03 April 2016

A (future) Letter

Sebelum saya memulai postingan ini, ada baiknya saya memberi sepatah-dua patah kata sebagai pembuka. 
EHAAAAAI TILCIKERS DAN TILCIKERSWATI YANG TERKASIH TERSAYANG TERMEHEK-MEHEK BAGI YANG JOMBLO~
*digebuki*
Jadi, masih dalam rangka tulisan rutin tiap hari Minggu pukul 21.00, saya (alhamdulillahnya) masih konsisten menulis di dalam tag '9 PM' ini. Berunding untuk topik "What to write next?", saya yang emang gak bisa mikir berat-berat dan partner menulis saya yang tulisannya hanya menjadi konsumsi pribadi saya karena dia sempat punya blog tapi sayangnya sekarang udah ga ada pun sempat bingung menentukan tulisan bertemakan apa lagi yang akan kami tulis. Kemudian saya mengingat-ingat, tulisan pertama bertemakan masa sekarang (ibarat kata tenses, it's a 'present tense'), tulisan kedua berisikan tentang masa lalu (past 'tense') dan tulisan ketiga berhubungan dengan masa sekarang (present 'tense') lagi. Kemudian saya bilang sama dia,"Gimana kalo tulisan berikutnya kita pake 'future tense'?" dan kemudian dia setuju, dan dia mengusulkan kalau tulisan selanjutnya yang akan saya post jam 9 malam di hari Minggu yang entah kenapa nggak hujan-hujan ini bertemakan tentang........
A Letter to Your Child.
*petir menggelegar*
*tukang fogging siap-siap*
*kenapa tiba-tiba ada tukang fogging?*
*lagi jamannya DBD, buat jaga-jaga aja*
*oh oke*
Saya sempat lumayan bingung memikirkan untuk menulis apa kalau saya harus menuliskan surat untuk anak saya kelak. Karena jangankan punya anak, menikah aja belom ada di bayangan saya dalam waktu dekat ini :)))
*dipelototin Mama*
*oke Ma saya akan menikah, doain aja ya, Ma*
Jadi, dengan segenap energi dan rasa kenyang yang melanda, let me write you a letter. A letter to my (future) child, to be exact.
Dear kamu..
Sesosok tubuh mungil yang keluar dari rahim saya.
Buah dari penantian terbesar dalam hidup saya
Bentuk cinta kasih dari saya dan seorang yang saya kasihi sepenuh hati, yaitu ayahmu

Saya belum tahu siapa namamu kelak, itu akan saya diskusikan dengan ayahmu nanti.
Namun meskipun saat ini namamu masih belum saya ketahui, tapi saya sudah tahu kalau saya sangat mencintai kamu.


 

Sayang,
Kamu adalah seorang pemenang. Kamu  mungkin akan agak egois seperti saya, namun itu hanya satu keburukan dari segala kebaikan yang kami, orang tuamu, turunkan secara genetik ke kamu.
Saya belum tahu akan seperti apa rupamu, namun seperti apapun itu, kamu adalah sempurna bagi saya.

Kamu tidak hanya akan bertemu saya dan ayahmu. Namun kamu juga akan bertemu dengan Enin dan Aki yang merupakan ayah dan ibu saya, juga Om Ewok yang adalah adik saya. Oh jelas kamu akan memanggil dia Om Ewok, kamu tidak akan bertanya kenapa, karena kamu akan lihat sendiri wajahnya yang dipenuhi bulu. Brewokan, kalo kata orang-orang. Juga akan ada nenek-kakek dari pihak ayahmu, serta om-tante dari yang sangat jelas akan menyambut kehadiranmu dengan sukacita.

