06 October 2013

6th year.

6 Oktober 2013.

How are you up there, Dud?
I hope you're doing well, because down here, I'm doing good.
Masih terasa sepinya walaupun sudah sejauh ini saya melangkah sendiri. Saya masih kadang-kadang ingat sama kamu lalu berharap kamu lihat apa saja yang saya lakukan.

Saya masih menjadi seorang Anita yang kamu kenal. Anita yang keras kepala, yang banyak maunya, yang tidak bisa diatur. Masih sama. Hanya, sekarang bedanya saya sudah agak tua saja. Sudah 23 tahun umur saya sekarang. Dulu waktu kamu pergi, saya masih 17 tahun. Masih muda dan naif. Masih sangat tergantung pada kamu, satu-satunya yang saya percayakan untuk menemani saya menjalani kehidupan saya. Hari, bulan, bahkan tahun. Selalu seperti itu selama 3,5 tahun selama kamu masih ada, kan? And that was the most amazing years for me.



Jangan tanya sekarang saya sama siapa. Orang yang saya ceritakan tahun lalu, sudah membuat kesepakatan dengan perempuanmu ini untuk berhenti memaksakan kehendak ke satu sama lain. Lalu kemudian, saya memutuskan untuk mundur dari sesuatu yang saya jalani baru-baru ini. Bukan rejeki saya, Dud. Kamu heran ya kenapa saya tumben-tumbennya nggak ngejar sesuatu yang saya inginkan? Hehe, ya setidaknya kalau bukan rejeki saya, saya nggak mau ngambil rejeki orang lain..

Dud, tadi saya main ke 'rumah'mu. Udah lumayan lama saya gak kesana, ya. Saya lupa letaknya persis di mana, tapi ya saya sok pede aja jalan sendirian kucluk kucluk terus lihat nama kamu di batu nisan hitam yang sangat khas itu. Agak sedih sih saya lihatnya, rumah kamu agak tidak terurus. Rumputnya bolong-bolong, bahkan banyak tanaman liarnya :(
Apa karena itu kamu datang ke mimpi saya akhir-akhir ini? Kamu sedih ya rumahmu nggak ada yang bersihin? Tapi tenang, Dud. Tadi saya udah cabut-cabutin tanaman liar yang nakal semena-mena bikin rumah kamu terlihat nggak keurus. Kamu tau kan dulu aja saya sebel banget kalo kamar kost-mu berantakan, langsung saya beresin. Apalagi ini, rumah kamu untuk jangka waktu yang akan sangat lama ke depannya..

Saya masih suka kangen sama kamu. Kangen banget. Saya kangen ngobrol sama kamu, saya kangen membicarakan tentang apa saja sama kamu, bahkan saya kangen digalakin sama kamu. Hehe. Saya masih suka dengar ceritanya Billy, sahabatmu, kalau kamu suka datang berkunjung ke tidurnya, dan kamu  minta dia jaga saya? Tidak usah repot-repot, sayang. Saya sudah bisa menjaga diri sendiri sekarang. Sejak kamu pergi, saya membangun tembok yang insya Allah cukup untuk membatasi diri saya dengan hal-hal buruk. Kamu tidak usah lagi memikirkan hal itu. Saya mau kamu tenang, dan kalau dengan mengkhawatirkan saya membuat kamu tidak tenang, nanti saya merasa bersalah. Saya tidak mau.

Saya tahu, jika seseorang meninggalkan kehidupannya di dunia, dia akan move a step forward untuk fase pertemuan dengan Tuhan dan putus urusannya dengan segala hal duniawi. Termasuk kamu. But deep down inside my heart, I know you're still here. Kadang-kadang saya bahkan suka cium wangi kamu lewat kalo saya lagi sendirian di kamar. Whatever it is, I'm thankful for that. Setidaknya saya tau, kamu akan selalu ada untuk saya. Ya kan? Kepedean ya saya? Biarin, kamu kan tahu perempuan keras kepala ini kadang-kadang suka over confident :))

Kamu baik-baik ya di sana.. Walaupun saya tidak tahu keadaannya seperti apa, tapi saya yakin kamu sudah ada di tempat yang jauh lebih baik. Saya selalu berdoa untuk kamu, saya selalu yakin kalau rasa sakit yang menyiksamu hingga Tuhan memutuskan untuk memanggil kamu kembali ke sisiNya, merupakan jalan yang mengarahkan kamu ke kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang kekal dan tenang..
:)

Thank you for everything, Dud. I love you, you know how much it is. Doa saya tidak akan terlepas untukmu.

Bunches of love,
Your Anita.
always have, always will..

---
P.S: Surat tahun lalu bisa dibaca di sini