31 August 2010

-

Ada yang kurang.
Di hari-hariku, ketika semua orang menyambut bulan suci dengan riang.
Ketika mereka berseru senang akan datangnya bulan penuh kemenangan.
Bukan kehadiran seseorang, bukan juga limpah ruah kenyamanan.

Ada yang lalu hilang.
Lalu membuatku tak tenang. Kembali merasakan tidak seimbang.
Jam dinding berdetak kencang, angin berhembus dan membuatku kenyang.

Aku berpikir keras, otakku berderit.
Ada yang bias, kepala ini rasanya sakit.

Lalu ditengah seluruh gundah, muncullah cahaya walaupun hanya secercah.
"Ini dia jawabnya," pikirku berkata.
Cahaya itu redup, lalu mulai meletup-letup.
Sinarnya terang seperti bintang dari jarak pandang.
Aku mulai gembira, kujauhkan diriku dari lara.

Namun silau itu hilang ketika aku berhenti menerka. Keadaan menjadi gelap gulita.
Lalu aku tersadar dalam seketika.
Bahwa jika kamu bisa berbicara dari atas sana, kamu pasti akan berkata,
"Yang kurang lalu hilang dari kamu untukku, adalah do'a.."


Maafkan aku..

30 August 2010

Changes

Pukul 1.45 pagi ketika saya mulai menulis postingan ini.
Waktu dimana bagi orang normal menikmati waktunya untuk terlelap dalam pejaman matanya dimanjakan oleh mimpi indah. Warna warni, kadang menakutkan, kadang menggairahkan bagi mereka yang kondisi hormonalnya sedang tinggi.
Ohwell, mulai ngaco lagi.

Jadi, sudah beberapa hari setelah blogpost saya yang terakhir yang merupakan surat terbuka untuk orang gila di tanah Kalimantan sana.
Sekarang, saya mau sedikit membahas tentang perubahan yang saya alami akhir-akhir ini.
Saya sudah 4 hari hidup tanpa tembakau. Kamis, Jum'at, Sabtu, lalu hari Minggu ini.
Sebuah perubahan fantastis untuk saya, dimana biasanya tidak menghabiskan setengah bungkus dalam sehari pun terlihat sedikit mustahil.
Itu perubahan pertama, yang (bisa jadi) menuntun saya ke arah yang lebih baik.
Perubahan kedua, yang entah mengapa, berpihak ke ukuran celana.
Kemarin saya beli celana jeans(buat lebaran ceritanya, ciehhh), lalu Mama saya terheran-heran melihat size celana jeans saya turun. Jangankan emak saya, sayapun heran. Kayaknya timbangan segitu-gitu aja.. Ah, sudahlah, anggap ini berkah Ramadhan..
*disambit bedug*
Perubahan ketiga, saya, sekarang harus jadi orang yang sok wibawa.
Ya, sodara-sodara. Entah teman-teman sekelas saya kesurupan apa sehingga menjadikan saya pemimpin mereka. IYA, SAYA SEKARANG ADALAH KETUA KELAS.
Hari pertama? Jangan tanya rasanya.
Saya bingung setengah mati. Benar-benar buta. Okelah saya pernah jadi ketua kelas untuk mata kulah Conversation 1 dan 2, tapi untuk seluruh mata kuliah? HELL, SAYA BUTA ARAH!!
Konsultasi sana sini, frustrasi dan agak depresi karena saya sama sekali nggak tahu gimana harus bersikap. Saya awalnya menjagokan salah satu kandidat, tapi ternyata dia kandas di tengah jalan pemungutan suara. Voting memang kejaaaaam, tak mengenaaaaaaaaaaaal perasaaaaaaaaan~
*dijambak Desy Ratnasari*
Di hari pertama saya dipilih berdasar voting, saya setengah mati menyembunyikan hal ini ke teman-teman dekat yang tidak sekelas sama saya.. Namun ketika saya menghampiri mereka yang notabene lagi megang gadget BlekBencongnya, tiba-tiba..
"CIEEEEE ANITAAAAAAAAAAAA KETUA KELAAAAAAAAAAAS!!!"
Jangan tanya perasaan saya waktu itu, para pembaca. Mau saya banting itu gadget mereka karena mereka tau dari update twitter salah satu teman sekelas saya. Langsunglah mereka tertawa bahagia karena saya yang 4 semester berturut-turut(sekarang saya semester 5) sekelas sama mereka gak pernah mau jadi ketua kelas umum sekarang malah terkapar nista di depan mereka dengan jabatan ketua kelas hingga satu semester ke depan. Ohwell..

Saya bukannya gak bersyukur atas amanat yang diberikan ini, tapi saya hanya takut mengecewakan. Sebagian besar teman-teman sekelas saya tahu betul saya ini cengengesan, tukang bercanda, jarang serius, saya takut mereka berekspektasi lebih. Contoh kecil: Tepat waktu. saya terpilih hari Jum'at dan datang terlambat hari Senin kemudian. Oh, yeah. Sungguh contoh teladan. Ada satu mata kuliah pindah jadwal dan ada satu orang teman saya yang tidak tahu sama sekali. Saya nombok 80ribuan untuk uang fotokopian diktat yang BAHKAN SAYA AJA NGGAK TAU KENAPA BISA KURANG. Yak, sini yang mau jabat tangan saya dan memberi ucapan selamat, saya gak terima receh tapinya..
*nangis darah ngiris bawang merah*

Jadi, inilah saya. Sang ketua kelas yang entah arah kelasnya mau-dibawa-kemana. Semoga Mama saya tidak melepas do'a untuk ketidakberdayaan anak perempuannya yang cerdas mahakarya gemah rimpah lojinawi tut wuri handayani.
*penonton bersorak: NGOMONG APA SIH LUH TA???*
Baiklah, sudah waktunya saya tidur(DARITADI WOY!!). Sejam lagi harusnya sahur, tapi, ya sudahlah, mari kita nikmati saja dengan mendengkur. This is Anita Rizky posting dengan suara di dalam kepalanya: "Tekukur, tekukur..".
*googling: DOES "TEKUKUR" BIRD REALLY EXIST??"

