19 August 2010

And yes, I Miss You.


Hujan tidak begitu deras di luar, tapi angin dingin berhembus cukup kencang dari luar. Menggoyangkan origami warna warni yang tergantung di langit-langit ke kanan dan ke kiri.
Disitu, kamu. Yang baru mandi. wangi walaupun tanpa parfum. Memelukku. Lagu ini memenuhi ruangan. Menemani kita. 
She's gone,
Out of my life.
I was wrong,
I'm to blame,
I was so untrue.
I can't live without her love.

Disitu kamu, masih terdiam dan memelukku. Memandangi origami susunan kita yang masih bergoyang kesana-kesini.
In my life
There's just an empty space.
All my dreams are lost,
I'm wasting away.
Forgive me, girl.

Kamu menghela nafas. Lalu dalam satu gerakan cepat dan mendadak, kamu bangkit, lalu duduk. Dan seperti yang telah kuduga, tanganmu mulai mengepal, lalu..

Lady, won't you save me?
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.
Lady, oh, lady.

Seringai khasmu, mata sipitmu, sini sini, peluk aku lagi.
Dan kamupun melakukannya, ditambah jari-jari dari tangan kirimu yang melakukan kegiatan yang sudah sangat kuhafal: memainkan rambutku. Kamu kembali memandang ke atas, origami kita sudah mulai berkelahi. Benang yang menggantungnya mulai berkaitan. Kamu mulai bercerita mengenai harimu yang ternyata dihabiskan dengan tidur. Hayah..

She's gone,
Out of my life.
Oh, she's gone.
I find it so hard to go on.
I really miss that girl, my love.

Come back into my arms.
I'm so alone,
I'm begging you,
I'm down on my knees.
Forgive me, girl.

Dua bait kamu lewatkan begitu saja. Hey, rambutku mulai keriwelan gak jelas itu.. Tsk! Kamu tapi nampaknya tak perduli. Kamu kembali bercerita ini-itu dan mulai berkomentar tentang origami kita,"Kok jadi kusut ya, Ndut?" Ya mana kutahu, sayaaaaang! Lalu kamu mulai menyalahkan angin yang berhembus terlalu kencang di luar. Jangan kamu kutuk dia, nanti dia berhenti berhembus. Nanti aku tidak punya alasan lagi untuk memelukmu.. Biarlah benang itu saling terkait, biarlah origami-origami itu hancur sekalian. Kita bisa buat lagi, masih banyak kertas warna warni tersimpan di tasku..

Lady, won't you save me?
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.
Lady, oh, lady.

Kamu tidak melonjak bangkit lagi untuk duduk dan mengepalkan tanganmu sambil menyanyikan bait ini sekarang, tapi tetap suaramu menabuh gendang telingaku. Di pelukanmu. Melodi gitar terdengar sebagai interlude lagu ini, kamu mulai bercerita lagi tentang betapa sulitnya kamu memahami lagu ini. "Melodi gitarnya agak ribet ya, Ndut? Tapi bikin penasaran". Iya, gitarisku sayang.. Iya...

Lady, won't you save me?
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.
Lady, oh, lady.

Kamu terus bercerita mengenai ini-itu. Band-mu, mamahmu, adikmu yang merupakan temanku, teman-temanmu.. Semua yang bahkan tak dapat kamu rangkum di dalam satu bundel buku cerita. Sampai pada akhirnya..

Lady, oh, lady.
My heart belongs to you.
Lady, can you forgive me?
For all I've done to you.

Kamu peluk aku erat. Mengacak-acak rambutku yang sedari tadi menjadi 'maha karya' mu karena terus kamu pelintir-pelintir. Kamu berguling ke kanan, ke kiri, masih tetap memelukku. Tertawa lepas. Bagaimana aku tidak segitu menyayangimu, hey penyuka nasi padang?
Lagunya sudah habis diputar, begitu juga dengan nafasmu yang tersengal. Hujan sudah reda. Angin kencang tak lagi berhembus memporak porandakan origami warna-warni kita di langit-langit. "Lalu, kita ngapain lagi?" tanyaku. Kamu tersenyum, mencium keningku, lalu berbisik, "Menikmati apa yang ada sekarang".

Kamu kembali memelukku. Memainkan rambutku. Tanpa bicara, penuh rasa.

---
Iya, lagi-lagi ini tentang kamu yang sudah ada di atas sana. Terlihat terlalu dramatis, iya. Tapi setidaknya kamu tahu betapa lagu penuh teriakan ini bisa membuat saya terdiam namun tanpa isakan..