24 August 2015

Teary days.

Everyone deserves to be happy.
Neither it's you, or me.
Yes, both of us.

You know how much I suffer for this.
You know how much I love you.
You know how I can't be standing alone without you by my side.
But you know the decision we took was for our own sake, right?

It's not easy to live without you.
It's not easy either to do anything without your support.
The emptiness comes every morning I wake up without you.
The loneliness shows everytime I miss you.

I can't do this, baby. I just can't..
I love you too much,
too deep that I barely feel myself when you're not around.

I can't do anything about it.
I pray for you everytime I think about you.
That's the only way to make me feel calm.

I lied that I told everyone I'm ready to let you go.
But in fact, I'm not.
Baby, the fact that we ended it perfectly,
it destroys me completely..

I love you, Ab.
Always do.

18 August 2015

That peace



Saya akhirnya memutuskan untuk membuka diri, untuk kembali menulis lagi.

Tidak mudah bagi saya menjalani keseharian saya beberapa minggu ini, tanpa kamu.
Kekecewaan terhadapmu yang sempat menghantam kepala saya hingga membuat saya hancur berantakan, perlahan hilang dan sudah tidak muncul lagi ke permukaan.

Saya selalu bilang sama kamu berkali-kali, dan akan terus saya tanamkan di dalam pikiran saya sampai mati, saya tidak mau hidup dalam dendam. Tidak ada dendam sama sekali dalam hati saya terhadap semua yang sudah terjadi. Pun, saya bukan sosok suci yang tidak pernah melakukan kesalahan. Banyak sekali kebodohan yang saya lakukan dan melukai hati banyak orang.

Saya masih ingat percakapan terakhir kita. Every word of it. I still clearly remembered the way you look at me that night. Your eyes. Baby, you have no idea how much I love your eyes behind those glasses. Your voice, the one which always greeted me good mornings and whispered me good nights. Your hands, the ones that used to caress my hair in a lovely way I can't even describe. Everything. You were my everything, Boo..

Namun pada akhirnya saya harus menjalani hari ini, hari ke-sekian belas tanpa kamu. Walaupun berat, tapi saya sangat bersyukur bisa pernah menjalani keseharian saya denganmu. Good and bad, laughter and tears, happy smiles and grumpy faces. Banyak hal sudah kita jalani, kita lewati. Our date places, the theaters, the coffee shops. Our songs, oh kamu sekarang sudah terbebas dari polusi suara berupa nyanyian sember saya setiap kali lagu kita diputar di radio, ya. Hehehe. Oh, all those good memories you gave me that I'll never forget.

Terima kasih telah menjadi bagian penting dalam hidup saya. Terima kasih untuk semua kebaikan dan kasih sayang yang pernah kamu berikan. Terima kasih untuk semua support kamu untuk hal-hal positif dalam hidup saya. Terima kasih sudah menjadi pasangan, sahabat, sekaligus partner debat saya. Terima kasih sudah mengajari saya banyak hal yang belum pernah saya ketahui sebelumnya. Terima kasih sudah membuka mata saya bahwa berita nasional juga penting untuk ditonton, bukan cuma infotainment atau TV Series saja, hehehe. Terima kasih sudah being really considerable sama sahabat-sahabat saya. Dan yang paling penting, terima kasih sudah sayang sama Mama Papa..

And I need you to know, bahwa namamu tetap saya sebut di setiap sujud saya. Agar kamu menjalani hidupmu dengan lebih baik, tanpa kehadiran saya di sela-sela waktumu. Tuhan pasti dengar, saya yakin Dia akan kabulkan doa saya dengan caraNya sendiri.

Dan seperti picture yang saya upload di atas, saya sudah memaafkan.
Memaafkan diri saya sendiri dan tidak membiarkan kesedihan, kemarahan, ataupun kekecewaan menggerogoti hati saya.
Iya, saya sudah berdamai.
Dengan diri saya sendiri.
And now I'm ready,
to let go.



The girl,
A.


---
P.S: I've always been very proud of you. Tuhan tau seberapa besar rasa sayang saya kepadamu, hingga hari ini.