biasanya rasakan.. Lagipula, si abang odong-odong yang poninya di smoothing itu bisa menang karena kayuhannya lebih kuat. Dia sudah terbiasa mengayuh odong-odong dengan backsound lagu Hadad Alwi dan Sulis. Kadang Saskia dan Geovanni.

Contoh kedua, ini saya ambil dari sisi orang yang mengalami dan orang lain di sekitarnya.
Ada sepasang sahabat. Sebut saja Si Anu dan Si Itu.
Si Anu, penyuka jengkol. Si Itu, menempatkan pete sebagai lalapan favoritnya.
Sebentar, para pembaca. Saya mau semprot pengharum ruangan dulu, sugesti.
*srot srot srot*
Oh, belum disemprot. Tadi saya habis buang ingus. Iya, lagi pilek. Eh, gak ada yang nanya, ya?
Baiklah, lanjut.
Si Anu suka Jengkol. Si Itu suka pete. Suatu saat, mereka makan nasi uduk bareng di rumah makan.
Si Anu pesan nasi uduk pake ayam goreng pake semur jengkol. Si Itu pesan nasi uduk pake ayam goreng pake dadar telor pake tempe tahu goreng dengan lalapan pete bakar. Iya, pembaca. Si Itu emang lagi patah hati, makanya kalap.
Oke. Saya terusin ya?
Nah, si Anu dan si Itu makan deh tuh ya. Lahap, lahap banget. Si Anu sampai ngeborong semur jengkol sampai sekuali gede. Si Itu juga dia sampai cabut itu pohon petenya, dia bakar sama pohon-pohonnya, saking sukanya mereka sama makanan itu. Mereka pun terus melahap makanan itu, hingga akhirnya mereka nafas pun bau jengkol dan pete. Satu restoran terganggu dengan baunya, mereka dihujat. Diusir dari restoran itu. Sang pemilik restoran juga pasrah, gak apa-apa si Anu dan si Itu gak bayar, asal restorannya gak bau pete sama jengkol.
Si negatif bilang, mereka sudah mempermalukan diri mereka sendiri, juga merugikan orang banyak dengan bau tak sedap dari makanan favorit mereka. Mereka juga sudah tidak mungkin makan di restoran itu lagi. Sudah di banned. Dan mereka juga harus ekstra tenaga untuk menghiangkan bau mulut mereka.
si positif bilang, walaupun mereka mempermalukan diri sendiri, mereka setidaknya sudah membebaskan diri mereka untuk melakukan apa yang mereka suka. Tidak terbebani oleh apapun. Untuk Si Itu yang lagi patah hati, dia membebaskan intuisinya dan akhirnya dia tersenyum dengan sahabatnya. See? Bahkan sesuatu yang menyebabkan bau sangat tidak sedap tidak bisa kita hakimi untuk tidak dapat menimbulkan senyum dan kebahagiaan, kan? Oh iya, satu lagi. Mereka juga jadi makan gratis, kan? Diskon doang mah lewaaaat!

:D
Si Positif dan Negatif ini, merupakan dua bersaudara favorit saya. Lebih dari Mary-Kate dan Ashley olsen dengan selera fashion jalanan(street style) nya. Lebih dari Nakula-Sadewa dengan rambut keritingnya.
Dua bersaudara yang satu ini, bisa menimbulkan tawa dan airmata dalam satu kesempatan yang sama. Bisa menampar dan membuat belajar, juga dalam kesempatan yang sama..

Maka dari itu,
Teruslah budi dayakan pertambakan udang, demi produksi terasi dengan kualitas yang optimal!
*dilelepin di laut*
*This is Anita Rizky posting dari bawah laut, ada wifi di deket terumbu karang*