"Sometimes love, don't have to end up together :) "
-My colorful sister, in this morning chat by Yahoo! Messenger-
Ada yang bilang cinta itu tidak harus memiliki. Karena ketulusan cinta saja sudah bisa membuat orang mabuk kepayang. Hayah, mabuk kepayang..
Namun ada juga yang bilang, cinta memang harus memiliki. Rasanya hampa kalau cinta aja tapi orangnya gak dimiliki. Itu obsesi, bukan cinta.
Menurut saya yang masih amatir dan sangat junior dalam mengecap hal cinta-cintaan, sebenarnya cinta ini tidak selalu spesifik. Bahwa bahkan ketika kita berjuang terseok-seok bangkit dari keterpurukan itu juga merupakan cinta, terhadap diri sendiri. Bahwa ketika kita berdoa untuk kebahagiaan orang lain itu juga merupakan cinta, bahwa ketika semua orang memilih pergi dari kampung halaman tapi kita tetap tinggal dan mati kekeringan, itu juga namanya cinta. Mati dengan bahagia pada akhirnya, eh?
Tapi, kata kakak perempuan saya ini, cinta tidak selalu harus berakhir bersama. Ketika dua orang saling mencintai, lalu bersatu, lalu menyadari bahwa mereka berpotensi untuk 'meracuni' satu sama lain, lalu memutuskan untuk berpisah, secara sadar, itu juga cinta katanya. Cinta yang dipenuhi logika. Cinta untuk orang dewasa, kata saya. Karena saya yang masih umur segini(19 tahun, UHUK!) belum bisa memahami perpisahan dan maknanya, karena cara saya mencintai masih dipenuhi intuisi, maka dari itu, di dalam tubuh ini masih terdapat yang namanya luka hati..
Have a nice Saturday, everyone :)