06 August 2010

Man with words

pic was taken from here

Saya suka gambar di atas.
Seorang perempuan, yang tersenyum karena dipeluk oleh seorang laki-laki.
Bukan laki-laki biasa, tapi, sebut saja, laki-laki yang penuh kata.
Saya, bisa merasakan perasaan perempuan itu. Dipeluk. Laki-laki yang penuh kata.
Pengalaman pribadi? Iya saya akui. Nyaman? Pasti.

Menurut saya, laki-laki dengan banyak kata di dalam otaknya, tidak selalu berakhir jadi penggombal.
Banyak kata di dalam kepalanya. Apapun bentuknya, yang jelas dia pintar. Berani juga, karena dia berani berpikir. Menelusuri hal-hal yang menjadi dasar pemikiran dan kata-kata di dalam kepalanya.
Walaupun pemikirannya tidak selalu benar, setidaknya dia mencoba. Jika salah, dia toh akan mencoret katanya(mencoret, ya, bukan menghapus) dan akan memperbaikinya, kan?
Hal ini, berhubungan dengan alat tulis yang dipilih laki-laki untuk dipakai menulis. Iya, pensil dan pulpen.
Saya suka sama laki-laki yang lebih memilih untuk menulis menggunakan pulpen daripada pensil. Kenapa? Karena laki-lai yang menulis memakai pulpen, menurut saya, adalah laki-laki yang berani menerima kesalahannya. Gentle. Karena kesalahan penulisan dengan pulpen akan terlihat, dan perbaikannya juga akan terlihat. Coba bandingkan dengan penulisan menggunakan pensil yang akan bersih begitu saja jika dihilangkan dengan penghapus. Orang tidak akan tahu kesalahan penulisannya dimana, yang disajikan hanya hasil yang sempurna, tanpa tahu proses sebelumnya.

Jadi intinya, laki-laki itu tidak harus pintar, yang penting berani berpikir dan punya otak untuk menyimpan banyak kata dan pikiran, ya kan?
Dan untuk kalian, para laki-laki, dunia ini terlalu sempit dan waktu terlalu sedikit untuk dibuang. Jadilah dewasa, jangan bergumul dengan hal-hal yang itu-itu saja. Bukalah mata, karena di depan kalian, ada dunia yang penuh dengan rasa dan warna. This is Anita, seorang blogger yang kecantikannya berkilauan bagaikan permata.

*disambit tomat busuk sama pembaca*