30 December 2010

Garuda di hatiku :')

IN-DO-NE-SIA! Jeng jeng, jeng jeng, JENG!!
Begitulah kira-kira sorak sorai gegap gempita gemuruh riuh yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia malam ini. Tsaaah, udah cakep ya opening saya di postingan kali ini ya? Cocok udah nih ya jadi komentator, ya?
*sisir poni, berdehem jumawa*
Malam ini, seperti yang kita semua ketahui, adalah malam final piala AFF 2010 antara Indonesia dan Malaysia. Menurut saya, malam ini adalah malam paling 'merah' selama tahun 2010 ini. Sungguh ciamik, melihat dominasi warna di bangku penonton GBK adalah merah, bukan batik seperti yang diisukan selama ini akan terjadi. Iyalah, siapa yang mau nonton bola jejingkrakan gerah-gerah dalam balutan bahan batik yang kurang bisa menyerap keringat itu? Lagian kan malu kalo ada kejadian kayak gini:
Penonton Berbatik: "GOAAAAAAALLL!!"
Penonton Berkaos: "GOAAAAAAALLL!!"
Penonton Berbatik: *angkat-angkat tangan bersorak sorai gembira* *tiba-tiba* "KREEEEEEK!!!"
Penonton Berkaos: *lompat jejingkrakan, salto di udara, sikap lilin dan kayang dengan sempurna* "Eh, lo kenapa, Sob?" *iye, emang penonton berkaos ini agak sok asik*
Penonton Berbatik: "Ketek batik gue sebelah kiri sobek, Bos. *ho oh, pembaca, penonton berbatik ini juga gak kalah sok asiknya*
Lalu, goal kedua....
Penonton Berbatik: "GOAAAAAAAAL!!"
Penonton Berkaos: "GOAAAAAAAAL!!"
Penonton Berbatik: *Angkat-angkat tangan kanan karena lengan tangan kirinya udah sobek* *tiba-tiba* "KREEEEEEK!!"
Penonton Berkaos: *lari keliling lapangan GBK, minta foto bareng Luna Maya, dadah-dadah ke Manohara* "Lo kenapa lagi, Sob?"
Penonton Berbatik: "Ketek batik gue sebelah kanan sobek, Booos!"
Penonton Berkaos: "Lah elu sobek aja dua-duanya, kan lebih adem itu ketek, bisa dadah-dadah ke kamera kalo disorot"
Penonton Berbatik: "Gue belom cukur, ntar emak gue di rumah kalo nonton gue dadah-dadah dengan ketek gondrong, bisa diusir dari kampung.."
Penonton Berkaos: .....
Baiklah, tadi adalah distraction yang cukup dapat menjadi alasan para pembaca untuk meninggalkan saya. Tapi eittss, jangan kemana-mana dulu! Saya masih punya doorprize untuk postingan kali ini untuk pembaca yang setia..
*pembaca kembali duduk manis*

Oke, sekarang posting serius.
Nah, seperti yang kita semua tahu juga, Tim Garuda harus menerima kekalahan di Stadion Bukit Jalil, Malaysia tanggal 26 Desember kemarin. Banyak yang bilang ini semua gara-gara sinar laser warna hijau yang 'menyerang' mata kiper kita, Markus, beberapa kali. Pertandingan juga sempat berhenti. Markus akhirnya protes kepada wasit tentang sinar laser yang mengganggu itu. Tapi pada akhirnya, pertandingan tetap berjalan, dan Indonesia kalah 3 poin dari Malaysia. Itu juga yang saya lihat, konsentrasi pemain TimNas kita sudah terganggu sehingga mainnya jadi acak-acakan. I wasn't disappointed, tapi sangat menyayangkan ulah yang tidak sportif itu. Apalagi ketika ada petasan yang dilempar ke tengah lapangan. Pas ada suara JEDARRRRRR dan terlihat ledakan petasan, GUE BENGONG LOH BOK!! First thing came from my mind was, "Hanjir, itu gimana caranya petasan masuk ke dalem stadion? Apa jangan-jangan itu ibu-ibu bunting yang mendadak melahirkan prematur tapi ternyata dia hamil petasan bukan hamil orok?". Kalo di sini mah itu namanya petasan teko. Coba diliat di bawahnya, kalo ada tulisan "Made in Cicaheum", berarti kita patut bangga produksi bangsa kita sudah berlevel mancanegara..
*salah fokus*
*dijejelin petasan sekardus*

Lanjut. Pembaca yang pindah ke link lain, saya sih bilangin aja, rugi loh gak dapet update dari saya..
*mata mengedip sebelah, pose senyum 3 jari ke arah kamera*
Tapi saya akui, permainan Malaysia juga oke. Favorit saya, Safee. Larinya kenceng, tenaganya juga kuat. Tendangannya gak pernah ragu-ragu. And, about the goalkeeper.. APA-APAAN ITU KIPER UDAH MIRIP VJ DANIEL JAGO BANGET  PULAK??! Saya bengong liat ada goalkeeper yang setangkas itu. Konsentrasinya bagus, fokusnya juga oke, dan yang paling penting, dia nggak suka maju-maju ninggalin gawang. Oh, Markus, bukannya saya gak cinta sama kamu nih, ya, tapi, kamu terlalu 'centil' nyamper-nyamperin bola. Apa biasanya sama Kiki kamu......ah, lupakan.

