10 February 2013

Fortune Cookie


I got this Fortune Cookie from the store where I bought a blazer. Yes, people. You can read it says that an amazing journey awaits me.
...
And I can say that this isn't a coincidence that the cookie says so. Want to know why? I'll tell you the excitement.
:D

As you all have known (cos I'm writing it much often here), Kadek, my boyfriend, has been sailing a long long way for 9 months and going since May 2012. And guess what? He'll be coming home next month, on 23rd of March 2013.
YAYNESS!
Well I'll be better writing in Indonesian. So, here we go.
*click*
Nah.
Jadi, seperti yang kalian tahu, saya dan Kadek menjalani ke-LDR-an ini sejak Januari 2012. Saya di Jakarta dan dia di Bali. Hubungan kami masih baik-baik saja karena kami masih saling mengunjungi satu sama lain. Saya sempat ke Bali bulan Februari (acara kantor, dan pastinya dibayarin. Yes, people. Pacaran gratis. Mbawhahahaha *digaplok mantan bos*) dan dia pun ke Jakarta bulan Maret untuk interview Visa kerja di USA dan dibayarin pun. Yes, people. Another pacaran gratis. *digaplok untuk kedua kalinya* sayangnya April kami berdua sama-sama sibuk jadi tidak sempat ketemu sampai akhirnya bulan Mei sebelum dia berangkat ke benua seberang yang bener-bener di seberang sana, saya ke Bali dengan title pengangguran.
MBWAHAHAHAHAHAHA.
Ke sana benar-benar low budget. Hotel dan flight murah serta serba dadakan tidak membuat kemesraan ini janganlah cepat berlalu. Justru saya bilang seru karena sepanjang jalan kenangan kita saling bergandeng tangan~
*ngopi-ngopi bareng Tetty Kadi*


Apa selama Januari-Mei hubungan kami lancar-lancar aman sejahtera sentosa abadi selamanya? OH TENTU SAJA TIDAAAAAK! Kami benar-benar sadar dan menyadari kalau hubungan ini tidak akan bisa dijalani kalau tidak dengan niat dan usaha yang benar-benar disiapkan untuk tempur. Ibarat kata pejuang perang, kami hanya modal kolor dan batang pohon toge untuk maju. Sebentar. Kenapa kolor? Ah, biarkan saja, itu hanya kiasan kok. Emang saya kurang kreatif aja.. Jangan bilang kami tidak pernah membicarakan tentang hal ini. Kodok yang lagi mau dilahap uler aja tau kalo logika ini emang menghantui dari awal. Tapi toh hubungan ini kami jalani berdua, dan kami bicarakan baik-baik. Sampai akhirnya, sekitaran April 2012 kami memiliki persetujuan untuk...
Putus.
Ya, kami tau hubungan macam apa yang sedang kami jalani. Jarak dan perbedaan agama yang emang udah ada dari sononya tidak bisa disalahkan. Ini tentang kami, dua orang keras kepala yang berkeputusan untuk menjalaninya. Pada sebuah percakapan di telepon, kami membicarakan tentang keberangkatannya yang tinggal sebentar lagi dan akhirnya sepakat bahwa nanti Kadek berangkat, kami akan menyudahi perjuangan yang hanya modal kolor dan batang pohon toge ini, untuk memulai kehidupan masing-masing yang entah akan bagaimana nantinya.
Seems fair, walaupun saya tidak bisa menghindari untuk tidak sesenggukan di telepon. Oh don't you imagine about how I wished he were here, hugging and telling me that everythiing's gonna be alright with the distance. Ini masih LDR Jakarta-Bali aja cengengnya kayak apaan si Anita.

Awal Mei saya ke Bali. Sedikit bantu-bantu dia untuk beberes dan leha-leha sebelum bener-bener say goodbye, di hari kepulangan saya ke Jakarta kami lagi leha-leha di siang bolong dengan hotel low budget yang kami tempati (120 ribu aja bok! Adem tapinya mbwahahaha) dan mulai membahas persetujuan sebelumnya..
Saya: "Jadi gimana, Be?"
Kadek: "Gimana apanya?"
S: "Persetujuan kita?"
K: "Yang mana?"
S: *tabok* 
K: "Oooh, yang ituuu"
S: "Yang mana?"
K: *balik ditabok*
S: "AKU LAPORIN KE KOMNAS HAM, NIH! KOMNAS HAAAAM!"
...oh tentu saja percakapan di atas hanyalah fiksi, para pembaca yang budiman dan budiwati.
Lanjut, ya. Kali ini saya nuilsnya serius tanpa Candil.
S: "Kamu berangkat, kita selesai?"
K: *diam*
S: "Be.."
K: "Satu kontrak aja, nah"
S: "Maksudmu?"
K: "Tungguin nah.. Satu kontrak aja.. Ya?"
S: "Tapi kan kemarin kita udah sepakat.."
K: "Ya tapi aku gak mau.."
S: "Kenapa?"
K: "Aku gak mau kalo harus loose contact sama kamu"
S: "Ya tapi kan gak usah jadi pacar juga gak apa-apa kita bisa kontekan. Kamu tau kan kamu bisa cerita apa aja ke aku?"
K: "Nggak mau. Tunggu ya?"
S: ".......Iya"
DIAM KALIAN. IYA SAYA TAU EMANG SAYA PEREMPUAN GAMPANGAN JADI DIRENGEKIN DIKIT LANGSUNG MANUT. SAYA TAU ITU SEMUAAAAA!
*bombardir pake senapan Rambo ke segala arah*
Setelah itu, dia peluk saya kencang sebelum malamnya dia mengantar saya ke Bandara untuk pulang ke Jakarta. Sempet berantem di Ngurah Rai karena....REBUTAN TROLLEY MBWAHAHAHAHA IYA EMANG NORAK, but then we managed to hug each other tight and say "See you. Be good. I love you" at the end. WALAUPUN UJUNG-UJUNGNYA SEPANJANG NUNGGU PESAWAT MEWEK SIK NYESEL KENAPA KUDU BERANTEM REBUTAN TROLLEY.
*jedukin kepala sendiri ke bantal Angry Bird*

Beberapa hari kemudian setelah kesepakatan itu, Kadek berangkat ke USA untuk kerja. Tentu saja banyak cerita yang kalau kemarin kami tetap berpegang pada kesepakatan pertama, tidak akan membuat saya belajar sebanyak ini. And now, here I am, 9 months after the conversation happened, still waiting and hold the faith. Masih terus berdoa dan berharap semuanya akan baik-baik saja, sampai nanti tiba saatnya kami dipertemukan untuk kembali memeluk dan berbicara, tanpa ada jarak, untuk melumpuhkan rindu yang selama ini membuat sesak. Tsah, asik ya bahasa saya?
*sisirin alis*

Sekarang, saya tinggal counting down sambil terus berdoa dan beraharap bahwa semuanya akan baik-baik saja. And as my Fortune Cookie says, a journey awaits for me. Bahwa sebuah perjalanan sudah menunggu saya, untuk kembali ke pelukan orang yang saya titipkan rasa sepenuh hati, setengah mati. Please, universe. Pretty please. I've been waiting for this, and I'm sure it won't hurt anyone..
Good night, readers :)