 

Nak,
Kamu harus tau kalau saya dan ayahmu akan memperjuangkan kebahagiaanmu selama napas kami belum terhenti. Saya akan senantiasa membacakanmu dongeng sebelum tidur, mendekatimu untuk bertanya "Bagaimana harimu?", ikut tersenyum lebar ketika kamu bahagia, dan merengkuhmu erat ketika kamu bersedih. Karena saya ingin menjadi sahabat terbaikmu. Saya tidak akan memaksamu untuk melakukan hal yang kamu tidak suka. Mungkin suatu saat akan ada masanya kamu berpura-pura sakit karena malas masuk sekolah. Akan ada masanya kamu jengah dengan pelajaran dan tugas-tugas akademik yang menyita waktumu. Saya berjanji, saya tidak akan marah padamu. Karena saya selalu ada untuk kamu......soalnya saya dulu juga kayak gitu. Cuma sayangnya, Enin sering marah ketika beliau tahu saya bolos sekolah.
....Nah kalo yang itu jangan ditiru, ya.
 

Akan ada masanya juga kamu akan memiliki ketertarikan akan hal-hal di dunia ini yang tidak saya mengerti, tapi kamu tidak akan sendiri. Saya hidup untuk mengerti, termasuk menjelajahi duniamu. Ya, saya akan terus mendampingimu, bahkan ketika kamu merasa saya terlalu tua dan kuno untuk itu.

Jelajahilah dunia, gali rasa ingin tahumu sedalam mungkin, bacalah sebanyak yang kamu bisa. Karena saya yakin, kamu bisa membuka lebih banyak jendela untuk melihat dunia. Pelajarilah bahasa sebanyak-banyaknya, karena kamu tidak akan tahu kamu akan berbicara dengan penduduk dari daerah mana, ataupun menjajaki tanah bumi bagian sebelah mana kelak. Bersosialisasilah sebaik mungkin. Kamu tidak akan tahu apa yang orang lain bisa berikan untuk membalas kebaikanmu. Saya tidak meminta kamu untuk pamrih, tapi percayalah, tidak ada ketulusan yang tidak membawakanmu hasil, meskipun itu hanya berupa kegagalan dan pembelajaran yang bisa kamu ambil baiknya.

Saya tidak peduli apapun orientasi seksualmu nanti karena saya punya banyak teman baik dan luar biasa berprestasi dari kalangan yang 'dicibir masyarakat' itu. Saya akan selalu menyambut kamu dengan senyum lebar dan peluk hangat setiap kali kamu pulang. Senantiasa berbuat baiklah, Nak. Jangan mengucilkan, jangan meremehkan, apalagi menyakiti. Kamu tidak akan tahu bagaimana kehidupan bisa berputar balik sedemikian rupa jika Tuhan menginginkan.

Last but not least, you little toes,
Walaupun saya sekarang belum tau pasti mau minta dipanggil "Ibu" atau "Mommy" sama kamu, tapi yang saya tahu pasti, saya akan selalu mencintai dan mengasihi kamu sepenuh hati, takkan pernah berhenti meskipun saya nanti mati.

With love,
Your mother.

*hapus air mata*
*buang ingus*
*peperin ke tilcikers dan tilcikerswati*
Ini saya belom punya anak beneran aja udah cengeng gini, apalagi punya anak beneran. Saya salut sama para orang tua di luar sana yang harus berjuang keras mengorbankan kebahagiaan mereka demi kebahagiaan dan kelancaran hidup sang anak.. Sedalam apapun luka yang tertoreh di dalam hati kalian, mohon diingat bahwa kalian merupakan orang-orang luar biasa..Ingatlah bahwa semua keringat dan airmata kalian suatu saat akan terbayarkan dengan sesuatu yang luar biasa indahnya: kebahagiaan anak-anak kalian.
Sekali lagi, saya salut.I take my hats off for you. Keep up the good work :)

Terima kasih juga untuk kamu sudah membuat saya selalu berpikir di akhir tulisan saya pada tag '9 PM' ini, dari tulisan pertama hingga tulisan kali ini .Dan mungkin ketika kamu sedang membaca tulisan ini, saya lagi rempong bombardir kamu via WhatsApp yang isinya,"Manaaaa? Kok email kamu belom masuuuuuk?" ya maklumin aja, ya. Anita emang anaknya rese. Hahaha.
*sungkem*