21 August 2010

Ce I eN Te A

"Sometimes love, don't have to end up together :) "
-My colorful sister, in this morning chat by Yahoo! Messenger-


Ada yang bilang cinta itu tidak harus memiliki. Karena ketulusan cinta saja sudah bisa membuat orang mabuk kepayang. Hayah, mabuk kepayang..
Namun ada juga yang bilang, cinta memang harus memiliki. Rasanya hampa kalau cinta aja tapi orangnya gak dimiliki. Itu obsesi, bukan cinta.
Menurut saya yang masih amatir dan sangat junior dalam mengecap hal cinta-cintaan, sebenarnya cinta ini tidak selalu spesifik. Bahwa bahkan ketika kita berjuang  terseok-seok bangkit dari keterpurukan itu juga merupakan cinta, terhadap diri sendiri. Bahwa ketika kita berdoa untuk kebahagiaan orang lain itu juga merupakan cinta, bahwa ketika semua orang memilih pergi dari kampung halaman tapi kita tetap tinggal dan mati kekeringan, itu juga namanya cinta. Mati dengan bahagia pada akhirnya, eh?

Tapi, kata kakak perempuan saya ini, cinta tidak selalu harus berakhir bersama. Ketika dua orang saling mencintai, lalu bersatu, lalu menyadari bahwa mereka berpotensi untuk 'meracuni' satu sama lain, lalu memutuskan untuk berpisah, secara sadar, itu juga cinta katanya. Cinta yang dipenuhi logika. Cinta untuk orang dewasa, kata saya. Karena saya yang masih umur segini(19 tahun, UHUK!) belum bisa memahami perpisahan dan maknanya, karena cara saya mencintai masih dipenuhi intuisi, maka dari itu, di dalam tubuh ini masih terdapat yang namanya luka hati..

Have a nice Saturday, everyone :)

19 August 2010

And yes, I Miss You.


Hujan tidak begitu deras di luar, tapi angin dingin berhembus cukup kencang dari luar. Menggoyangkan origami warna warni yang tergantung di langit-langit ke kanan dan ke kiri.
Disitu, kamu. Yang baru mandi. wangi walaupun tanpa parfum. Memelukku. Lagu ini memenuhi ruangan. Menemani kita. 
She's gone,
Out of my life.
I was wrong,
I'm to blame,
I was so untrue.
I can't live without her love.

Disitu kamu, masih terdiam dan memelukku. Memandangi origami susunan kita yang masih bergoyang kesana-kesini.
In my life
There's just an empty space.
All my dreams are lost,
I'm wasting away.
Forgive me, girl.

Kamu menghela nafas. Lalu dalam satu gerakan cepat dan mendadak, kamu bangkit, lalu duduk. Dan seperti yang telah kuduga, tanganmu mulai mengepal, lalu..

Lady, won't you save me?
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.
Lady, oh, lady.

Seringai khasmu, mata sipitmu, sini sini, peluk aku lagi.
Dan kamupun melakukannya, ditambah jari-jari dari tangan kirimu yang melakukan kegiatan yang sudah sangat kuhafal: memainkan rambutku. Kamu kembali memandang ke atas, origami kita sudah mulai berkelahi. Benang yang menggantungnya mulai berkaitan. Kamu mulai bercerita mengenai harimu yang ternyata dihabiskan dengan tidur. Hayah..

She's gone,
Out of my life.
Oh, she's gone.
I find it so hard to go on.
I really miss that girl, my love.

Come back into my arms.
I'm so alone,
I'm begging you,
I'm down on my knees.
Forgive me, girl.

Dua bait kamu lewatkan begitu saja. Hey, rambutku mulai keriwelan gak jelas itu.. Tsk! Kamu tapi nampaknya tak perduli. Kamu kembali bercerita ini-itu dan mulai berkomentar tentang origami kita,"Kok jadi kusut ya, Ndut?" Ya mana kutahu, sayaaaaang! Lalu kamu mulai menyalahkan angin yang berhembus terlalu kencang di luar. Jangan kamu kutuk dia, nanti dia berhenti berhembus. Nanti aku tidak punya alasan lagi untuk memelukmu.. Biarlah benang itu saling terkait, biarlah origami-origami itu hancur sekalian. Kita bisa buat lagi, masih banyak kertas warna warni tersimpan di tasku..

Lady, won't you save me?
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.
Lady, oh, lady.

Kamu tidak melonjak bangkit lagi untuk duduk dan mengepalkan tanganmu sambil menyanyikan bait ini sekarang, tapi tetap suaramu menabuh gendang telingaku. Di pelukanmu. Melodi gitar terdengar sebagai interlude lagu ini, kamu mulai bercerita lagi tentang betapa sulitnya kamu memahami lagu ini. "Melodi gitarnya agak ribet ya, Ndut? Tapi bikin penasaran". Iya, gitarisku sayang.. Iya...

Lady, won't you save me?
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.
Lady, oh, lady.

Kamu terus bercerita mengenai ini-itu. Band-mu, mamahmu, adikmu yang merupakan temanku, teman-temanmu.. Semua yang bahkan tak dapat kamu rangkum di dalam satu bundel buku cerita. Sampai pada akhirnya..

Lady, oh, lady.
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.

Kamu peluk aku erat. Mengacak-acak rambutku yang sedari tadi menjadi 'maha karya' mu karena terus kamu pelintir-pelintir. Kamu berguling ke kanan, ke kiri, masih tetap memelukku. Tertawa lepas. Bagaimana aku tidak segitu menyayangimu, hey penyuka nasi padang?
Lagunya sudah habis diputar, begitu juga dengan nafasmu yang tersengal. Hujan sudah reda. Angin kencang tak lagi berhembus memporak porandakan origami warna-warni kita di langit-langit. "Lalu, kita ngapain lagi?" tanyaku. Kamu tersenyum, mencium keningku, lalu berbisik, "Menikmati apa yang ada sekarang".

