01 June 2015

About being a Secretary

pic source
Hari Senin saya dimulai dengan quote ini. Ya nggak pas bangun tidur ngeliat quote, sih. Bangun tidur saya yoga dulu 30 menit lalu dilanjutkan dengan minum infused water... Oh tentu saja saya bohong. Boro-boro yoga, muter pinggang dikit aja saya salah urat.
*pembaca pun mulai berbisik,"Anita emang udah renta.."*

Do what you love, love what you do.

Saya suka sekali dengan kalimat ini. Because it's related to me, so much.

Saya sudah kurang lebih 6 tahun bekerja sebagai seorang Sekretaris.... di 6 kantor yang berbedaWAHAHAHAHA *dikeplaki almamater karena pindah-pindah*
Menjadi sekretaris adalah pilihan saya. Bukan karena pas masih kecil saya tiba-tiba terinspirasi mau jadi sekretaris, ya nggak laaaah! The day saya memutuskan untuk menjadi sekretaris adalah ketika hari-hari terakhir saya di SMA, Mama pun bertanya sambil ngopi dan makan kacang sukro,"Kamu mau kuliah di mana, Ta?"
Deg.
Saya pun tertegun.
Bukan karena saya baru menyadari kalo saya harus menjajaki masa kuliah. Tapi karena.....kacangnya dihabisin sama Mama. Padahal itu kacangnya enak lho, pemirsah. Tapi karena itu mamak saya, jadinya saya relakan saja, daripada durhaka.
Back to the topic.
Ketika ditanya kayak gitu, jujur saya masih bingung mau kuliah di mana dan bidang apa. Sempat kepikiran mau masuk DKV tapi saya menyerah karena bakat gambar saya paling cuman seujung ketombe standard masuk DKV. Tekad saya sempat bulat mau masuk Sastra Inggris UI, tapi saya mikir Depok itu jauh jadi saya mengurungkan niat. Iya, saya anaknya emang visioner, belom keterima aja udah belagu mikir segala Depok jauh. Sampai akhirnya, saya menjawab pertanyaan Mama dengan...
"Di (nama kampus saya) aja, Mah. Ambil Sekretaris"
Oh tentu saja yang saya maksud adalah ambil jurusan Sekretari, bukan nyulik seorang Sekretaris. Kalian ini tingkat intelejensinya harus ditingkatkan dong, para pembaca. Masa blog yang kualitasnya setara dengan blog science gini kalian masih cetek sih mikirnya.
*dicekokin sodium*

Kenapa saya memilih untuk mengambil jurusan Sekretari? Karena....
Saya males kuliah lama-lama MUAHAHAHAHAHAHAHAHA..
*ditendang almamater*
Kuliah saya itu cuman D3, makan waktu cuman 3 tahun. Menilik dari absen terakhir saya di SMA yang bolong-bolong, saya jujur udah males mikir lagi untuk sekolah. So, yes, saya akhirnya memilih untuk berkuliah di sebuah Akademi Sekretari (sekarang sudah jadi Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi dan Sekretari) ternama di Jakarta. AND YES, KAMPUS ITU MENJADI SATU-SATUNYA KAMPUS YANG SAYA DATANGI UNTUK PENDAFTARAN HAHAHAHAHA. I'm a lazy bitch, I know.
*kibas selendang*
*selendang tetangga*

Namun, TERNYATA KULIAH SEKRETARI KAGAK GAMPANG, MALEEEEEEH! I barely sleep. Tidur cuma 2-3 jam maksimal tiap harinya. Belajar? Enggak, sih. Browsing internet.
*ditiban billboard*
But really, kuliah saya itu penuh perjuangan. Saya pikir kuliah jurusan Sekretari cuman ngetik aja belajarnya dan gak ada itung-itungannya. But I was absolutely wrong. Saya juga belajar Akuntansi (saya failed dan mengulang. I'm such an idiot in accounting, really), Ekonomi Mikro lalu dilanjut dengan Ekonomi Makro, Public Relations, Etika Dasar (karena mungkin pihak kampus tau kalau mahasiswinya (yes, di kampus saya isinya perempuan semua YA NAMANYA JUGA JURUSAN SEKRETARI LAKI MACEM APEEEE  YANG MAU KULIAH DI SITU?) rata-rata tak beretika alias barbar semua), dan banyak lagi mata kuliah yang saya tidak pikirkan akan masuk ke dalam kurikulum kampus. Not to mention mata kuliah Bahasa Jepang yang saya juga pernah failed akibat kemampuan otak saya yang terlalu cetek. NOW YOU SEE I HAD A HARD TIME AT COLLEGE.
*menangis tersedu mengingat masa-masa kuliah*
*pereus*

Dengan segala perjuangan dan ke-tidak tidur-an yang saya alami semasa kuliah, saya akhirnya lulus tepat waktu. Sebelum lulus, saya sempat bekerja di sebuah konsultan dan kerja praktek di sebuah perusahaan internasional (oh I was really thankful for the chance). Setelah lulus, di situlah saya memasuki rimba kesekretarisan yang sesungguhnya..
*angin berhembus kencang*
*daun-daun berguguran*
*terdengar lolongan serigala dari kejauhan*
To be honest, dari setiap kantor yang saya sambangi untuk bekerja memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda. Dari nulis surat, ngurus visa, nyariin baby sitter yang bisa berbahasa Inggris, sampai nyusulin Pak Bos ke Sri Lanka di mana seharusnya saya leha-leha karena NGURUSINNYA MASYA ALLAH SAMPE KEBAWA MIMPI SAKING REMPONGNYA, semua sudah pernah saya alami. And I found this secretarial thing suits me well. Saya tipikal orang yang suka ngatur dan suka ngurusin orang, dan kecintaan saya terhadap menulis bisa saya tumpahkan (((TUMPAHKAN))) dalam penulisan surat. And yes, including all those experiences I got.

Banyak juga yang mencibir saya. Katanya,"Kalo mau jadi Sekretaris mah gak usah sekolah, gampang gitu." atau "Sekretaris enak ya, modal duduk diem dandan senyum sama Bos aja gajinya gede". Bok, it's easy to watch, but try me if you can do it right. Yes they pay me good for this job, but behind those amount of money, there must be a big responsibility to take care of, no? Well actually saya tidak terlalu memedulikan cibiran orang-orang because I know I get something that they don't: Pleasure. 

Dalam beberapa job interview, ada satu pertanyaan yang sama yang ditanyakan ke saya:
"Kalau nggak jadi sekretaris, mau jadi apa?"
Tadinya saya bilang mau jadi dokter. Tapi daripada saya diboyong ke rumah sakit jiwa, lebih baik saya diam saja. But really, to be honest, I don't know what I wanna be selain jadi sekretaris. I mean, I love my job, so much. I love what I'm doing. I love being here. Bukan berarti saya tidak berani keluar dari zona nyaman, but I'd rather staying as a Secretary daripada harus pindah ke bidang pekerjaan yang saya tidak tau rimbanya. That's it.

And I feel lucky because I earn money for something that I love doing. Banyak teman-teman saya yang mengeluhkan pekerjaannya karena mereka pikir that's not how they suppose to be. I feel sorry, but I don't say anything. Because you know, respect. Daripada saya digebugin, mending diem aja.
*naikin value asuransi diri sendiri*

Kalau ditanya, "Mau sampe kapan jadi Sekretaris?" atau "Ngurusin orang melulu, ngurus diri sendirinya kapan?" well, I don't know, man. I'm in love with my own profession. And you really should enjoy yourself when you're doing your job, right? That's what I feel. 

Yes, people. I'm a Secretary, inside and out :)