13 August 2010

Random phonecall

Jadi, begini ceritanya. Saya masih tidur. Tiba-tiba handphone saya berdering. Ada lelepon dari nomor yang saya nggak tau itu punya siapa. Siapa tau penting, makanya saya jawab.
Saya: "Halo?"
Dia: "Halo, assalamu'alaikum, Anita, ya?"
Saya: "Iya, ini siapa ya?"
Dia: "Ini irwan.."

*kalem loh dia ngomongnya, seolah-olah saya udah lama kenal dia*

Saya: "Ha? Irwan mana?"
Dia: "Irwan anak Pulogadung.."
Saya: "HA??!! YANG MANA YA??"

*mulai lupa kalo lagi puasa. Kepslok mulai gak nyantai*

Dia: "Irwan tau nomer Anita dari temen Irwan.."
Saya:"Siapa?"
Dia: "Ya gak enak aja lah ngomongnya.."
Saya: (masih ngantuk banget, gak mentingin percakapan random kayak gini) "Yaudah kalo gitu gak usah ngobrol sama gue ya. Dadah"

Lalu saya tutup telfonnya, saya tidur lagi..

Beberapa menit kemudian..

HENPON SAYA BERDERING LAGI AJA GITU. Tapi kali ini saya gak pake melek jawabnya, kesalahan fatal pagi ini. TERNYATA DIA LAGI. Krik.

Saya: "Halo"
Dia: "Anita masih ngantuk banget ya?"
Saya: "Ha? Ini siapa?"
Dia: (kalem) "Irwan"
Saya: "LAGI??"
Dia: "Enggak, Irwan Pulogadung.. Bukan Irwan lagi.."
Saya: "...."
Dia: "Anita anak *daerah rumah saya* yah?"
Saya: "Anak bapak gue"
Dia: "Anita lucu ya.. heh heh heh"
Saya: "..."
Dia: "Irwan tau nomer Anita dari Doni, anak Klender"

Oh Tuhan.. Siapa pula itu Doni anak Klender? Doni anak setan mungkin saya percaya, karena ngasih nomer orang seenaknya. Lagian, saya gak kenal Doni itu siapa.

Saya: "Nggak kenal sama dia. Siapa itu?"
Dia: "Nggak tau, Irwan cuma dikasih tau nomer anita, katanya,'Nih ada nomer cewek, jomblo, anak *daerah rumah saya*..' yaudah, Irwan telfon deh Anita"
Saya: "..."
Dia: "Anita kuliah apa kerja?"

Sumpah, para pembaca. Ini rasanya macam ceting di MIRC.

Saya: "Kuliah"
Dia: "Di mana kuliahnya?"
Saya: *menyebutkan nama kampus saya*
Dia: "Ooh, keren dong ya?"
Saya: "..."
Dia: "Anita kok galak amat ngomongnya?"
Saya: "Gak galak.. Ngantuk"
Dia: "Ooh, ngantuk.."
Saya: "..."

Ya kalo ngantuk sewajarnya dia ngomong "yaudah deh terusin lagi tidurnya, maaf ganggu ya Anita..". But instead of doing that, dia malah lanjut meng-interview saya.

Dia: "Anita kok diem aja? Apa jangan-jangan udah punya cowok kali ya?"
Saya: *ketawa nyinyir*
Dia: "Oh, udah, ya?"
Saya: *mempertahankan ketawa nyinyir*
Dia: "Waduh.. Jadi gak enak nih. Ada cowonya ya disamping Anita sekarang, ya?"

EH LO GILA AJEEEEEEE KALO ADA LAKI HARI GINI NYATRONIN GUEHHHH.

Saya: *merasa memiliki potensi untuk menghindari orang ini lalu tidur lagi* "Enggak, biasanya malem sih.."

Entah cowok siapa dan apa yang saya bicarakan, para pembaca.

Dia: "Ooh, biasanya malem? Cowoknya kerja apa kuliah, Nita?"
Saya: "Lo gak perlu tau"
Dia: "Kenapa?"
Saya: "Ya gue aja bahkan gak kenal lo, masa iya harus ngasih tau?"
Dia: "Makanya itu kan Irwan ajak kenalan biar kenal.. Boleh kan tau?"
Saya: "Enggak"
Dia: "Ih, Anita galak ya ternyata.. Tapi gapapa deh, Irwan suka sama yang galak-galak"

Percaya gak percaya, saya langsung nyesel.

Dia: "Anita, boleh dong kalo Irwan mau ngajak ketemuan?"
Saya: "Mau gue jawab jujur apa bohong hayooo?"

Saya pun menjadi sok ramah. Pueh.

Dia: "Hah? Ya jujur laaaaah"
Saya: "Gak tertarik"
Dia: "Ap... Maksudnya?"
Saya: "Iya, lo minta gue jujur,kan? Gue gak tertarik untuk ketemu sama lo"
Dia: "Kok gitu sih Anitaaaa?"

SUMPAH SOK MANJA. Geli saya.

Saya: "Iyalah. Puasa gak boleh bohong kan? Ya gue jujur, gak tertarik untuk ketemu sama lo"
Dia: "Aih.. Anita ngomongnya pahit juga ya.."
Saya: "Ya makanya minta sama si Doni yang mahadewa itu aja buat cari perempuan lain yang lebih ramah, ya?"
Dia: "Ya gapapa deh, Irwan suka tantangan.."
Saya: "Gue gak suka ditantang"
Dia: "Ih Anitaaaaa.."

TETEP SOK MANJA. Pueh.

Dia: "Anita cowoknya satu kampus apa gimana?"
Saya: "Kampus gue perempuan semua.. Lo tadi bilang kampus gue keren, tapi ternyata lo gak tau apa-apa tentang kampus gue.. Gimana sih?"
Dia: "Ya, siapa tau aja gitu kan pacarnya dosen.. Heh.. Heh.. Heh.."
Saya: "Iya, gue simpenan dosen"
Dia: "Hehehehe... Anita bisa aja"
Saya: "Serius. Gue simpenan dosen"

Yak. Hening, sodara-sodara!! Bocah sok deket ini ternyata mudah sekali dibodohi oleh mind trick.

Saya: "Udah, ya, gue ngantuk"
Dia: "Anita rumahnya dimana?"
Saya: "Kan gue udah bilang gak tertarik ketemu lo.."
Dia: "Tapi nanti Irwan Insya Allah pasti bisa nemuin Anita"
Saya: "Udah pake 'Insya Allah' masih pake 'pasti'. Gimana sih pembendaharaan katanya?"
Dia: "Ya, Insya Allah dan pasti lah.."
Saya: "Gak bisa. Pilih salah satu"
Dia: "..."
Saya: "Udah, ya, ngantuk. Makasih loh telepon randomnya. Gue jadi tau hari gini masih ada yang menggabungkan kata "insya Allah" dan "pasti" dalam kalimat yang sama.
Dia: "Eh, iya, sama-sama loh, Anita"
Saya: "Ini gak muji loh."
Dia: "..."

Lalu, telponnya saya tutup. Dia gak nelpon saya lagi. Semoga dia dipertemukan perempuan yang pas oleh Doni si biro jodoh padat karya itu. Tolong Baim ya Allah..
*tarik selimut, tidur lagi*
Have a nice Friday, everyone. This is Anita posting dari balik selimut.
*ketiduran sampe maghrib, bangun tidur langsung buka puasa, gak kerja, tapi gak dipotong gaji*
TENTU SAJA ITU HANYA KHAYALAN BELAKA, SODARA-SODARA!! HA, HA, HA....
*mengigau*