Kamu kembali memelukku. Memainkan rambutku. Tanpa bicara, penuh rasa.

---
Iya, lagi-lagi ini tentang kamu yang sudah ada di atas sana. Terlihat terlalu dramatis, iya. Tapi setidaknya kamu tahu betapa lagu penuh teriakan ini bisa membuat saya terdiam namun tanpa isakan..

16 August 2010

#sawityowit: Part. 1

Jadi, untuk mengisi ke-random-an saya yang belum memejamkan mata sama sekali hingga subuh ini, ceritanya saya ikutan tema #sawityowit (sahur with your twit) di twitter. Kali ini temanya negara. So, here i go:























My fave. Won't doubt. Mind trick :p













***

Yak. Demikianlah saya dan beberapa tweet gak ada kerjaan saya dengan topik #sawityowit pagi ini. Kalau mau lihat yang lebih lengkap versi saya, bisa ke profile twitter saya di @ijotoska, tapi saya juga geregetan parah sama si ngocol yang satu ini: @IryaBTW. Ada juga beberapa teman saya yang ikutan dan gak kalah kocaknya: @rahneputri, @myARTasya, ada @luluiii juga, dan banyak lagi. Atau kalau mau cekikikan dengan tweet yang lebih bervariasi, klik aja disini untuk search result di twitter dengan keywords #sawityowit.

Hayah, sudah jam segini. Saya harus ada di kantor kurang dari 5 jam lagi. Have a good day, people! Yang puasa, jangan marah-marah ya.. Ntar sayang pahala puasanya habis kemakan emosi. This is Anita, posting dengan keadaan setengah merem-melek kepingin pancake duren bahkan baru setengah jam habis adzan subuh. Ciao!

Entah apa ini namanya

Sekitar pukul 3 pagi.
Pekerjaan kantor sudah saya selesaikan dan saya kirim ke email PakBos yang entah sudah tidur atau belum(he's a truly hardworker, people. srsly) sejak 1 jam yang lalu.
Mama saya sudah bangun dan sedang menyiapkan sahur untuk pagi ini. Saya bukannya gak mau bantuin, tapi nanti kalo saya bantuin emak di dapur, saya gak bisa update blog, dong? Kalian gak bisa tau kegiatan saya malem ini dong?
*anak durhaka, dijejelin ke lubang neraka*

Ditemani hujan yang tidak konsisten, dan backsound berupa playlist dari blog teman saya yang baru potong rambut. Sekarang lagi muter Everybody's Changing nya Keane yang entah dinyanyiin sama siapa ini, perempuan. You have a nice blog and great playlist, Dhatu! :D

Udah sik, cuma segitu aja updatenya. Bingung mau nulis apa tapi tangan gatel banget mau ngeblog. Yaudah sik biarin aja suka-suka saya dong mau nulis apa! Blog siapa? Blog saya, kan? Nah ya udah! Gak usah ribet!
*tiba-tiba ribet sendiri. Ditinggalin para pembaca ke antariksa*
Eh, pada mau kemana, pembaca? Saya tadi bercanda kok. Beneran becanda. Sini sini yang mau balik lagi ke blog saya, dapet permen sugus deh. Cepetan! kadaluwarsanya besok soalnya ini permen..
*kalem*

Sudah deh, saya mau bantu emake menyiapkan makanan dulu untuk sahur. Nampaknya akan sedikit menjauh dari twitter pagi ini, soalnya bahasannya tentang ukuran dada. Saya agak sensitif gimaana gitu.. :))
*belanja beha*
Selamat sahur, teman-teman semuanya! Semoga puasanya lancar ya.. :3

15 August 2010

5.22 AM

Adzan subuh sudah berkumandang, saya masih terjaga.
Dengan beberapa bentol dan luka garukan di beberapa bagian tubuh, saya mengetik.
Bahwa justru di dalam kesunyian ini, tanpa suara yang mengganggu sedikitpun, saya bercengkrama dengan diri saya sendiri..
Seluruh hal yang telah saya lalui, alami, dan bahkan sedang jalani, membuat saya belajar. Ke arah yang lebih baik atau tidaknya, itu saya yang menentukan.

People come then go, love then hurt, gain then pain, achieved then leave, trust then burst.
But some of them stay. Here. In my life. And heart.
Untuk menjadi saksi, bahwa saya pernah hidup dan belajar.
Untuk menemani lalu meyakini saya dalam membuat segala keputusan.
Melalui kehendak Yang Maha Kuasa, menggenggam tangan saya untuk berjalan ke arah yang lebih baik.

Maka dalam tulisan kali ini, perkenankan saya mengucap syukur.
Atas segala karunia hidup yang saya terima bahkan sampai rincian dengan ukuran paling mikro.
Atas segala cinta dan kasih sayang yang menghangatkan tubuh saya.
Atas segala cobaan yang menguras tenaga dan tak jarang, air mata.
Atas segala detak, nafas, dan reaksi seluruh organ tubuh saya yang berkooperasi. bahkan setelah serangan kafein dan nikotin yang bertubi tubi.

Semua ini, merupakan bukti bahwa saya pernah hidup. Tulisan ini, rumah kecil dunia maya ini, beserta seluruh cerita yang terdapat di dalamnya. Bahwa jika suatu saat nanti, ketika saya sudah tidak ada, saya tidak akan meninggalkan apa-apa selain cerita, dan cinta.

14 August 2010

Untitled; uncategorized

Pic was taken from here

Kamu tahu, apa yang bisa membuat saya tersenyum akhir-akhr ini, ditengah himpitan tekanan yang menyesakkan?
Mengetahui bahwa kamu sudah baik-baik saja.
Kamu tahu, nama siapa selain keluarga yang selalu kuucap di dalam doa?
Namamu.
Kamu tahu, kemana aku mengadu setiap aku menginginkan hadirmu?
Jangan kamu terka, karena akupun memutuskan untuk berhenti dan kembali kepada diri sendiri.

