21 May 2015

#ReviewnyahToskah: Pebble Smartwatch

Ehalaw, pemirsah! Udah deket jam makan siang, nih. Kalian mau makan apa? Traktir saya, dong.
....
Oke, I admit that I ain't good on writing opening paragraphs.
Kali ini saya mau nulis review. Bukan, bukan review film. Di tahun 2015 yang sudah jalan 5 bulan ini saya mau nulis tentang salah satu barang kesayangan saya:

Pebble Smartwatch

Yak, benar, Pebble Smartwatch. Sebenarnya saya udah lama pakai jam tangan pintar (duileh, harafiah banget transtationnya, cin) ini. Tapi karena kesibukan saya shooting sinetron stripping dan jam tangan ini sempet rusak, jadinya saya belom sempet nulis review tentang si hitam kece yang satu ini.

Apa? Kalian belom tau apa smartwatch itu?
Aduh, dari kampung mana sih para pembaca yang gak tau smartwatch itu apa. Ck.
*kibas rambut*
*kecolok sendiri*
Smart watch itu adalah.......
Jam tangan pintar.
*digebugin pembaca*
Ya intinya dengan smartwatch ini, kalian bisa mengontrol smartphone kalian dengan jam jangan. Gimana caranya? Ya connect pake bluetooth, lah. Masa pake kabel dicolokin gitu. ntar dikata tukang gimbot keliling kalo ada kabel gondal gandul gitu..
*keselek chicken nugget bentuk tetris*

Pebble ini adalah salah satu dari banyak merk smartwatch yang beredar. Tapi setelah browsing review sana-sini-kiri-kanan-atas-bawah-depan-belakang untuk comparison dengan merk lainnya, maka pilihan saya pun jatuh kepada Pebble. Untuk remote controlling smartphone saya pun nggak sulit. Cukup download aplikasi Pebble di AppStore utuk iOS ataupun PlayStore untuk Android. Karena saya pake iPhone, jadi begini kira-kira tampilannya:

pic source
Begini tampilan ketika awal-awal saya mau connect Pebble saya ke smartphone saya

Lalu setelah Pebble Smartwatch connected ke smartphone saya, begini tampilannya:
pic source
Saya akan direkomendasikan beberapa applications juga untuk di-connect dari Pebble ke smartphone. 


pic source
Ini beberapa pilihan applications dan watchfaces yang bisa dipilih untuk tampilan di Pebble saya. 
Selain kegunaannya yang oke, pilihan watchfaces yang lucu-lucu dan beragam pun jadi salah satu fitur favorit saya. Ada yang gratis, namun ada juga yang bayar. Karena saya salah satu perempuan yang mengutamakan sistem efisiensi ekonomi (baca: bokek), jadi untuk watchface di Pebble saya mah saya pake yang gratisan ajaaaah~

DOMOOOOO~

Itu adalah watchface yang saya pakai. LUCU KAAAN DOMO KAAAAN? Tolong fokusnya ke jam tangan saya, ya. jangan ke yang lain. Ke speaker yang menempel di langit-langit, misalnya.

Kembali kepada pribadi saya sebagai perempuan yang mengedepankan efisiensi ekonomi, saya pun memiliki prinsip untuk menjadi warga Jakarta yang baik dan mendukung program pemerintah terutama di bidang transportasi umum (baca: karena bokek, jadi kemana-mana naik angkot). Pebble ini sangatlah berguna. Saya bisa baca langsung notification jenis apapun yang masuk di henpon saya. Seperti misalnya, SMS ini:

Mohon hiraukan saja kabel tak penting yang menjuntai-juntai itu. Plis.

Atau kalo saya lagi di Metro Mini ataupun Kopaja kan saya suka dengerin lagu di henpon saya pake headset, nah biar dramatis saya suka liat ke luar jendela angkot sambil merenung gitu. Tapi kan suka ada that-annoying-moment pas kita lagi enak-enak merenung ala ala sinetron dubbing EH TAU-TAUNYA LAGU BERIKUTNYA YANG KITA GAK DOYAN. Hih. Namun jangan takut jangan kuwatir ini kentut bukan petir, saya bisa mindahin lagu sesuka hati saya dengan Pebble! Mwahahahahaha

Don't ask how much I love Jason Mraz. This song is one of my fave songs.
*manggut-manggut ngantuk dengerin lagu*

Button di kanan atas bisa digunakan untuk me-rewind lagu sebelumnya, button di atas bisa buat meng-forward lagu jadi ke lagu berikutnya. Button yang tengah bisa dipakai play/pause lagu. Fitur ini adalah fitur favorit saya. Soalnya kalo lagi di angkot kan gak harus megang-megang henpon buat mindahin lagu doang. Jadi saya bisa manggut-manggut dengerin lagu sambil menikmati semilir angin dari jendela angkot dengan damai sentosa.

Masih banyak banget apps dari smartphone yang bisa dihubungkan ke Pebble smartwatch ini apalagi untuk kalian yang suka olahraga, this device will be useful. Tapi emang to be honest saya gak banyak connect apps biar gak boros batere. Anyway, untuk pemakaian standard saya nge-charge itu bisa 5 hari sekali. Lumayan irit untuk ukuran smartwatch. Apa? Kalian mau saya jabarkan semua apps yang ada? BERANI BAYAR BERAPA? Traktir gado-gado bakal makan siang aja enggak. Hih.
*sambit ulekan*

Untuk harga, Pebble SmartWatch ini juga terjangkau, tapi tergantung harga dollar, sih karena mereka convert dari USD ke Rupiah. Saya belinya waktu masih lumayan murah, sekitar Rp 1,7 juta. Kemaren pas sempet rusak saya tanya harga warna JetBlack ini berapa (soalnya kalo beneran rusak saya pasrah aja mau beli baru karena butuh), udah Rp 2,1 juta aja gitu.
*patahin kartu kredit*
*gerogotin dompet*
*dompet tetangga*

Dan di Indonesia sendiri juga udah ada 'wadah' untuk para pecinta Pebble (mereka jual jam tangannya juga, FYI). Bisa dicek dan di-follow Instagram dan Twitternya: @Pebblenesia. Tuh saya mah baik orangnya udah saya hyperlink segala.
*kibas alis yang mulai gondrong belom dicabutin*

Udah ah, sekarang saya mau ngopi dulu. Nulis postingan sependek ini dari sebelom jam makan siang sampe sekarang jamnya ngopi. Bukan, bukan karena saya orangnya teliti kalo nulis, tapi karena.....otak saya kosong.
*tenggak minyak ikan sepabrik-pabriknya*
Adios, readers! Selamat ngopi, selamat kerja, selamat ngurus anak, itu kamu  yang di pojok itu gak usah sok-sok sibuk padahal ngantuk itu heh!
*menghilang perlahan di balik kepulan uap kopi*