19 October 2012

Bali, day 1: Sebuah kewajiban.

Hari pertama di Bali, tanpa kamu.

Saya tiba pukul 11.25 WITA, bersama kedua sepupu saya. Menunggu sebentar, tidak lama kami dijemput oleh Pak Wayan, pengantar kami. Kemudian kami berempat (Saya, Pak Wayan, Tom Cruise dan Katie Holmes yang rujuk kembali, oke saya bohong) langsung menuju hotel tempat kami bertiga (Saya, Robert Pattinson dan Kristen Stewart yang juga rujuk kembali, oke saya berbohong untuk kedua kalinya) menginap.
Saya menginap di The Kubu Hotel, di jl. Popies I Gang Sorga. BENAR, PEMIRSAH. GANG SORGA SAJAAAAA~
*pake jilbab*
Maka sebagai perempuan soleha dan bergaya hidup syariah, menginaplah saya di gang sorga ini.
*benerin jilbab yang mulai melencong terkena angin*

Sesampainya kami di hotel, saya tanpa babibu langsung ganti celana jeans jadi celana pendek dan kami langsung berangkat ke Padang-Padang Beach. Pantai! Woo hoo!
Sesampainya di Padang-Padang, saya diam.
Ingat Kadek.
Kangen.
Lalu galau sepanjang masa.
....
Foto-foto sok ceria tersimpan manis di kamera sepupu saya, kemudian saya berkata dalam hati,
"Wish you were here, K.."
AH GILA KEREN YA SAYA NGOMONG DALEM HATI AJA PAKE BAHASA INGGRIS.
*disambit kamus*
Selesai dengan kegalauan mendera, saya dan sepupu-sepupu saya lanjut ke Blue Point.
Turun dari mobil, kalimat pertama yang keluar dari mulut kami adalah, "ANJIS PANAS!"
Ya begimana gak panas bin hot bin menyengat, kami ke sana itu tengah siang bolong dimana matahari lagi dengan baik hatinya berbagi sinar untuk menerangi dunia. Jengjeng. Jengjet.
Dan tentu saja sodara-sodara sebangsa dan setanah air Indonesia Raya, kami mengurungkan niat untuk turun sepenuhnya ke blantika perpantaian Blue Point. Ujung-ujungnya, naik lagi ke atas. Cuman nggosong-gosongin kulit aja.



Habis dari Padang-Padang dan gagal Blue Point, kami meluncur ke.....ROCK BAR!
*tebar-tebar confetti*
Aslik, tadi tuh pertama kali saya ke sana. Tempatnya enak, bagus. Letaknya di bawah tebing gitu, ke bawahnya aja pake cable car. HUWOW! No wonder harga makanan dan minuman di situ mahal-mahal, buat bayar listrik cable car tuh.
*dijorokin dari atas tebing tanpa cable car*
But the price worth the view and the ambience, sih. Jadinya, saya akan memutuskan untuk kembali ke situ lagi ketika Kadek pulang nanti. Betah, ceu! :))

Habis dari Rock Bar, kami makan malam di Jimbaran. The food was so-so, but the view of the beach in such evening are beyond my expectation. Ditambah lagi ada pemain musik yang terdiri dari gitar, perkusi, dan upright bass. Mereka menyanyikan lagu-lagu lama dan romantis yang membuat suasana di malam itu menjadi lebih menyenangkan. Oh, ya. Yang lebih menyenangkan lagi, restoran yang kami pilih adalah restoran yang tepat. Kenapa oh kenapa? Karena eh karena, MURSIDAH, CEU! Perut kenyang, hati senang :))

Selesai makan di Jimbaran, kami langsung balik ke hotel. Kebetulan saya udah ada janji sama Adit dan Mas Adhi. Makan sebentar, dan sekarang di sinilah saya. Di sebuah coffee shop 24 jam di daerah Teuku Umar, berusaha memenuhi ajakan Adit untuk berkomitmen menulis , setidaknya menelurkan sebuah blogpost and here I go, menulis postingan nggak penting tentang hari ini TAPI YANG NGAJAKIN NULIS MALAH TWITTERAN DARITADI.
*sambit penggorengan french fries*

Habis ini saya nampaknya mau ngepost tentang sesuatu yang agak serius, deh. Oh, udah bubar, ya? Candil udah bukan vokalisnya, kan?
*Garing, Anita. Garing*
*kemudian postingan ini ditutup secara paksa dan anarkis oleh pembaca yang merupakan anggota ormas. Organisasi Ormas*