Sore ini, dengan aroma teh manis hangat menyeruak ke seluruh penjuru ruang makan rumahku, dinginnya sirup leci dengan embun dari es batu di gelasnya, seiring dengan adzan maghrib berkumandang, aku dan keluarga besar mengucap syukur dan melepas dahaga yang telah kami tahan dari siang tadi. Mereka melepas tawa, bercengkrama tak ada habisnya, atau seperti adikku yang mengambil porsi es buah yang lebih dari dua.
Kamu tahu apa yang aku rasakan saat itu juga?
Sepi.
Dari dalam hati. Menyeruak melalui rongga tenggorokan, yang kemudian membendung bola mata dengan cairan yang panas dengan efek yang melegakan: air mata.
Kamu tahu apa yang aku lakukan saat itu juga?
Aku lari. Dengan langkah yang lebih cepat. Tujuanku? Kamar mandi.
Kubaca niat dengan menyebut namaNya, kubasuh beberapa bagian tubuh yang seharusnya, kukenakan mukena, lalu aku beribadah sesuai dengan waktunya. Aku berdoa, memohon padaNya, apa saja, yang kurasa bisa membawaku pada ketenangan. Aku tahu tidak seharusnya aku seperti itu. Cengeng, emosional, egois. Aku pun sebenarnya tidak punya kehendak untuk menjadi seperti ini. Aku tidak ingin terguncang lagi. Tapi realita yang bercampur memori ini menyeretku ke ingatan masa lalu yang tak terkendali. Setengah mati aku menghadapinya, setengah mati pula aku mencoba menajamkan rasa, tapi yang kudapat hanya hampa.

Panggil aku Agen Putus Asa yang bahkan tidak lebih sukses dari agen galon Aqua. Sebut aku perempuan ego besarmu, ya, memang selalu begitu. Tapi ini intuisiku: aku ingin bertemu dengamu, dalam bentuk apapun. Sungguh, setengah mati aku merindukanmu. Setengah mati pula itu memperdalam lukaku, menghantamku dengan realita bahwa kamu tidak mungkin lagi bisa muncul di hadapanku.

Wahai kamu Scorpioku, dengan nama Tuhan aku menyebut, dan hanya kepadaNya pula aku memohon. Jika kita tidak bisa lagi bertemu bahkan sampai nanti di kehidupan setelah ini, harus kamu ketahui bahwa, sudah kusisihkan sedikit ruang bebas di hati, untuk menyimpan seluruh milik kita di dalam sini. Udara dan air mata menjadi saksi. Tidak akan terganti, tidak akan mati.


Tertanda,
Aku yang datang terlambat di pemakamanmu, yang biasa kamu panggil dengan sebutan apa saja.

Dengan terbitnya postingan ini, bisa jadi saya akan tenggelam dengan diri saya sendiri, di dalam lautan emosi yang sudah lama saya simpan rapi.

A week's summary! :D

This is Saturday.
Uh, yeah. I always love it, after Friday, indeed.
I had a tiring week. Tasks, schedule, deadlines, zombie eyes..
Those office things make me crazy. But i kinda like it, chasing the deadline then hit 'em up.
Monday to Wednesday is the hardest days. No sleep, work hard, some revisions, "Nit, ini masih di revisi lagi. Nit, ini ada penambahan, Nit, ini, Nit, itu.." seems like i wanna burn that Diknas office for giving me such 'fantastic' tasks.
But again, i kinda like it :)

At Thursday, i did nothing at the office. I had some silly chat with my monochrome brother than fun chat with my colorful sister. Watched Repo Men(ohmy, Jude Law has to stop being so damn beautiful), then went home, suddenly being emotional. Then, as already expected, i cried. No one knows about that before i post this thing.

Friday, yes, my fave day.
Came later to the office, got a task(translation again, ohwell i forgot to tell you. I'll be handling some translation things in this office until November. Yep, NO-VEM-BER), then suddenly arranged a plan to go out with some friends. I finished the task optimally as fast as i could, then went out the office. You know what?  My boss planned to arrange a meeting after Maghrib. I went away as fast as i could. Saved myself. Naughty, but i guess i deserve a free time, Boss. Next time maybe. At weekdays, please. Weekend is mine.
Then i went to Hong Kong Cafe with Mahesa, Arief, and Carol. Carol, Mahesa and I ate like a pig there. Dimsums, fried rice, french toast, some glasses of tea and soda while Arief only had a cup of double espresso. Ohwell, the singer's having a diet program now.. :p
We talked bout many things. Arief told about his dead-cat. I almost cried. May the cat sent to heaven directly. Amen. Carol discussed about having a pet. Ohwell, she never succeed on having pet, people(She ever bought a baby rabbit, then after i saw the rabbit, i tried as hard as i can to explain her that the baby's not gonna survive for a long time. She started to cry, then finally agree with me. She returned the baby to the petshop in the same day). Then she planned to buy a turtle. I suggested her to buy guppy fish, but then she said,"Sekalian aja lo suruh gue melihara 'encu*, Ta". Ohmy..
After the great dinner, we had a karaoke time. Woo hoo! The first song we sang is "Ordinary People" by John Legend. I sang it with Arief. And you know the score we got? 98! Woo hoo! Arief's voice is beautiful, people. If you haven't read the story, you can check my post here. Too bad we only have an hour of karaoke time. But we had a good time. We sang "if" by Bread, "Don't wanna miss a thing" by Aerosmith, "Always" by Bon Jovi, "It Must Have Been Love" by Roxette(uppsss, my monochrome brother would kill me after this :p ), and the unsang "Mau Dibawa Kemana" by Armada. Yep, we didn't sing that song. We only use that song for a break after screaming out loud on Bon Jovi's song.
After the karaoke things, we went out. As Mahesa drove the car, we planned to have another session of karaoke. 3 or 4 hours sounds good.. It is still being considered then :p