Lalu, tentang pertandingan hari ini, saya puas. Sangat puas. Saya nonton bareng sama Carol, Diana, Mahesa dan Rendy. Dari tempat nobar aja udah keliatan warna merah semua. Pas liat big screen(karena nontonnya di cafe, kalo nontonnya di pos RW terdekat sih saya akan nulis 'pas liat tv 14 inch dengan kualitas seadanya') GBK didominasi warna merah. Saya merinding, Gan. Pas Indonesia Raya dinyanyikan, saya merinding lagi. Pas lagi pesen French Fries, saya makin merinding. Ternyata belakangan saya ketahui, leher saya dikelitikin sama Carol. Damn you, biatch. Eh iya anyway, Carol ini masih single, loh. Umurnya 20 tahun, kulit putih, tinggi semampai, mendamba laki-laki dewasa yang bisa menghadapi dia yang banyak maunya.
*dijambak Carol, diseret, diceburin ke Sungai Nil*

Lanjut.
Pertama match mulai, keadaan sangat heboh. Gol gak gol tetep teriak. Ngerti gak ngerti tetep komentar. Oke, itu bukan saya maupun teman-teman saya, tapi penonton di belakang meja saya.
Sempet geregetan sama poninya Arif Suyono beberapa tendangan ke arah gawang Malaysia tapi gak gol dan tendangan pinalti Firman Utina yang bahkan gak nyolek tiang gawang. Tapi seperti yang sudah saya tulis pada paragraf di atas, goalkeeper Malaysia sungguh berkualitas. He plays like there's no other thing but the ball and himself. Fokusnya bagus, saya rasa dia dulunya sering bertapa di bawah air terjun di dalam kandang macan untuk melatih fokus dan awareness-nya.
*dijorokin dari puncak Gunung Himalaya*
Gocek kanan-kiri, nendang berkali-kali gak goal, geregetan sendiri, akhirnya Nasuha mencetak goal di menit keberapa saya lupa. Keadaan gegap gempita, teriakan dan histeria dimana-mana. Sempat dapat serangan balik, tapi ternyata M. Ridwan mencetak gol cantik kedua untuk Indonesia. Sekali lagi, teriakan IN-DO-NE-SIA!! membahana dimana-mana..

Well, walaupun pada akhirnya Indonesia kalah, tapi saya pribadi merasa bangga. Saya melihat pemain TimNas kita play like there's no tomorrow. Semangat banget! Dan yang paling penting adalah, gak keliatan capek atau mental down. Kalau dulu-dulu sih yang saya perhatiin, pemain Indonesia itu ciri khasnya adalah, kalo udah kebobolan satu gol, pasti langsung lemes, mainnya kayak nggak niat, males-malesan, rasa-rasanya dulu tuh kalo saya nonton bola, cuma tahan 15 menit paling lama, abis itu pindah nongkrongin Fitri sama Farrel yang bersatu menyatukan cinta mereka. Karena ya itu, pemain Indonesia cepet capeknya, mental juga cepet down.. Tapi di piala AFF ini, menurut saya Indonesia memiliki progres yang sangat sangat bagus. Banyak orang yang dari mulanya meremehkan kekuatan TimNas kita jadi heboh sendiri mengelu-elukan nama anggota tim kita. OH AND I LOVE ALFRED RIEDL! Walaupun mukanya cemberut terus, but he does a great great job to our team. Baru kali ini saya nonton kekalahan tapi tidak merasa kesal. You play good, Garuda. You did a very right thing to them, Mr. Riedl. Saya ngebayangin gimana kerasnya si Opa dalam menerapkan disiplin ke pemain-pemain Indonesia yang *uhuk* biasanya *uhuk* sangat bermasalah dengan ketepatan waktu dan kedisiplinan *uhuk*.
*disambit obat batuk*
Tapi, TimNas sudah mengharumkan nama Indonesia di mata internasional. Kita bermain 'bersih' dengan supporter yang tertib. Nggak ada tindak anarkis sedikitpun dalam menerima kekalahan. Tidak ada laser atau petasan atau barang berbahaya apapun, walaupun saya yakin setengah modar kalo ada "The Red Flare" yang dinyalakan pasca goal Nasrudin, tapi nggak disorot kamera karena Indonesia bisa didenda akan hal itu. Yah, setidaknya walaupun kita kalah, kita tidak dipecundangi oleh supporter negara sendiri DAN tidak menanggung malu di mata dunia cuman gara-gara sinar laser seiprit ATAU petasan yang belum tentu "Made In Cicaheum". Indonesia kalah, namun tertib. That's the point :')
Nah, oke ya kata-kata saya, ya? Ya? Udah cocok jadi tim penasihat PSSI dong nih ya? Apa? Nurdin Halid belum mundur? Oke, lupain aja. Saya mau jadi tukang cangcimen tetap aja di GBK. Cangcimen cangcimen cangcimen, kacang kuwaci permen..

Once again, thank you, Garuda. The whole Indonesia's really prrrrrrrrroud of you all. Indonesia for World Cup? Who'll doubt bout this? :)

VIVA LA GARUDA!! TURUNKAN NURDIN!!