02 August 2011

Untuk kamu, lagi.

Kamu yang pemaaf, yang selalu menerima saya kembali ke pelukan kamu.
Kamu yang selalu bisa menerima kesalahan saya dan mengembalikannya ke titik awal, dimana kamu menempatkan kepercayaan terhadap saya untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama.

Saya yang terlalu bodoh, berkali-kali mengulangi kesalahan yang serupa.
Berkali-kali meledakkan emosi tidak pada tempatnya,
kepada kamu, yang di seberang sana mencoba memahami saya.
Dan selalu berhasil.

Saya tidak pernah terpikir untuk bertanya,
"Pernah kamu merasa lelah?"
Lelah akan saya dan seluruh hal kekanakan ini?
Lelah karena terlalu lama menunggu saya mengerti kamu?
Lelah karena harus menemui hal-hal aneh yang saya lakukan dan hampir sejenis di setiap minggunya?
Lelah dengan perempuan yang 10 tahun lebih muda dari kamu yang suka meledak-ledak dan seenaknya meninggalkan kamu dengan dengkuran yang terdengar di telepon tengah malam kita?

Pesan teks yang saya kirimkan semalam,
adalah penyesalan terbesar saya selama ini.
Saya mau kamu ada, saya mau "kita" terus ada.

Dengan waktu yang kita tidak tahu sampai kapan,
saya mau, kamu, saya, terus berusaha.
Bukan untuk menaklukkan dunia dengan kebaikan  yang ada. Kita bukan Batman dan Catwoman, kamu tahu itu.
Kita, sepasang manusia yang suka menyanyi-nyanyi seenaknya. Sayangnya suara kamu jauh lebih patut untuk diperdengarkan dibanding saya.
*sigh*
Saya, perempuan muda nan multi-talented, multi-tasking, multi-media, tapi tidak suka multi-lasi seperti Ryan Jombang, yang sayang sama kamu dan belum cukup gila untuk mau kehilangan kamu.
Kamu, yang saya harapkan setengah mati untuk terus ada di samping saya, menemani saya dengan sorot matamu yang selalu saya suka.

Dengan tulisan kali ini,
saya sekali lagi,
minta maaf. Kepada kamu. Untuk hal terbodoh yang saya lakukan dan ucapkan semalam.
Saya menyesal. Saya bukan khilaf, hanya terlalu tenggelam dalam ledakan emosi yang saya ciptakan sendiri.
Saya bersyukur untuk kehadiran kamu di sini *tunjuk hati* dan sini *tunjuk kepala*
Dramatis, ya?

Sudah, hanya itu saja.
Kamu, yang ketika tulisan ini dibuat, sedang mengutak atik foto saya di Adobe PhotoShop. Jangan lupa itu hidung saya dikasih garis biar kesannya nggak kasian-kasian amat itu kacamata saya nggak ada sanggahannya. Iya saya tahu, emang langka hidung minimalis kayak gini.
Sudah, ya. Saya mau browsing di Kaskus dulu. Kamu yang bener ngedit foto sayanya, sebisa mungkin bikin mirip sama Blake Lively atau Zooey Deschannel, jangan sampe kayak Jessica Iskandar. Kenapa? Ya jangan aja.
....
Udah, gak usah protes.
Dadah, Mamas.
Saya sayang kamu.

(Now playing while writing this post: The Pretenders - I'll stand by you)