And now, Saturday. Today.
I just woke up as i post this thing. Planned to watch some DVDs with my cousin and do my office's task(again, ohwell, but i can compromise with it. Srsly). My grandma just told me that we're going to have a family gathering here in my house and have a "Buka Puasa Bersama" session. With the big family! Yey yey, i'm so excited :D :D
Well, gonna take a bath now. I'll be pretty busy today. Yeah, 'busy', you know, have fun with myself and the family. Have a great Saturday and weekend, y'all! :D

13 August 2010

Random phonecall

Jadi, begini ceritanya. Saya masih tidur. Tiba-tiba handphone saya berdering. Ada lelepon dari nomor yang saya nggak tau itu punya siapa. Siapa tau penting, makanya saya jawab.
Saya: "Halo?"
Dia: "Halo, assalamu'alaikum, Anita, ya?"
Saya: "Iya, ini siapa ya?"
Dia: "Ini irwan.."

*kalem loh dia ngomongnya, seolah-olah saya udah lama kenal dia*

Saya: "Ha? Irwan mana?"
Dia: "Irwan anak Pulogadung.."
Saya: "HA??!! YANG MANA YA??"

*mulai lupa kalo lagi puasa. Kepslok mulai gak nyantai*

Dia: "Irwan tau nomer Anita dari temen Irwan.."
Saya:"Siapa?"
Dia: "Ya gak enak aja lah ngomongnya.."
Saya: (masih ngantuk banget, gak mentingin percakapan random kayak gini) "Yaudah kalo gitu gak usah ngobrol sama gue ya. Dadah"

Lalu saya tutup telfonnya, saya tidur lagi..

Beberapa menit kemudian..

HENPON SAYA BERDERING LAGI AJA GITU. Tapi kali ini saya gak pake melek jawabnya, kesalahan fatal pagi ini. TERNYATA DIA LAGI. Krik.

Saya: "Halo"
Dia: "Anita masih ngantuk banget ya?"
Saya: "Ha? Ini siapa?"
Dia: (kalem) "Irwan"
Saya: "LAGI??"
Dia: "Enggak, Irwan Pulogadung.. Bukan Irwan lagi.."
Saya: "...."
Dia: "Anita anak *daerah rumah saya* yah?"
Saya: "Anak bapak gue"
Dia: "Anita lucu ya.. heh heh heh"
Saya: "..."
Dia: "Irwan tau nomer Anita dari Doni, anak Klender"

Oh Tuhan.. Siapa pula itu Doni anak Klender? Doni anak setan mungkin saya percaya, karena ngasih nomer orang seenaknya. Lagian, saya gak kenal Doni itu siapa.

Saya: "Nggak kenal sama dia. Siapa itu?"
Dia: "Nggak tau, Irwan cuma dikasih tau nomer anita, katanya,'Nih ada nomer cewek, jomblo, anak *daerah rumah saya*..' yaudah, Irwan telfon deh Anita"
Saya: "..."
Dia: "Anita kuliah apa kerja?"

Sumpah, para pembaca. Ini rasanya macam ceting di MIRC.

Saya: "Kuliah"
Dia: "Di mana kuliahnya?"
Saya: *menyebutkan nama kampus saya*
Dia: "Ooh, keren dong ya?"
Saya: "..."
Dia: "Anita kok galak amat ngomongnya?"
Saya: "Gak galak.. Ngantuk"
Dia: "Ooh, ngantuk.."
Saya: "..."

Ya kalo ngantuk sewajarnya dia ngomong "yaudah deh terusin lagi tidurnya, maaf ganggu ya Anita..". But instead of doing that, dia malah lanjut meng-interview saya.

Dia: "Anita kok diem aja? Apa jangan-jangan udah punya cowok kali ya?"
Saya: *ketawa nyinyir*
Dia: "Oh, udah, ya?"
Saya: *mempertahankan ketawa nyinyir*
Dia: "Waduh.. Jadi gak enak nih. Ada cowonya ya disamping Anita sekarang, ya?"

EH LO GILA AJEEEEEEE KALO ADA LAKI HARI GINI NYATRONIN GUEHHHH.

Saya: *merasa memiliki potensi untuk menghindari orang ini lalu tidur lagi* "Enggak, biasanya malem sih.."

Entah cowok siapa dan apa yang saya bicarakan, para pembaca.

Dia: "Ooh, biasanya malem? Cowoknya kerja apa kuliah, Nita?"
Saya: "Lo gak perlu tau"
Dia: "Kenapa?"
Saya: "Ya gue aja bahkan gak kenal lo, masa iya harus ngasih tau?"
Dia: "Makanya itu kan Irwan ajak kenalan biar kenal.. Boleh kan tau?"
Saya: "Enggak"
Dia: "Ih, Anita galak ya ternyata.. Tapi gapapa deh, Irwan suka sama yang galak-galak"

Percaya gak percaya, saya langsung nyesel.

Dia: "Anita, boleh dong kalo Irwan mau ngajak ketemuan?"
Saya: "Mau gue jawab jujur apa bohong hayooo?"

Saya pun menjadi sok ramah. Pueh.

Dia: "Hah? Ya jujur laaaaah"
Saya: "Gak tertarik"
Dia: "Ap... Maksudnya?"
Saya: "Iya, lo minta gue jujur,kan? Gue gak tertarik untuk ketemu sama lo"
Dia: "Kok gitu sih Anitaaaa?"

SUMPAH SOK MANJA. Geli saya.

Saya: "Iyalah. Puasa gak boleh bohong kan? Ya gue jujur, gak tertarik untuk ketemu sama lo"
Dia: "Aih.. Anita ngomongnya pahit juga ya.."
Saya: "Ya makanya minta sama si Doni yang mahadewa itu aja buat cari perempuan lain yang lebih ramah, ya?"
Dia: "Ya gapapa deh, Irwan suka tantangan.."
Saya: "Gue gak suka ditantang"
Dia: "Ih Anitaaaaa.."

TETEP SOK MANJA. Pueh.

Dia: "Anita cowoknya satu kampus apa gimana?"
Saya: "Kampus gue perempuan semua.. Lo tadi bilang kampus gue keren, tapi ternyata lo gak tau apa-apa tentang kampus gue.. Gimana sih?"
Dia: "Ya, siapa tau aja gitu kan pacarnya dosen.. Heh.. Heh.. Heh.."
Saya: "Iya, gue simpenan dosen"
Dia: "Hehehehe... Anita bisa aja"
Saya: "Serius. Gue simpenan dosen"

Yak. Hening, sodara-sodara!! Bocah sok deket ini ternyata mudah sekali dibodohi oleh mind trick.

Saya: "Udah, ya, gue ngantuk"
Dia: "Anita rumahnya dimana?"
Saya: "Kan gue udah bilang gak tertarik ketemu lo.."
Dia: "Tapi nanti Irwan Insya Allah pasti bisa nemuin Anita"
Saya: "Udah pake 'Insya Allah' masih pake 'pasti'. Gimana sih pembendaharaan katanya?"
Dia: "Ya, Insya Allah dan pasti lah.."
Saya: "Gak bisa. Pilih salah satu"
Dia: "..."
Saya: "Udah, ya, ngantuk. Makasih loh telepon randomnya. Gue jadi tau hari gini masih ada yang menggabungkan kata "insya Allah" dan "pasti" dalam kalimat yang sama.
Dia: "Eh, iya, sama-sama loh, Anita"
Saya: "Ini gak muji loh."
Dia: "..."

Lalu, telponnya saya tutup. Dia gak nelpon saya lagi. Semoga dia dipertemukan perempuan yang pas oleh Doni si biro jodoh padat karya itu. Tolong Baim ya Allah..
*tarik selimut, tidur lagi*
Have a nice Friday, everyone. This is Anita posting dari balik selimut.
*ketiduran sampe maghrib, bangun tidur langsung buka puasa, gak kerja, tapi gak dipotong gaji*
TENTU SAJA ITU HANYA KHAYALAN BELAKA, SODARA-SODARA!! HA, HA, HA....
*mengigau*

12 August 2010

Ramadhan kali ini

pic was taken from here
Being deeply loved by someone gives you strength, while loving someone deeply gives you courage.
-Lao Tzu-

Hari ini, hari kedua di bulan Ramadhan. Saya dan keluarga baru saja selesai berbuka puasa. Saya selalu antusias menyambut Ramadhan. Dan alhamdulillah puasa saya lancar dan menyenangkan hari ini, semoga terus berlanjut hingga akhir Ramadhan nanti. Amin.. :)

Rasa  Ramadhan kali ini tidak akan pernah bisa dibandingkan dengan Ramadhan tahun 2007. 3 tahun yang lalu.
Ramadhan yang penuh air mata bagi saya. Ramadhan penuh perjuangan, harapan, do'a, dan juga butuh banyak keikhlasan untuk saya..
Dimana dia, laki-laki yang setengah mati saya sayangi, menghadapi Ramadhan dengan nafas tersengal-sengal. Dia, yang setengah mati saya perjuangkan kepada orang tua saya, harus menyambut Ramadhan dengan raut yang pucat dan dahi yang selalu berkeringat.. Dia, yang tidak pernah mendapat acceptance dari keluarga saya, harus tetap berjuang terbaring dan berdoa di rumah sakit selama berjam-jam tiga kali seminggu untuk cuci darah.. Dia, Sang 3,5 tahun saya yang tercinta..

Saya ingat ketika awal Ramadhan tahun itu, sebelum maghrib, saya menghubungi dia dan dia bilang juga rindu sama saya. Banjir air mata saya setelahnya.. Dia, yang sudah tidak pernah mengeluh, bahkan berbicara, karena cairan asing yang tidak diinginkan memenuhi tubuhnya, ginjal yang diperjuangkan meronta sekuat tenaga untuk menjaga tubuhnya, melawan sakitnya, otaknya terus menanamkan pemikiran optimis untuk tetap bertahan, dia masih punya banyak mimpi dan harapan untuk diperjuangkan..
Minggu pertama, minggu kedua Ramadhan, kami baik-baik saja.. Sering saya hubungi dia tapi yang angkat Mamanya, bilang kalau nafasnya sedang sesak, dia bahkan tidak bisa bergerak.. Saya maklumi.
Minggu ketiga, kami ribut hebat. Tidak pernah kami mengadu ego satu sama lain sebesar dan sekasar itu.
Saya minta dia menyelesaikan kisah kami. Dia tidak menjawabnya.
Tiga hari kemudian, masuk bulan keempat pada Ramadhan. Seminggu sebelum lebaran.
Saya terima SMS dari sahabat saya, Nathali, isinya SMS forward dari adiknya..
"Nath, tolong bilang Anita, abang gue udah meninggal"

Saya bahkan tidak bisa mengingat seperti apa saya saat itu. Saya tidak menangis, tidak. Saya tidak tertawa. Saya bahkan tidak merasakan kehangatan pelukan sahabat saya ketika itu.
Saya hampa. Mati rasa.
Dan Ramadhan kali itu, merupakan Ramadhan terpahit dalam hidup saya. Bukan pahit karena dia sudah tidak ada, itu kehendak Yang Maha Kuasa, saya tidak bisa melawannya. Bukan pahit karena dia pergi begitu saja, tidak. Semua ini sudah diatur. Rasanya pahit, karena laki-laki yang saya perjuangkan selama ini, tidak mendapat apa-apa dari mereka yang saya harapkan dapat menerima: Orang tua saya.
Sekarang saya tahu kenapa dia tidak pernah ingin membicarakan hal serius dengan saya.
Sekarang saya tahu kenapa dia tidak pernah ingin datang ke rumah saya kecuali saya yang memaksa.
Sekarang saya tahu kenapa dia selalu tersenyum sambil memainkan rambut saya dengan jarinya.
Sekarang saya tahu kenapa dia selalu meminta saya untuk tinggal sementara dia pergi melakukan pekerjaannya.
Sekarang saya tahu kenapa dia selalu minta saya yang membawakan makan siangnya.
Sekarang saya tahu, kenapa dia tidak pernah menjawab permintaan saya untuk menyelesaikan hubungan kami.
Dia menyayangi saya, tapi dia juga tahu dia akan sulit mendapatkan apa yang selama ini kami perjuangkan: kebahagiaan kami berdua.

Dan sejak Ramadhan itu, bulan Ramadhan tidak pernah terasa sama lagi. Setidaknya, saya akan mencari arti dari tiap Ramadhan bagi saya sendiri.

"Halo, kamu. Aku tidak akan berhenti. Setidaknya, untuk kebahagiaanku sendiri. Tolong baik-baik disana, karena aku, akan selalu menghadiahimu dengan do'a. Jangan marah ketika aku jatuh cinta, itu caraku untuk belajar memahami dunia. Aku akan menjadi anak manis, aku tidak akan lagi pesimis. Kamu bisa lihat aku dari atas sana, karena salah satu tujuanku, adalah membuatmu bangga."


Aku sayang kamu. Iya, aku yakin kamu selalu tahu itu.
-NsY-

11 August 2010

Sekilas Info

Beberapa jam menuju deadline. Ohwell bahkan saya masih kelimpungan hari gini. Harusnya semalam setelah saya tidur sekitar jam 3 pagi, saya bangun jam 6, lalu lanjut mengerjakan translation ini. Tapi ternyata SAYA BABLAS SAMPE JAM 9 AJA GITU SODARA-SODARA SEBANGSA DAN SETANAH AIR. ting tong. Itu juga kebangunnya gara-gara telfon dari kantor, minta di email pekerjaan yang belom saya sentuh untuk finishing. Saya langsunglah nyalain laptop, mengerjakan pekerjaan secepat dan serapi mungkin. Sampai pada kahirnya.....
INTERNET RUMAH MATI GAN. GAK KONEK. PUTUS. KELAR. IDUP SAYA KELAR.
Sekarang, seperti yang kalian sudah bisa prediksikan, saya udah di kantor. menyelesaikan pekerjaan yang belum tertuntaskan. This is Anita posting masih kelimpungan,  berharap ada secercah harapan. Ciao.

06 August 2010

Desktop


Ini, adalah wallpaper di desktop  Bleki, laptop saya. Kalian berdua pasti tau apa artinya.
*nyengir*

Man with words

pic was taken from here

Saya suka gambar di atas.
Seorang perempuan, yang tersenyum karena dipeluk oleh seorang laki-laki.
Bukan laki-laki biasa, tapi, sebut saja, laki-laki yang penuh kata.
Saya, bisa merasakan perasaan perempuan itu. Dipeluk. Laki-laki yang penuh kata.
Pengalaman pribadi? Iya saya akui. Nyaman? Pasti.

Menurut saya, laki-laki dengan banyak kata di dalam otaknya, tidak selalu berakhir jadi penggombal.
Banyak kata di dalam kepalanya. Apapun bentuknya, yang jelas dia pintar. Berani juga, karena dia berani berpikir. Menelusuri hal-hal yang menjadi dasar pemikiran dan kata-kata di dalam kepalanya.
Walaupun pemikirannya tidak selalu benar, setidaknya dia mencoba. Jika salah, dia toh akan mencoret katanya(mencoret, ya, bukan menghapus) dan akan memperbaikinya, kan?
Hal ini, berhubungan dengan alat tulis yang dipilih laki-laki untuk dipakai menulis. Iya, pensil dan pulpen.
Saya suka sama laki-laki yang lebih memilih untuk menulis menggunakan pulpen daripada pensil. Kenapa? Karena laki-lai yang menulis memakai pulpen, menurut saya, adalah laki-laki yang berani menerima kesalahannya. Gentle. Karena kesalahan penulisan dengan pulpen akan terlihat, dan perbaikannya juga akan terlihat. Coba bandingkan dengan penulisan menggunakan pensil yang akan bersih begitu saja jika dihilangkan dengan penghapus. Orang tidak akan tahu kesalahan penulisannya dimana, yang disajikan hanya hasil yang sempurna, tanpa tahu proses sebelumnya.

Jadi intinya, laki-laki itu tidak harus pintar, yang penting berani berpikir dan punya otak untuk menyimpan banyak kata dan pikiran, ya kan?
Dan untuk kalian, para laki-laki, dunia ini terlalu sempit dan waktu terlalu sedikit untuk dibuang. Jadilah dewasa, jangan bergumul dengan hal-hal yang itu-itu saja. Bukalah mata, karena di depan kalian, ada dunia yang penuh dengan rasa dan warna. This is Anita, seorang blogger yang kecantikannya berkilauan bagaikan permata.

*disambit tomat busuk sama pembaca*

Karate Kid


Uh-oh.
It's Friday already.
I've just finished watching "Karate Kid". Yep, that little Jaden Smith and that seems-like-there-is-something-inside-him-that-brings-me-to-some-memories Jackie Chan. Such a great movie. I didn't cry. Well, almost. But i didn't. Ah, forget it :))

"You said, when life knocks you down, you could choose whether or not to get back up"


Point penting yang saya tangkap dari film ini adalah, keberanian.
Dre(diperankan Jaden Smith) memiliki kemauan yang besar dan usaha yang keras untuk melawan ketakutannya. Dia tidak mementingkan hasilnya, tapi dia sangat menikmati dan berjalan dari prosesnya.

"Just tell me Shal'Dre.. Why? Why you need to go back out there so badly?"



"Because I'm still scared"



"No matter what happens tonight when i leave..."



"...I don't wanna be scared anymore"

Kita semua punya ketakutan dan keberanian. Kecil besarnya tergantung diri kita sendiri. Kemauan untuk keluar dari lingkaran ketakutan atau tidak juga kita yang menentukan. Yang jelas, selalu ada kesempatan untuk berubah. Menjadi lebih baik atau lebih buruk? Terserah. Semua. Keputusan. Ada. Di. Tangan. Kita.
Tapi ingat, konsekuensinya juga yah.. When we decide, kita 'melingkarkan kelingking' kita pada perubahan dan konsekuensi. Tidak bisa dihindari, tidak bisa dicaci maki jika hasilnya sangat jauh dari ekspektasi :)

Sudah, sudah. Sudah harusnya saya tidur ini. Ada janji jam 8 nanti sama temen saya. Ahwell, semoga saja saya bisa tepat waktu. Semoga.................
*keburu pingsan duluan, tapi kali ini gak pake kelojotan. Elit dikit dong ah*

05 August 2010

Postingan macam apa ini??!

Udah sore. Jam segini.
Biasanya saya lagi haha-hihi di kantor kalo lagi gak ada kerjaan, atau nyureng-nyureng di depan laptop saya ini yang namanya Bleki(karena warnanya item. Oke saya gak kreatip. Done) sambil kerja dan sebatang tembakau di tangan kiri saya kalo lagi hectic karena kerjaan.

Tapi sekarang, saya lagi gak masup kerja. Meliburkan diri sehari. Gak enak badan. Masup angin kayaknyah.
Saya baru saja melewati ujian Bahasa Jepang siang ini. Saya menyelesaikannya dalam kurun waktu 63 menit. 60 menit ngerjain soal, 2 menit ngelap kacamata, 1 menit ngerapihin contekan. Uh yeah. Panggil saya master bahasa Jepang, karena saya bisa menjawab soal ujian tanpa membaca 1 soal pun.
*jumawa tidak pada tempatnya*

Mungkin habis ini saya akan beristirahat, atau minta Mama saya untuk membuat tattoo motif harimau di sekujur punggung saya dengan balsem dan uang 1 Dollar Singapore. Iye, kerokan. Tapi saya elit, pake dollar singapur. Serius, kerokan pake 1 Dollar Singapore itu enak. Logamnya tebal, jadi gak sakit-sakit banget. Pas buat orang-orang yang sering masuk angin tapi gak kuat dikerokin pake uang 100 Rupiah yang lama karena rasanya sakit.
*tips paling penting abad ini*
Yak, saya akan beristirahat sekarang. Get some rest. Tidur lebih awal. Abang saya lagi sibuk meeting sambil diganjenin escargot, ohwell, escort. Iya, lupa. Salah. Dan kakak perempuan saya bisa jadi sedang menikmati ayam goreng tulang lunak yang dimasak pake Happy Call, ituloh, teflon dua sisi yang bisa bikin presto-prestoan. Masa gak tau sih? Ah, gak gaul nih para pembaca.. Mendingan para penonton, bapak-bapak ibu-ibu semua yang ada disiniiiiiiii~ Ada yang bilang, dangdut tak goyang...
*dijambak Inul Daratista*

Baiklah. Saya akan beres-beres sekarang. Tenangkan pikiran. Maju jalan walaupun pelan-pelan. Satu-satu kan, Nyuk?

Biar dibilang update aja sih..

*ngeliat jam*
Wah, sudah jam segini.
Sudah hari kamis pula.
Saya posting di tengah-tengah pekerjaan translate yang harus saya kerjakan.
Di tengah-tengah keresahan saya menunggu jam tangan yang saya beli secara online beberapa hari yang lalu. Uangnya sih udah ada, tapi barangnya belom nyampe sama sekali. Semoga saya tidak direstui jadi korban penipuan.
Menghitung mundur waktu, 6 jam sebelum kelas body-shaping di tempat fitness saya, 11 jam menuju UAS Bahasa Jepang saya. Aih, saya akan menjalani proses pengurusan badan dan otak habis ini.
Di tengah-tengah kekacauan hati, kesemrawutan pikiran, kegundahan detak jantung, tentang satu hal. Jika kalian Abang Botak Galak atau Kakak Perempuan Tersayang saya, pasti kalian tahu apa yang sedang berputar di kepala saya. But if you're not, yaudahlahyagakusahdipikirin :))
Oke lanjut.
...
Apa ya?
Gak usah deh. Sampe sini aja dulu. Perkenalkan saya Putus Asa, salam kenal, dan selamat tidur bagi kalian yang tidak merayakan malam insomnia. Viva la vida.

02 August 2010

Bloooooood-eh


"Bloooodddd-eh!"
"Baby's got what?"
"Bloooooooooddd-h"
*chuckles*
"Not funny.."
*still chuckling*
"Bloooodddddehhhhh. Not funny.. Not funnyyiiiiiii"
"Okay, okay, not funny, okay.."
"Belooooddddeeeehhhhhh"
*chuckles again*
"NOT FUNNEEEEEEEEHHHH!!"

Ohmy, i love this video! :))

Koffie!


Let me introduce you my silly boys. This is Arief(on my left) and Mahesa(on my right). We had a great coffee time this evening. It's nice to gather with your silly friends and share about serious thing. It is called.. A serious discussion about nothing. Because all we had was just laugh over and over. They were playing chess while i was fucked up doing my office's task, then at the end, i threw away my task, had a stick of  cigarette, then realized that they played chess randomly. They call it "Supir Angkot" way of playing chess. What a reason, guys. Smart reason of you both.
*standing ovation*
Right. Gotta sleep now. I have Accounting quiz at 7. Just wish me luck, people. And oh, it's Monday already. Well, have a great Monday, y'all! :D